gambar

Assalamualaikum, Agan Sista.
Jumpa lagi di tread ane yang kali ini akan sedikit mengulik sedikit keindahan Kota Semarang, nih.
Berkah sehat semuanya.
Aamiin.


Dikenal dengan nama Klenteng Sam Poo Kong (Sam Poo Tong), Wihara nan megah ini terletak di daerah Simongan, Barat daya Kota Semarang. Arsitektur banginannya lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Tiongkok, China.

Nama 'Sam Poo Tong'itu sendiri memiliki makna 'Gua Tiga Orang Sakti'. Konon, sebelum dibangun menjadi sebuah bangunan yang megah seperti sekarang, tempat itu merupakan sebuah Gua batu besar yang dijadikan tempat singgah oleh sang Pelaut handal yang berasal dari Tiongkok, China, bernama Laksamana Cheng Ho.


gambar

Kala itu, Laksamana Cheng Ho adalah pemimpin dari 62 buah kapal yang berlayar dari Suzhou (China), menuju Champa, Palembang, Jawa, Srilanka hingga ke Kalikut (India). Perjalanan beliau melintasi antar benua itu dalam rangka menebarkan perdamaian di dunia.

Saat mendarat di pantai utara pulau Jawa, tepatnya di Semarang, Laksamana Cheng Ho memerintahkan untuk singgah di sebuah bukit batu dimana, di bawahnya terdapat Gua besar yang kemudian dibangun sebuah Masjid. Ternyata, Sang Laksamana telah beragama Islam meskipun banyak awak kapal lainnya merupakan Konghucu atau Taose yang memang merupakan kepercayaan yang dianut oleh mayoritas rakyat Tiongkok, China.


gambar

Pada dinding bangunan tersebut, terdapat barisan Relief yang menggambarkan kisah perjalanan/kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Hebatnya, ada 3 bahasa yang digunakan yaitu Inggris, China dan Arab. Hal ini pun jelas terlihat dari beberapa potongan ayat-ayat Al-qur'an yang bisa dijumpai dan tercatat pula angka 1401-1416, yang diyakini sebagai tahun didirikannya bangunan tersebut.


gambar

Adanya patung Sam Poo Tay Dijen di tengah altar, konon berawal dari rasa penghargaan yang diberikan oleh Laksamana Cheng Ho untuk menghormati teman-temannya yang pada saat itu memiliki keyakinan berbeda. Namun, karena bagi umat Tao dan Konghucu yang percaya akan adanya roh leluhur/arwah pendahulu atau Dewa, maka mereka pun menggunakannya untuk sembahyang.


gambar

Masuk ke dalam Klenteng, terdapat sebuah Petilasan yang merupakan tempat penyimpanan Jangkar kapal atau lebih dikenal dengan nama Kyai Djangkar. Diceritakan bahwa Jangkar tersebut merupakan jangkar kapal milik sang Laksamana Cheng Ho.

Berada tidak jauh dari petilasan, berdiri makam Kyai Tumpeng, yang adalah sang Juru masak kapal pada masa itu. Asal muasal dijuluki nama Kyai Tumpeng, konon karena sang juru masak lebih sering memasak nasi tumpeng.


gambar

Hal menarik lainnya yang dapat ditemui di bangunan yang bernuansa Islami ini adalah, terdapatnya pohon rantai yang diperkirakan berusia tidak kurang dari enam abad, sekitar 611 tahun lebih.

Saat ini, kebanyakan pengunjung yang datang ke Klenteng Sam Poo Kong untuk ziarah atau sembahyang. Keberadaannya pun dilindungi sebagai salah satu kebanggaan warga yang di miliki oleh Kota Semarang. Kita wajib menjaga kelestariannya hingga kelak anak cucu juga menikmati, tidak sekadar tahu sejarahnya saja.
Semoga.


gambar

Sekian dari ane, kurang lebihnya mohon maaf dan semoga menjadi referensi Agan Sista saat berkunjung ke Kota Lumpia ini.
Terima kasih, Wassalamualaikum.

Penulis @alunaziya
Sember dan referensi disini disini