Tepat hari ini, 3 tahun lalu terjadi peristiwa yang menggemparkan dunia sepak bola Indonesia. Choirul Huda, kapten Persela Lamongan saat itu meninggal akibat bertabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues saat menjamu Semen Padang.


Sumur

Semua itu adalah kecelakaan. Setelah peristiwa naas tersebut, performa Rodrigues pun anjlok. Jauh dari performa terbaiknya. Mungkin ada andil hujatan netizen serta perasaan bersalah. Tapi, apapun itu fans sejati paham bahwa kejadian tersebut adalah kecelakaan dan tetap mendoakan yang terbaik untuk Rodrigues.

Kembali ke Choirul Huda, penjaga gawang yang tetap setia sepanjang karir profesionalnya bersama Persela Lamongan ini dikenal karena aksi-aksi heroiknya dalam mempertahankan gawang Laskar Joko Tingkir.



Aksinya diatas lapangan adalah salah satu alasan Persela mampu bertahan di kasta teratas kompetisi sepak bola Indonesia. Bahkan sempat beberapa kali Persela meramaikan persaingan papan atas Liga Indonesia, yang pada saat itu masih mengusung nama Indonesia Super League (ISL).

Dibawah ini ada cuplikan beberapa penyelamatan Choirul Huda yang dirangkum oleh fans. Cekidot gansis.


Penulis buku "Sepak Bola: The Indonesian Way of Life", Antony Sutton ikut berkomentar mengenai Huda. Dia bertemu Huda beberapa kali dalam rangka penelitian untuk menulis bukunya.

" Dia berhasil mewujudkan mimpinya. Dia bermain untuk tim daerahnya. Dia bahagia untuk dirinya dan daerahnya. Dia seorang legenda, a one-club man.

Ambisinya setelah pensiun adalah menjadi pelatih kiper Persela.

Dia tidak pernah ribut. Dia mencintai apa yang dilakukannya dengan caranya sendiri. "

Pemain dan pelatih datang dan pergi. Namun Choirul Huda selalu di sini (Lamongan).

Walau ada juga yang bilang bahwa dia dulu bertahan semata karena status Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemkab Lamongan. Apapun itu, tidak mengubah fakta bahwa Choirul Huda adalah one-club mandan legenda Persela Lamongan.

Doa kami menyertaimu, kapten!

=====