Walau Tak Ikut Campur Klaim Nine Dash Line, di Masa Depan Indonesia-China Bisa Terlibat Perang /Puspen TNI


ZONAJAKARTA.COM - Klaim Nine Dash Line China di Laut China Selatan (LCS) bisa berbuah perang.

Negara-negara macam Vietnam, Malaysia, Filipina dan Brunei paling terdampak akan klaim ini.

Pasalnya teritori mereka yang sudah ditetapkan dalam UNCLOS 1982 diserobot oleh China.

Indonesia untungnya tidak terlibat dalam konflik ini.

Namun jika perang pecah maka stabilitas kawasan Asia Tenggara bisa terancam dan besar atau kecilnya dampak akan kena ke Indonesia.

Dikutip zonajakarta.com dari sebuah artikel berjudul 'Regional Leadership through Strength? : Indonesian Foreign and Security Policies in Southeast Asia' terbitan fpri.org, karya Felix K. Chang seorang peneliti di Univesity of the Health Sciences dengan fokusi penelitian di National Security Program pada 2014 silam, menjelaskan jika saat ini memang Indonesia-China relatif baik-baik saja.

Namun jika Beijing sukses dalam misi klaim Nine Dash Line maka Indonesia-China di masa depan bisa terlibat perang.

Sebab China hanya mengakui jika Natuna ialah milik Indonesia namun tidak dengan sebagian Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) negeri ini di sana.

"Indonesia berhak atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di sekitar Kepulauan Natuna," tulis Chang.

"Di zona tersebut terdapat beberapa ladang gas alam lepas pantai terbesar di Indonesia.Sayangnya, sebagian dari zona itu (lihat area arsiran di peta) juga termasuk dalam klaim Nine Dash Line China," lanjut Chang.


Arsiran menunjukkan sebagian ZEE Indonesia di Natuna Utara masuk dalam klaim Nine Dash Line China fpri.org

Seperti diketahui jika Indonesia menegaskan akan mempertahankan kedaulatannya dari gangguan siapa pun dengan cara apa pun.

Chang lantas membeberkan jika klaim Nine Dash Line sukses maka militer Beijing sudah mempersiapkan angkatan perang yang kuat seperti pembuatan pangkalan tempur di Teluk Yalong, Pulau Hainan untuk mempertahankan klaimnya sampai ke daerah sebagian ZEE Indonesia di Natuna.

Hal inilah yang bisa menyebabkan benturan militer antara Indonesia-China di masa depan.

"China telah membangun pangkalan angkatan laut utama baru di Teluk Yalong di Pulau Hainan. Pangkalan tersebut sekarang menjadi rumah bagi banyak kapal selam, kapal perusak, dan fregat terbaru Angkatan Laut China. Kapal induk baru China, Liaoning, bahkan berlabuh di sana," kata Chang.

Bahkan, lanjut Chang, pafa tahun 2013 silam Indonesia sudah melakukan latihan militer Angkasa Yudha dengan skenario merebut kembali pulau Natuna dari tangan musuh yang menandakan militer bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk.

"Angkatan udara Indonesia mengadakan latihan tahunannya di Pulau Natuna pada bulan Oktober 2013. Latihan ini mempertemukan hampir semua pesawat tempur operasional untuk latihan, termasuk lima pesawat tempur F-16A / B, enam Su-30MK / MK2. pesawat tempur, dan delapan pesawat latih / serang ringan Hawk 109/209. Latihan tersebut, yang disebut Operasi Angkasa Yudha, memainkan skenario di mana Indonesia harus merebut kembali pulau itu dari kekuatan musuh," papar Chang.


Coast Guard China Vs Bakamla di Natuna Utara, Indonesia Masih Kesulitan Usir Kapal Beijing Antara Foto

Di akhir artikel Chang menjelaskan Indonesia memang sedang menjalin hubungan lebih erat dengan Jepang dan Amerika Serikat (AS) untuk melawan pengaruh China di Asia Tenggara.

"Namun, jelas bahwa Indonesia telah mempertimbangkan kembali pendekatannya untuk melindungi klaimnya di Laut Cina Selatan. Ini telah meningkatkan hubungannya dengan Jepang dan Amerika Serikat," kata Chang.

"Tetapi jika klaim China di kawasan ini terus berlanjut seperti yang terjadi selama setengah dekade terakhir, akan semakin sulit bagi Indonesia untuk bertahan (netral)" pungkas Chang.*

Sumber :
https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...erlibat-perang


Indonesia perlu perkuat militernya