nandekoAvatar border
TS
nandeko
Bhineka Tunggal Ika, Akankah Menjadi Sebuah Kata tak Bermakna?
Bhinneka Tunggal Ika, Akankah Menjadi Sebuah Kata tak Bermakna?


Assalamualaikum Warrahmatullahiwabarakatuh

shalom

salam sejahtera

om swastiastu

namo budaya

salam kebajikan

emoticon-Nyepi




Hay hay gansis....
Bhinneka Tunggal Ika, semboyan bangsa Indonesia, yang berada dalam cengkraman burung garuda, yang berperisai pancasila.


Gansis pasti tau dong artinya kalimat itu..., tapi apakah di kehidupan bermasyarakat yang sekarang, masih menjadi pedoman Bangsa Indonesia? atau hanya sebuah tulisan tak bermakna?




Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari sebuah kakawinjawa kuno, yaitu Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular, pada masa Kerajaan Majapahit.
Kakawin ini istimewa, karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.


Quote:


Kita tahu bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali Suku,Ras,Budaya, dan masing masing tempat,daerah/pulau memiliki adat dan tradisi masing masing. Dan ada 6 agama yang saat ini diakui yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

emoticon-No Sara Please


M.Yamin merupakan tokoh dimana yang pertama kali mengusulkan kepada Ir. Soekarno agar Bhinneka Tunggal Ika“berbeda – beda tetapi tetap satu jua” tersebut dijadikan semboyan negara Indonesia.


Namun sayangnya, saat ini ibu pertiwi seperti sedang merintih, menahan perih akibat ulah anaknya sendiri. Saat ini toleransi di Indonesia rasanya sedang dinodai, sehingga memudar perlahan namun pasti.


Yang perlu digaris bawahi bahwa mencuatnya intoleransi di Indonesia adalah bentuk nyata dari dominasi pelaku terhadap ruang publik. Pelaku yang acap kali bertindak dengan tidak lagi diam-diam seharusnya membuat kita sadar bahwa intoleransi dekat dengan kita sehari-hari. Lagi lagi disayangkan, bahwa intoleransi seperti direstui. Dengan kita membiarkan mereka berkembang biak setiap hari mengambil oksigen toleransi dengan gagah berani. Menyeruak masuk tanpa permisi, menyalakan ambisi, menunjukkan diri bahwa merekalah aktornya.

Apabila terjadi kasus kerusuhan, serempak publik menyimpulkan adanya motif dendam, cemburu, dan spontanitas kejadian. Namun anehnya, netizen yang maha benar akan se-iya se-kata bahwa terjadi intoleransi apabila kebebasan beragama diusik dan simbol-simbol dirusak. Padahal apa bedanya kedua kasus tersbut?

Fakta menunjukkan, apabila kriminalisasi terjadi aparat akan secepat kilat mencari motif, menemukan bukti, dan tergesa-gesa menampilkan ke publik. Hal ini berkebalikan saat negara ini terjadi pembubaran diskusi, pelarangan pendirian tempat ibadah dan aktivitasnya. Mengapa demikian? Dari sinilah kita mengetahui karakter masyarakat Indonesia yang impulsif, enggan berfikir, dan menggemari spontanitas.

Tanpa mengesampingkan polemik agama dan politik yang merupakan topik segar untuk dibahas, sejarah ibu pertiwi sudah kenyang dengan adu domba juga monopoli politik yang menempuh jalan segala arah. Banyak referensi bacaan yang harusnya dibaca, namun sepertinya kita terlalu suka membaca referensi milik negara lain yang akhirnya terus melukai negara sendiri.



Mari Kita Junjung Tinggi
Bhinneka Tunggal Ika




emoticon-Ngacir

Diubah oleh nandeko 31-10-2020 16:09
jangkrikgokil
soflamz
brigadexiii
brigadexiii dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.1K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.7KThread82KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.