
Jakarta -
Pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja sebetulnya sudah melibatkan kalangan buruh. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengungkapkan setidaknya ada enam konfederasi besar di bidang perburuhan yang ikut terlibat selama hampir tiga pekan di bulan Juli lalu.
"Seingat saya ada enam konfederasi besar yang ikut membahas bersama kami pasal per pasal dari pagi sampai malam. Itu di bulan Juli," kata Rosan kepada tim Blak-blakan detikcom, Kamis malam (8/10/2020).
Dia mengakui ada dua konfederasi besar yang mundur di tengah pembahasan yakni Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea. Seperti diketahui, dua petinggi konfederasi ini pula yang bertemu Presiden Joko Widodo sebelum RUU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan DPR pada 5 Oktober lalu.
Dengan demikian dari total 3,4 juta pekerja yang ikut serikat pekerja di Indonesia sebanyak 75% tetap mengikuti pembahasan tripartit tersebut. Dari pertemuan tripartit memang tidak semua pembahasan disepakati. Ada pula kesepakatan dengan catatan. Namun setidaknya, imbuh Rosan, pemerintah dan dunia usaha sudah berusaha mengajak diskusi dan mengakomodasi keinginan para pekerja.
Karena itu Rosan Roeslani menyayangkan bila kemudian ada aksi unjuk rasa, apalagi sampai bertindak anarkis. Dia menduga mereka yang berdemonstrasi itu umumnya tidak membaca dengan benar materi Omnibus Law.
"Kebanyakan mereka hanya membaca dari sosial media. Misalnya soal cuti hamil dan cuti haid hilang serta tidak ada pesangon kalo di PHK. Jadi banyak informasi yang missleading alias tidak benar yang menyebar begitu cepat dan masif," ujar Rosan yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Ia mengakui terkait pesangon bila terjadi PHK memang ada pengurangan dari 32 menjadi 25 kali gaji. Tapi, kata Rosan Roeslani, jumlah itu masih tertinggi bila dibandingkan dengan di negara-negara Asean.
"Di Vietnam dan Thailand maksimum 10 kali gaji, Malaysia dan Filipina hampir 20 kali," papar Rosan.
Pada bagian lain Rosan Roeslani mengungkapkan ada kecenderungan produktivitas pekerja di Indonesia menurun justru ketika upah atau gaji mereka meningkat. Kenapa? Ikuti selengkapnya di Blak-blakan detikcom.
Sumber : ini
Quote:
Hayoloh-hayo sekarang nih para-para buruh harusnya menanyakan serikat-serikat pekerja yang menaunginya bener gak mereka menyuarakan aspirasi mereka. Wong 75 persen setuju dengan catatan gitu loo ...
Buat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea kok langkanya mirip "bemo karat" kemarin yaaa. Apa "bemo karat" mencontoh mereka atau mereka emang udah janjian demi membuat drama-drama baru di negeri ini
Emang walk out adalah satu cara dalam sebuah forum untuk mengungkapkan kekecewaannya kepada berjalannya sidang. Masih lebih fair "bemo karat" yang berulang kali muncul di publik tokoh-tokohnya menjelaskuan kenapa mereka walk out dari sidang.
Sedangkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea setelah walk out dari rapat pembahasan UU ini di bulan Juli tidak ada rame-rame apapun tuh. Baru setelah Oktober sekarang baru mereka beropini dan dengan "gagahnya" bilang memperjuangkan nasib para buruh.
Kalau ingin lebih gentle harusnya Said Iqbal dan Andi Gani langsung pada bulan Juli buka ke publik cacat-cacat dari UU baru ini.
Tapi balik lagi orang akan terlihat wahhh dan super hero bila kita sedang jatuh-jatuhnya. Jadi sebagai manusia yaaa yang berfikiran sadar aku paham kok Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea jika membuka isu itu di bulan Juli tidak akan mendapatkan apapun coba kalau sekarang
Dianggap memperjuangkan nasib para buruh (√)
Diundang keistana (√).
Mungkin ditawari posisi strategis (?)
Namanya semakin naik untuk modal 2024 mungkin (√)
Tapi sayang pak karena keeogisan kalian banyak yang menjadi korban
- mahasiswa dan buruh yang turun ke jalan
- fasilitas umum yang banyak dirusak karena demo
- hubungan pertemanan dan keluarga yang rusak karena debat pro, kontra tentang UU ini.
Jadi tolong lagi dong buat pemerintah atau piihak-pihak lain buka lagi drama-drama seperti ini. Karena rakyat rindu keributan daripada melihat drama setinggan di tv atau yutub mending melihat drama-drama para politisi yang tidak kalah dengan artis sinetron
Buat Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea kok langkanya mirip "bemo karat" kemarin yaaa. Apa "bemo karat" mencontoh mereka atau mereka emang udah janjian demi membuat drama-drama baru di negeri ini
Emang walk out adalah satu cara dalam sebuah forum untuk mengungkapkan kekecewaannya kepada berjalannya sidang. Masih lebih fair "bemo karat" yang berulang kali muncul di publik tokoh-tokohnya menjelaskuan kenapa mereka walk out dari sidang.
Sedangkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea setelah walk out dari rapat pembahasan UU ini di bulan Juli tidak ada rame-rame apapun tuh. Baru setelah Oktober sekarang baru mereka beropini dan dengan "gagahnya" bilang memperjuangkan nasib para buruh.
Kalau ingin lebih gentle harusnya Said Iqbal dan Andi Gani langsung pada bulan Juli buka ke publik cacat-cacat dari UU baru ini.
Tapi balik lagi orang akan terlihat wahhh dan super hero bila kita sedang jatuh-jatuhnya. Jadi sebagai manusia yaaa yang berfikiran sadar aku paham kok Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal dan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea jika membuka isu itu di bulan Juli tidak akan mendapatkan apapun coba kalau sekarang
Dianggap memperjuangkan nasib para buruh (√)
Diundang keistana (√).
Mungkin ditawari posisi strategis (?)
Namanya semakin naik untuk modal 2024 mungkin (√)
Tapi sayang pak karena keeogisan kalian banyak yang menjadi korban
- mahasiswa dan buruh yang turun ke jalan
- fasilitas umum yang banyak dirusak karena demo
- hubungan pertemanan dan keluarga yang rusak karena debat pro, kontra tentang UU ini.
Jadi tolong lagi dong buat pemerintah atau piihak-pihak lain buka lagi drama-drama seperti ini. Karena rakyat rindu keributan daripada melihat drama setinggan di tv atau yutub mending melihat drama-drama para politisi yang tidak kalah dengan artis sinetron