Rebek22Avatar border
TS
Rebek22
Sedekah yang malah menambah angka pengangguran


Apa lah artinya uang seribu rupiah? Bagaimanapun, biaya untuk menggunakan toilet umum saja sudah dua ribu rupiah, untuk membuang hajat saja kurang apa lagi untuk membeli makanan bukan? Karena di anggap tidak berati, sering kali kita memberikan uang tersebut kepada para pengemis. Rasanya saya sangat jarang melihat orang yang mau memberi uang kepada mereka dengan nominal yang lebih tinggi dari pada itu.

Nah sekarang kita beralih ke pembahasan lain. Pengemis, menurut kalian apa definisi dari pengemis? Kalau menurut saya, pengemis adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan sehingga menyambung hidup dengan uluran tangan orang lain.

Pernah berfikir begini. " Ngapain sih lu minta-minta, gue udah capek-capek kerja lu enak baget tinggal minta? "

Menurut saya pemikiran itu tidak ada salahnya, namun bukan berarti saya membenarkannya. Uang yang kita berikan kepada mereka akan dihitung sebagai sedekah, yang sebagai mana kita tahu sedekah lah yang akan selalu melancarkan rezeki. Oleh sebab itu, kita sangat di anjurkan untuk bersedekah.

Nah, di sini letak permasalahannya. Kita memang di anjurkan bersedekah, namun sedekah itu ada caranya.
Ringan tangan untuk menberikan sedikit uang pada pengemis memang perbuatan yang mulia. Namun pernah kah anda menyeleksi, pengemis seperti apa yang kira-kira layang untuk menerima uang anda?
Jika yang meminta sedekah adalah seorang kakek-kakek yang sudah begitu renta, atau orang yang memiliki cacat fisik, menurut saya mereka memang layak untuk menerima sedekah. Bagaimanapun mereka termasuk orang-orang yang sudah sulit untuk bekerja dan menafkahi diri sendiri.

Bagaimana dengan mereka yang masih muda dan gagah namun sudah meminta-minta? Mereka masih sangat mungkin untuk bekerja. akan tetapi kenapa mereka malah memilih untuk meminta-minta?
Walaupun demikian, pasti ada saja yang tetap memberi mereka uang. Dan Jika di tanya kenapa, pasti jawaban seperti ini lah yang akan saya dapat " Udah sih biarin aj, orang cuman seribu. Mau dia pakek buat mabok kek, atau apa kek. Itu mah urusan dia sama Allah, yang penting niat gue sedekah "

Delapan dari sepuluh orang akan menjawab seperti itu. Ya, ungkapan tersebut tidak lah salah. Ada orang gak di kenal tiba-tiba minjem golok ke kita, terus kita kasih pinjem, gak tau dah buat apa, mau di pake buat nodong kek, atau bacok orang kek, itu mah urusan Allah, yang penting niat gue nolong. Yang penting niat.....
Sekarang kita coba main logika.

Ada seorang pedagang asongan menawarkan kita dagangan miliknya yaitu aqua gelas. nah kita nolak tuh buat beli dagangan tersebut. Setelah itu ada pengemis yang badannya masih gagah dateng ke kita buat minta sedekah, kita kasih lah dia seribu. Lalu si pedagang asongan ngeliat dan mulai berfikir " Enak baget ya dia, gak modal apa-apa dapet seribu, sedang kan saya, kalau nih aqua gelas kejual paling untungnya gak lebih dari tiga ratus perak , apa besok gue ngemis aja ya? " Awalnya masih niat doang, tapi lama kelamaan pedagang asongan itu pun menyerah dan beralih profesi menjadi pengemis.

Apa kah berlebihan jika saya bilang sedekah anda menambah angka pegangguran di Indonesia? Sembilan dari sepuluh orang pasti akan menghujat pendapat saya.

" Ya, enggak gitu lah, masa sedekah nambah angka pengangguran "

Bro, yang harus di garis bawahin tuh caranya bukan sedekahnya. Apa salahnya kita beli dagangan si tukang asongan? Gak butuh-butuh amat juga beli aja. Itu juga termasuk sedekah, pas beli niatin " Saya mau beli dagangan si tukang asongan bukan dengan maksud menghambur-hamburkan uang untuk beli barang yang enggak di perluin, tapi biar si tukang asongan bisa terus nyambung hidup dari berdagang "

Kasus lain, nih ada Spg rokok nawarin kita buat beli produknya sampe mohon-mohon. Udah beli aja, biarpun kita bukan perokok, kasih tuh rokok ke tetangga yang ngerokok, biar jadi sedekah ganda. Di sisi lain kita nolongin SPG nya nyampe target, biar gak di pecat. Bayangin kalau ampe tuh SPG di pecat eh dia malah milih jadi pramuria buat nyambung hidup gimana?

