boelnauriAvatar border
TS
boelnauri
Hidup Memang Perjuangan Tanpa Akhir (Seleksi, Tempa, Asah, Asih dan Mati)
“Makanya, nambang pagi sampai siang aja. Malam hari istirahat !”
Aku hanya diam tak berkata, tak mampu mengutarakan isi hatiku yg terdalam

“Kopi sakarek bg Gul” mintaku kepada pedagang kaki lima langgananku ini, sambil mengambil kuaci biji bunga matahari murahan, cemilanku untuk ngalong malam ini. Seperti biasa.
Sambil kuseruput kopi hitam, pikiranku menewarang ... Tak terasa sudah 20 tahun kuhabiskan umurku ditanah orang (yah walaupun sebenarnya aku masih keturunan daerah ini, tapi berdasarkan garis silsilah yang dianut masyarakat daerah ini, aku tak “dianggap). Sudah lebih dari separuh pula usiaku dari pertama kali meninggalkan rumah tercinta, walaupun gubuk tapi disanalah tempatku dibesarkan dan diasah untuk menjalani hidup agar dapat bertahan dari kerasnya kehidupan yang kujalani sekarang. Disanalah kawah Candradimuka ku.

Pandemi ini memang begitu mengguncang, jangankan kami yang biasa, bahkan sekelas pengusaha pun berasa dampaknya.
“Bukan ku tak berusaha, bukankah nampak oleh mata dan kepalamu sendiri!” Terkasar ucapanku meluncur kepadanya.
“Iya, tapi mana hasilnya !!!”
“Zonk !!! Jangankan untuk membiayai yang lain, bahkan untuk membeli BBM pun masih kurang, setiap hari !”
“Alasanmu selalu gagu atau sewa yang tak ada !!!” Berondongan kalimat keluar dari mulut manisnya, ya manis ... jika hatinya sedang tidak galau, manis untuk dikecup jika gulana tidak sedang menghinggapi, dan bagaimana pula tidak manis jika itu adalah hasil pilihanku sendiri.

Jarum jam tepat diangka empat, “Sudah jam 16, tapi belum juga pulang” batinku.
Sungguh diriku sedang berdilema, terngiang lagu legendaris Pance F. Pondaag - Demi Kau dan si Buah Hati serasa selaras dengan perasaan diri ini.
Pukul 17.30 kudengar gerbang kontrakanku berbunyi tanda seseorang membukanya, kulongok kan kepala dari tempat ku berbaring sambil berharap yang datang adalah yang kutunggu-tunggu. Dan ya, syukurlah demikian adanya. Tampak bidadari melenggok kembali ke kendaraan kami setelah membuka gerbang tadi.
Bidadari ... ??? Ya benar sekali, karena cuma dia wanita dikeluarga kecil kami. Kedua orang buah hati adalah laki-laki, bagaimanapun memang dia yang tercantik diantara kami.
Dengan menenteng tas kain sebuah waralaba ditempat kami yang isinya penuh dengan buku dan dokumen yang aku tak mengerti, dia masuk ke dalam rumah melewati pintu yang hampir selalu terbuka karena pengapnya udara dan karena kipas angin kami cuma satu, itupun dibeli bekas pakai.

“Sudah berapa perolehanmu” tegur temanku yang baru tiba, yang hampir tak kusadari kedatangannya ke lapau ini.
“Kopi Bu, setengah seperti biasa” lanjutnya, kali ini ditujukan kepemilik warung perkataannya.
“Masih satu, hasil ngalong malam tadi” jawabku tak berselera, sambil kuhembuskan asap kematian dari benda yang kusadari celaka tapi terkadang hanya ini teman setia saat galau melanda.
“Kau bagaimana” tanyaku, “Ini baru selesai mengantarkan orderan yang ketiga” jawabnya sambil menghempaskan badan kurusnya dibangku panjang yang sedang kukuasai, duduk.
“Mulai dari habis subuh, bensin habis untuk berputar-putar, akhirnya dapatnya didekat sini juga” lanjutnya.

Teeeetttttttt ... teeetttt ... teettttttt
Jerit smartphone jadulku, pertanda ada orderan meminta untuk diselesaikan.
“Halo, jemput sesuai lokasi Kak?” Tanya ku, karena kulihat nama pemesan adalah seorang wanita.
“Iya, cepat ya !” Jawab sang wanita singkat, “Oke Kak, siap. Mohon ditunggu” balas chatku.
Kuputar kunci kontak kendaraan baru kami, yang baru setahun kuambil dengan cara mencicil. Itupun karena tergiur dengan pekerjaan ini yang tadinya menjanjikan, walaupun untuk down paymentnya terpaksa kami harus berhutang ‘kembali’.
“Ambil aja kembaliannya Bang” konsumenku berkata sambil memberikan ongkos jasa dan bergerak turun dari kendaraanku.
“Oke Kak, terimakasih banyak” jawabku cepat, lalu kulihat harga yang tertera diaplikasi ... Rp. 19.000,-, tak lupa kutatap lembaran Rupiah yang diberikan penumpangku tadi, Rp. 20.000,-. Puji syukur dan do’a kuucapkan kepada Yang Maha Esa teruntuk penumpang tersebut, yang walaupun nilainya tak seberapa tapi ini sangat berarti untukku dan kuanggap sebagai tipsnya.

-bersambung

#Pindah posisi, disini sepi dan anyep.
Terlalu besar resiko ngalong kalo berada ditempat sepi dan sendirian
bleedingscream
tien212700
IdnesAjamtaP
IdnesAjamtaP dan 4 lainnya memberi reputasi
5
860
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.