NovellaHikmiHasAvatar border
TS
NovellaHikmiHas
10 Akibat Salah Mengabulkan Permintaan anak, Yang Ke 3 Menyedihkan!
Menuruti Setiap Kemauan Anak, Benarkah?


Bismillahirrahmanirrahiim

Tidak mudah menjadi orang tua, pembelajaran seumur hidup, tanpa raport tidak pula ijazah. Tidak juga ada kampus atau pun jurusan yang khusus mengkaji dan mengajarkannya.

Anak merupakan aset bagi orang tua, mendidiknya adalah keniscayaan. Meski kini, mendidik tidak semudah membalik tangan. Tidak sedikit faktor yang mempengaruhi dalam prosesnya, tetapi kita berkewajiban tetap harus memperjuangkannya.

Suatu hari ada seorang ibu dengan begitu sabar menghadapi anaknya yang tengah berteriak-teriak di sebuah mall. Ibu ini sangat paham dengan apa yang tengah dihadapi, seorang anak dengan usia yang masih belia dan lucu, tetapi ia bisa begitu menakutkan ketika kemauannya tidak dikabulkan.

Si buah hati merengek meminta coklat meski baru saja sudah menghabiskan beberapa coklat dan permen, dengan sekilas saja sebenarnya tampak bahwa sang ibu tidaklah kesulitan perekonomian bahkan tampak lebih dari sanggup untuk menurutinya, hanya saja sang ibu benar-benar berharap agar anaknya belajar memahami apa yang dibutuhkan atau tidak.

Ibu tersebut ternyata paham apa tehnik yang tepat dalam mempersembahkan kasih sayang terbaik untuk buah hatinya.

Bukanlah keharusan bahwa semua keinginan anak kita untuk dituruti dan tidak pula semua orang tua seperti ibu tersebut dapat menahan diri dalam mengahadapi rengekan anaknya terlebih lagi di tempat umum, pastilah rasa malu yang ia pertaruhkan.

Hampir semua orang tua pasti akan menyayangi buah hatinya, hanya saja rasa sayang itu tidak harus dengan menuruti semua keinginan anak. Sebab dari hasil penelitian menunjukkan, akan didapati masalah besar jika hal tersebut dipenuhi dengan mudah. Diantaranya adalah:

1. Orang Tua Kehilangan Otoritas



Orang tua yang terbiasa memanjakan anak seiring waktu akan kehilangan otoritasnya dan tidak akan didengarkan oleh anak, saat orang tua tidak lagi searah dengannya.

Sulit bagi anak untuk menuruti apa yang disampaikan oleh orang tuanya, akibat orang tua yang terbiasa menuruti keinginan anak. Ini nyata dan banyak sekali terjadi di lingkungan kita.

2. Melakukan Sesuatu Hanya dengan Iming-iming



Seorang anak, ketika melakukan sesuatu hanya dengan iming-iming di setiap hal yang mereka lakukan, hal tersebut sebuah pertanda buruk.

Mereka akan memiliki mental tidak akan memulai sesuatu kecuali disuap dengan uang, mainan atau sejenisnya. Baginya segala hal harus dengan pamrih.

Keadaan tersebut adalah kebiasaan yang buruk, dimana ujung-ujungnya akan menyusahkan kedua orang tuanya. Lagi-lagi hal tersebut banyak sekali terjadi di sekitar kita.

3. Manja dan Tantrum



Umumnya anak yang seringkali dituruti keinginannya akan menjadi manja. Ketika tidak dituruti keinginannya, maka si anak dengan mudahnya tantrum di mana pun dan kapan pun ia mau. Karena si anak mengetahui bagaimana kelemahan orang tuanya.

Seorang anak, dengan pola asuh permisif, terlalu sering dituruti keinginannya, akan merekam setiap reaksi orang tuanya.

Ketika orang tua tidak dapat menolak keinginan anak, dan anak paham betul kelemahan orang tuanya, sehingga dengan sangat mudahnya akan tantrum saat apa yang diinginkan tidak lagi dikabulkan. Pernah lihat kejadian seperti ini bukan?