Ada orang jualan pisang di gerobak, dan dagangannya masih banyak padahal udah sore, udah beli aja tuh pisang, walaupun lagi gak butuh-butuh amat. Kasihan abang-abangnya kalau pulang gak bawa uang, karena bisa aja anak istrinya baru bisa makan setelah pisangnya ke jual. Ajak teman-teman kita buat beli, atau kalau emang rejeki kita lebih, borong sekalian tuh pisang si bapak

Itu juga termasuk sedekah. Emang uang yang keluar lebih banyak, tapi ingat Allah bakalan ngejamin rezeki orang-orang yang bersedekah. Ketimbang kita ngasi si pengemis yang padahal masih gagah, masih kuat kerja, tapi malah ngemis.
Entar dia ke enakan, terus mikir " Enakan gini, bisa dapet duit, tapi gak usah kerja keras ". Eh dia ngajak temennya buat ngemis juga, nambah lah angka pengangguran. Pedagang-pedagang asongan yang liat pada iri, dan ngikut lah mereka ngemis, nambah lagi angka pengangguran. Entar yang kita salahin pemerintah juga...

Emang gak pada ngerasa apa, kalau kita lagi makan di warung pinggir jalan tuh makin banyak pengamen atau pengemis yang datengin kita? Saya menghitung sekurang-kurangnya ada tiga pengemis yang nyamperin saya kalau lagi makan di pecel lele.

Gilanya lagi, saking banyaknya orang yang minat jadi pengemis. Makin banyak tuh, modus-modus buat minta sedekah ke orang-orang. Dari orang yang ngaku di kirim sama panti asuhan buat minta sedekah lah, jadi ustad jalanan yang koar-koar masalah agama di pinggir jalan sambil ngulurin jaring serokan yang biasa di buat mancing, penyewaan bayi buat di jadiin properti ngemis bahkan sampai penyewaan orang cacad buat nemenin minta-minta biar yang ngasih tambah banyak.

Salahkah saya jika mengatakan semua yang terjadi di atas tadi karena cara sedekah orang Indonesia yang salah? Sekarang susah banget rasanya ngebedain mana yang benar-benar membutuhkan dan mana yang tidak.
Gimana cara ngatasinnya kalau begini, yang ekstrim, kompakin tuh seluruh Indonesia tidak ada lagi yang boleh memberi sedekah pada pengemis. Kalau udah begitu pasti bubar dah tuh pasti, dan gak ada lagi yang mau jadi pengemis. Tapi mereka yang benar-benar membutuhkan jadi kasihan, karena semua di pukul rata.

Nah solusi yang paling mudah ya satu, sumbangin harta kita ke lembaga-lembaga sosial yang jelas Atau panti asuhan, gak usah malu kalau yang bisa kita sumbangkan cuman gocap atau seratus ribu, apapun akan berarti buat mereka, dan yang pastinya jelas, uang itu akan kemana.

Sekarang banyak kok, lembaga sosial yang memberdayakan orang-orang disabilitas. di dekat rumah saya ada lembaga yang mendidik para orang-orang disabilitas ( terutama yang buta) untuk jadi tukang pijat dan urut. Serius pijetannya matap betul....

Mereka si berikan pekerjaan untuk menyambung hidup, bukan uang untuk makan semata. Sekarang juga banyak kok, panti asuhan yang memberdayakan anak-anak di dalamnya untuk membuat kerajinan yang nantinya akan di jual ke orang-orang. Lembaga tersebut mendidik anak-anak yatim untuk memiliki keterampilan yang akan bermanfaat bagi masa depan mereka.
Kalau uang kita di sumbagnkan ke pada lembaga yang tepat. InsyaAllah, harta kita akan jauh lebih bermanfaat dan bukannya malah menambah angka pengangguran, karena akan tersalurkan kepada orang yang tepat.
Mari cerdas dalam bersedekah....
Diubah oleh Rebek22 05-11-2020 02:12
kinclong007
fourkn
Junmai92
Junmai92 dan 58 lainnya memberi reputasi
57
7.9K
157
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.