babygani86
TS
babygani86
Yang Sebenarnya Diinginkan Ketika Ngidam adalah Perhatian yang Tulus
Ada kisah, di suatu siang seorang ibu hamil yang sedang terjebak macet tiba—tiba saja menginginkan coklat wafer. Si suami tentu saja bingung, di tengah macet begitu, ke mana ia harus mencari dan membeli makanan yang diinginkan istrinya itu. Sang istri berkeras menginginkan makanan kecil itu, saat itu juga. Padahal mobil mereka sedang berada di 'rimba' kemacetan.

Si suami tentu saja bingung dan cemas, dan terpaksa meninggalkan istrinya di dalam mobil sendirian untuk membeli makanan yang diidamkan istrinya itu. Kontan saja puluhan mobil yang antre di belakang mobil mereka 'protes'. Klakson bersahut—sahutan. Alkisah, sang suami berhasil mendapatkan makanan yang diminta istrinya. Tapi ternyata, satu bungkus coklat wafer masih kurang. Sang istri pun meminta lagi. Pusing lah sang suami.



Untung kejadian di atas hanyalah ilustrasi iklan. Bagaimana bila benar—benar terjadi ya? Kalau kejadiannya mungkin tidak, tapi soal ngidamnya iya. Malah mungkin ada yang lebih seru daripada itu. Bukan cuma meminta wafer, tapi ada yang minta lebih aneh. Meminta mengelus kepala botak bayi 8 bulan lah, minta asinan di tengah malam lah, atau tengah malam minta dibikinkan rujak (bukan membeli). Yah begitulah ngidam atau nyidam. Ada yang bilang itu 'bawaan janin; kalau tak dituruti bisa memengaruhi kesehatanjanin, dan sebagainya. Benarkah begitu?

Asal katanya dari kata idam: bermakna mengidamkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mengidam bermakna ingin sekali mengecap atau menginginkan makan sesuatu ketika hamil muda. Masyarakat kita menyederhanakannya menjadi 'ngidam' atau 'nyidam'. Yang dimaksud 'sesuatu' di situ bias berarti buah-buahan yang berasa masam (mangga muda) atau makanan yang jarang diiual secara umum, atau menginginkan makan tertentu di waktu yang tak tepat (tengah malam buta) dan sebagainya.

Tapi kadangkala yang ingin diecap itu adalah sebuah sensasi yang terkesan aneh. Misalnya, ingin mengelus kepala botak orang dewasa, minta berfoto bersama artis, menciumi bau tanah, mendadak tak suka dengan bebauan tertentu (bau keringat suami misalnya) dan sebagainya.

Ngidam muncul lebih disebabkan karena adanya perubahan kadar hormone HCG (human chorionic gonadotropin di dalam tubuh ibu hamil. Hormon yang dihasilkan oleh sel sitotrofoblas plasenta dan dilepaskan lewat plasenta (ari-ari) ini, produksinya meningkat terutama di trimester pertama masa kehamilan (1—3 bulan pertama). Diperkirakan sekitar 55%—80% ibu hamil mengalami ngidam makanan tertentu. Dan sebanyak 45—65% ibu hamil menolak makanan tertentu.



Karena hormon juga memegang andil dalam masalah emosi (mood) maka psikis juga dianggap sebagai penyebab munculnya ngidam. Apalagi ibu hamil amat rentan mengalami ketidakstabilan emosi. Dan yang lebih penting diakui, bahwa sesungguhnya ibu hamil butuh perhatian lebih dari orang-orang terdekatnya, terutama pasangannya (suami). Tak heran kalau perilaku ngidam yang kerap membingungkan si calon ayah, juga kerap dianggap sebagai perilaku minta perhatian. Jadi bukan makanan/minumannya yang diinginkan tapi justru reaksi bingung dan perjuangan suami yang ingin dilihat ibu hamil.

Ngidam sama sekali tak berkaitan dengan janin. Logikanya begini, janin di usia trimester pertama (karena ngidam umum muncul di trimester pertama) kondisinya belum sempurna. Janin belum melakukan aktivitas apapun di dalam kandungan ibu hamil. Di periode ini janin baru masuk pada tahap organogenesis, yakni proses pembentukan organ—organ tubuh seperti jantung, ginjal atau paru-paru.

Mungkin kita mengira ngidam hanya terjadi di negeri sendiri, tapi ternyata fenomena ngidam juga terjadi di negeri barat sana. Buktinya ada buku yang menyinggung soal ini. Mengidam adalah “tanda alami tubuh'.Tubuh ibu hamil 'meminta' makanan atau minuman, karena makanan/minuman itu sudah didam-idamkan. Jadi ini hanyalah sebuah perasaan yang muncul karena dorongan sugesti.

Kalau ngidam memunculkan perilaku seperti misalnya, senang mengendus aroma barang-barang yang tergolong aneh (tanah liat, abu, tepung kanji, dsb), maka ada ada yang terjadi pada tubuh ibu hamil. Gejala ini dapat diduga sebagai gejala atau tanda ibu hamil kekurangan gizi, terutama zat besi. Jika itu terjadi, tak ada yang lain yg harus dilakukan ibu hamil selain berkonsultasi ke dokter.



Lalu apakah ngidam harus dituruti? Jawabnya bisa boleh dan bisa tidak. Boleh dituruti jika, makanan atau minuman atau perilaku yang diinginkan tidak mengganggu dan membahayakan janin serta mengganggu kehamilan. Boleh juga memaksakan kehendak ngidam, kalau tidak menyusahkan orang (suami) yang diminta memenuhi keinginan ngidam.

Jadi jika misalnya makanan atau minuman itu tergolong aneh, tapi tak membahayakan janin dan kehamilan serta tak susah mendapatkannya, boleh lah dituruti. Jangan misalnya, malam—malam minta dibikinkan (bukan beli) rujak yang pedas dengan buah-buahan lengkap. Intinya, sepanjang yang diidamkan baik dan sehat untuk janin serta kehamilan, mengapa tak dipenuhi?

Apalagi jika yang memenuhi keinginan ngidam adalah suami. Karena itulah yang sebenarnya diinginkan oleh setiap ibu hamil, perhatian yang tulus dan perlakuan yang penuh kasih sayang. Kalau semua ini didapatkan ibu hamil, boleh jadi ngidam malah tak muncul sama sekali. Tapi kalau tetap saja muncul keinginan ngidam, pandai—pandai ya mengendalikannya.


Quote:





Spoiler for Referensi:


Diubah oleh babygani86 20-09-2019 02:42
kudanil.laover.powersiapika
siapika dan 2 lainnya memberi reputasi
3
3.5K
46
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.2KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.