4. Selalu Tidak Puas dengan Apa yang Dimiliki



Anak-anak yang cenderung mudah mendapatkan apa yang diinginkan, berefek pada kejiwaannya yang tidak mampu bersabar. Tidak sanggup meredam apa yang tengah diinginkan.

Seringkali baginya rumput tetangga lebih hijau. Ia akan selalu berusaha menguasai orang-orang atau teman di sekitarnya.

Bisa kita lihat anak-anak di sekitar kita yang akan mudah sekali menginginkan milik orang lain, meski di tangannya tengah memegang barang serupa. Ia tidak akan pernah puas dengan apa yang telah dimiliki.

Bahkan, ada yang secara diam-diam mengambil milik orang lain, demi memenuhi keinginannya.

5. Tidak Peka



Anak dengan kebiasaan dituruti, maka cepat atau lambat si anak menjadi anak yang tidak peka dan tidak mau membantu kesulitan orang lain. Dia akan menjadi pribadi yang sulit untuk ringan tangan.

Jiwa egonya akan lebih menonjol, empati tidak dimiliki. Apa yang ada di benaknya hanya bagaimana dirinya puas, cukup, dan bahagia. Dia tidak akan peduli dengan orang di sekitarnya.

6. Membuat Orang Dewasa Menuruti Keinginannya



Seringkali anak-anak seperti ini tidak mau mendengarkan teman-teman mereka dan juga orang dewasa di sekitarnya. Ia hanya ingin dan mengharapkan hanya dirinya saja yang berhak untuk didengar setiap saat.

Tentu saja, anak seperti itu tidak akan dapat bersosialisasi dengan baik. Karena baginya, lingkungan sekitarnya tidak dapat mengabulkan setiap keinginannya.

7. Memanfaatkan Rasa Malu Orang Tua.



Di saat anda berada di tempat umum, anak-anak belajar bahwa orang tua akan menuruti keinginannya.

Apabila orang tua pernah merasa malu dan menuruti keinginan anak di depan umum, maka si anak akan menggunakan cara seperti itu, setiap kali ada yang ia inginkan. Dengan cara seperti apa pun, berakibat orang tua malu, ia tidak pedulikan itu.

Baginya yang terpenting adalah semua keinginannya terpenuhi. Ia tidak peduli bagaimana kondisi orang tuanya saat itu, atau kesepakatan apa yang telah dibuat bersama sebelumnya.

8. Sulit Untuk Berbagi



Berbagi adalah sebuah konsep yang dikuasai anak berusia 4 tahun. Namun jika anak terbiasa dimanjakan, maka anak seperti ini akan kesulitan dalam bersosialisasi.

Ini akan banyak terjadi pada anak yang tidak pernah dilatih untuk bersedia berbagi mainan, makanan ringan dan lain-lain dengan teman-teman atau pun saudara.

9. Kurang Bertanggung Jawab



Anak yang sering di turuti keinginannya, umumnya kurang bisa menghargai sesuatu dan sulit untuk bertanggung jawab terhadap suatu tugas karena terbiasa hidup mudah dan nyaman.

Terhadap barang yang dimilikinya pun, tidak akan dijaganya. Karena, ketika barang yang dimilikinya rusak atau hilang, ia akan dengan mudah memperolehnya kembali dengan cara meminta secara instant kepada kedua orang tuanya.

10. Sulit Bergaul



Anak yang selalu mudah mendapatkan yang diinginkan, maka ia akan merasa orang di sekitarnya akan mengancam keberadaan miliknya.

Sering kali ia akan sulit untuk berbagi. Sehingga dalam pergaulan pun ia akan mengalami ketidak harmonisan. Karena ia akan berkuasa di hadapan teman-temannya.

Sementara orang-orang di sekitarnya justru enggan berada bersamanya. Karena selalu semena-mena dan seenaknya mengatur. Otomatis ia akan kesulitan dalam pergaulannya.

