Kebebasan berpikir itu adalah hak semua orang, tetapi memaksa orang untuk mengikuti pikiran anda itu adalah kesalahan besar.

Pandangan politik itu pastinya berbeda-beda tentunya ada pro dan kontra dan ada oposisi serta koalisi, dan perbandingan itu sendiri sebenarnya sudah tindakan yang benar dalam menjaga kedaulatan negara harus ada pengawas kebijakan pemerintah yaitu oposisi.

Setiap perubahan kebijakan yang umumnya merugikan negara terutama hak rakyat, wajar-wajar saja ada gerakan demonstrasi dari kalangan masyarakat dan pelajar tingkat tinggi/mahasiswa, agar pemerintah bisa mengkaji ulang atau dimusyawarahkan secara bersama dengan oposisi serta mahasiswa bagaimana solusinya terbaiknya.


Akan tetapi, bila tujuan demo hanya untuk kepentingan sebagian elit orang yang haus kekuasaan atau ada kepentingan khusus, tentu unjuk rasa tersebut sudah jelas arahnya sudah melenceng jauh dari tujuan demo sebenarnya.

Yang jadi masalah adalah bagaimana cara pikir mereka mengatakan "Dia Akan Pulang Untuk Memimpin Revolusi", apakah negara ini sedang krisis moneter atau ada perang saudara? Kan hanya masalah UU Cipta Kerja saja yang masih bisa dirundingkan kembali, toh uji materi juga belum dilakukan jadi kita tidak tau siapa yang diuntungkan atau sama-sama diuntungkan.

Mungkin tujuan utama mereka adalah hanya untuk bisa memulangkan kembali si Toyib sehingga setiap hari ada unjuk rasa berjilid-jilid hingga tuntutan mereka di kabulkan?

Mungkin semua orang tau jika misi dan visi mereka sedari dulu hanya ingin junjungannya kembali ke Indonesia, dengan berbagai cara dan alasan agar ia dihapus dari daftar catatan merah dan mereka bisa menggangap ia seorang patriot dan revolusioner.


Sebelum melangkah lebih jauh perlu diketahui makna dari revolusi setelah paham baru bisa menggagasnya apakah ia layak dikatakan sebagai pemimpin revolusi atau tidak. Ya kembali lagi pada tuliasan di atas dimana setiap orang bebas berpendapat dan berpikir bebas tapi jangan jadi seenaknya.

Masyarakat bukan hanya mereka, pro pemerintah juga masyarakat tentunya tidak ada titik terang bila saling adu pintar dan menang sendiri, maka dari itu perlu musyawarah terlebih dahulu.

Definisi revolusi

Revolusi menurut saya, yang berarti mengubah institusi yang ada dengan paksa, menghancurkan institusi yang telah ada sebelumnya dan menggantinya dengan institusi baru, yang akan memastikan kemajuan bangsa sesuai dengan persyaratan peradaban sumber daya manusia.

Untuk menjadi seorang Revolusioner tentu memiliki integritas yang tinggi, gagasan dan ideologi yang sehat, mengikuti aturan yang berlaku dan tidak berat sebelah.

Jiwa revolusioner memiliki jiwa patriotisme berani menghadapi masalah demi masalah, bertanggung jawab akan tindakannya dan berpegang teguh pada pendirian.

Lantas kenapa mereka menggaungkan dia akan pulang untuk menjadi pemimpin revolusi? Salah satu jiwa revolusioner diatas saja tidak memiliki, bagaimana seorang penakut menghadapi masalah kecil bisa menjadi pemimpi.

Sedangkan yang jadi bahan unjuk rasa adalah masalah UU Cipta Kerja yang mungkin masih bisa diselesaikan secara musyawarah, tetapi yang terjadi adalah anarkisme dibeberapa titik demo. Jika tujuannya adalah untuk memperjuangkan hak rakyat kenapa harus merusak properti rakyat? Kenapa harus ada alat untuk kekerasan ditengah unjuk rasa, jelas tujuannya hanya ingin situasi kacau balau tentunya.

Yang sebenarnya membuat rusuh itu para pelaku anarkis tujuan hanya membuat chaos, yang berimbas kepada teman-teman demonstran yang tidak tau menahu aksi vandalisme mereka, sehingga citra mereka jadi buruk.

Mari para kalangan yang telah meluangkan waktu untuk aspirasi positif anda, saya pribadi mengucapkan terimakasih atas jiwa patriotisme anda yang ingin memperjuangkan hak rakyat terutama kaum buruh. Sebaiknya kita selesaikan secara musyawarah dengan pemerintah tanpa melakukan demo terus menerus yang hasilnya kita tidak tau apa isi dan keputusan UU Ciptaker tersebut jika tidak dirundingkan terlebih dahulu.

Narasi: Opini Sendiri
Referensi: Bisa Terjadi 'Revolusi' Jika Habib Rizieq Pulang saat Demo UU Cipta Kerja