Dari beberapa keadaan seperti yang telah diuraikan di atas, maka kita perlu cara terbaik menghadapi anak yang sudah terlanjur sering mendapat perlakuan istimewa, yaitu:

1. Do'akan

Senjata terampuh bagi seorang muslim, adalah do'a. Allah adalah zat maha pembolak balik hati. Sesulit apapun menghadapi ujian anak, jangan pernah bosan, lelah atau pun putus asa dalam mendo'akannya. Pintakan yang terbaik untuk anak setiap saat, setiap waktu dan dimana pun.

Quote:


2. Minta ia Melakukan Sedikit Usaha.

Sebelum meloloskan keinginan anak, berikan ia sedikit tantangan, kemudian jika ia berhasil melakukannya, berikan hadiah atau penghargaan yang sesuai dengan apa yang tengah diinginkan.

Ingat, hadiah atau penghargaan yang sesuai dan bermanfaat. Dan yang terpenting, tetap ingatkan kepada mereka bahwa melakukan segala sesuatu itu hanya karena-Nya semata, bukan yang lain.

3. Tidak Langsung Mengabulkan.

Apabila seorang anak meminta sesuatu, apakah itu kebutuhan atau hanya sekedar keinginannya, terlebih jika ia sudah bisa diajak untuk berdialog. Maka, jangan langsung dikabulkan begitu saja.

Jangan sampai terekam kepada jiwa-jiwa anak kita, bahwa kita orang tua seolah-olah tuhan bagi mereka. Karena dapat memenuhi atau mengabulkan keinginannya.

Ketika mereka pinta sesuatu, suruh ia memohon kepada rabb penguasa apa yang ia minta dan tunda beberapa saat apa yang ia inginkan.

Apabila dirasa apa yang diinginkannya itu tidak perlu kita penuhi, maka alihkan terhadap sesuatu yang lain sehingga ia dapat melupakan apa yang diinginkannya.

Setiap saat, setiap waktu, ketika anak-anak kita meminta sesuatu kepada kita, ajarkan mereka untuk berdoa dan meminta kepada Dzat yang maha kuasa, bukan kepada kita.

4. Ajarkan Sabar

Beri waktu atau tunda apa yang menjadi keinginannya beri ia pemahaman kenapa harus ditunda. Ajarkan ia sikap sabar, tidak semua yang diinginkan saat itu, harus diperoleh saat itu juga.

Jika perlu, orang tua bersabarlah menahan rengekannya agar ia dapat belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa didapati begitu saja. Ia perlu belajar menghargai, bersabar dan berempati.

Itulah beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua dalam mencintai anak.

Menyayangi anak, tidak selalu dengan menuruti apa yang diinginkannya, sebab hal itu justru akan menjerumuskan mereka dan suramnya masa depan mereka di kemudian hari.

Orang tua yang menyayangi anaknya hendaklah bijak kapan keinginan anak bisa dipenuhi dan kapan harus ditahan bahkan mungkin harus ditolak.

Dengan menahan, menunda atau pun menolak keinginan, semua itu justru demi masa depan mereka yang lebih baik, menjadi pribadi yang mandiri, sabar, peka, penyayang, dan bertanggung jawab.

Lebih utama lagi, anak-anak kita menjadi pribadi-pribadi saleh dan beraqidah lurus. Mereka akan paham siapa sebenarnya tempat memohon mereka dan siapa pula yang sanggup mengabulkan kebutuhan mereka.

Semoga bermanfaat, dan terwujudlah anak-anak kita menjadi pribadi saleh, tangguh dan sabar.



Wassalamu'alaykum.

Tulisan: NovellaHikmiHas

Sumber gbr: google, pinterest, shutterstock

Sumber: dokpri.
Diubah oleh NovellaHikmiHas 15-01-2022 00:08
tien212700
nibrasulhaq
hugomaran
hugomaran dan 41 lainnya memberi reputasi
40
8.2K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.