zatilmutieAvatar border
TS
zatilmutie
Pernikahan Antara Duda dan Janda, Bisakah Tetap Harmonis?
Pernikahan Janda dan Duda Bisa Tetap Bahagia, loh!



Pernikahan impian adalah melalui seluruh sisa hidup dan menua bersama pasangan. Siapapun pasti menginginkan keindahan, ketentraman dan kebahagiaan dalam menjalani bahtera rumah tangga. Walaupun tak sedikit aral melintang, duka mendera tetapi keinginan akan pernikahan yang ideal adalah mimpi terbesar setiap pasutri.

Namun, manusia hanyalah makhluk yang berencana dan Tuhan yang menetapkan kehidupan, kematian, jodo, dan rizki setiap makhluknya. Jika sebuah pernikahan telah diperjuangkan sekuat tenaga, tapi jika takdir sudah berbicara. Hanya pasrah dan ikhlas yang kita bisa lakukan.

Tak sedikit pria atau wanita yang trauma mengalami perceraian. Bahkan begitu takut untuk meniti lembaran baru pernikahan. rasa sakit hati dan kekecewaan akan pasangan yang pernah di alami menjadi momok terbesar yang menghalangi keinginan untuk bangkit dari bayang-bayang masa lalu.


Lalu, bagaimana tips untuk membina pernikahan kedua yang harmonis?

1. Niat

Bulatkan tekad dengan niat yang bersih. Bukan untuk saingan atau pamer kebahagiaan kepada mantan. Namun, niat menikah kembali bisa dijadikan motivasi untuk meraih kebahagiaan bersama pasangan baru.

2. Belajar dari masa lalu

Pada pernikahan sebelumnya mungkin kita gagal mempertahankan biduk rumah tangga. Bisa dari saling egois, hadirnya orang ketiga atau masalah ekonomi, atau juga ketidak hadiran anak. Bisa juga dari turut sertanya mertua atau orang tua dalam kehidupan pasutri.

Ambil sisi positif yang harus kita lakukan dengan meminimalisir mengulangi kesalahan yang sama. Khususnya untuk masalah intern selain anak. Sedangkan untuk kasus belum kunjung hadirnya momongan yang perlu dicatat yaitu: bicarakan kondisi terpahit semisal tak bisa punya anak satupun dengan pasangan sebelum meniatkan ke jenjang pernikahan.

Bicarakan kepada pasangan apakah siap menerima kondisi terpahit sekalipun. Jika pasangan kita memang jodoh yang terbaik tak akan ada tuntutan untuk kewajiban punya anak. Mereka sadar jika anak adalah hak prerogatif Sang Pencipta. Manusia hanya bisa berikhtiar dan berserah diri menjalani takdir.


(Ketika kita ikhlas Allah menjawab doa kita: doc pribadi)

Dan jikapun harus berikhtiar calon pasangan kita akan sabar menjalani proses demi proses dalam upaya menjemput kehadiran si kecil. Pengalaman ane, justru di saat pasangan kita menerima dengan ikhlas kekurangan kita. Di saat itulah Sang Khalik menjawab doa-doa kita. Dengan hadirnya buah hati yang ditunggu-tunggu.


3. Hilangkan sikap overprotektif

Pada kasus kandasnya pernikahan oleh pihak ketiga. Rasa trauma dan kehilangan hal yang paling dicintai tentunya sedikit menimbulkan rasa takut. Takut akan kembali dikhianati, dan dicampakkan sudah pasti menggelayuti pikiran. Banyak yang melakukan proteksi ketat kepada pasangan agar menghidari kejadian serupa.

Namun, sikap overprotektif ini biasanya akan menimbulkan efek lain, semisal pasangan merasa terkungkung dan tak dipercayai. Lebih baik kita menjaga komunikasi dan menanamkan kepercayaan. Apalagi pernikahan antara duda dengan janda tentunya berbekal pengalaman di pernikahan pertama.

4. Fokus kepada masa depan


(Sambut masa depan dan tinggalkan bayang masa lalu: doc pribadi)


Masa lalu adalah cerminan untuk masa depan. Itulah kata pepatah yang patut kita pegang dalam meniti lembaran baru. Dalam kasus perceraian yang sudah memiliki anak, tentunya menerima anak dari pasangan alias anak tiri seperti anak sendiri adalah satu keharusan.

Memang perlu adaptasi dengan kebiasaan dan karakter anak tiri. Dekati mereka dengan lemah lembut. Perlakukan seperti teman dekat yang senantiasa membutuhkan perhatian.

5. Jangan pernah membandingkan pasangan dengan mantan


Ketika masalah datang dalam sebuah pernikahan. Terkadang emosi tak bisa terkendali, ungkapan perbandingan sikap pasangan di masa lalu sering terlontar tanpa sadar. Itu bisa menjadi salah satu penyebab makin memperburuk suasana.

Jagalah lisan untuk tak membandingkan sikap ataupun karakter pasangan dengan mantan.

6. Tumbuhkan sikap percaya diri

Hindari berpikiran buruk dan rendah diri. Tepis anggapan jika predikat janda atau duda adalah label yang negatif. Pupuk rasa percaya diri dan perbanyak bergaul dengan keluarga atau sahabat yang bisa memotivasi. Begitupun ketika memantapkan pilihan menikah kembali. Ingat kembali, jika diri kita bisa bangkit, bahagia dan saling mencintai dengan pasangan.

Tak ada istilah janda atau duda itu sampah masyarakat. Jika sampah saja bisa didaur ulang atau dimanfaatkan menjadi barang berguna. Begitupun dengan manusia, kita tak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan. Namun, bagaimana kita memperbaiki dan mejadi pribadi yang lebih baik adalah yang lebih utama.

Jalin hubungan yang baik dengan mertua dan orangtua kita. Agar menghindari turut campurnya orang tua dalam hubungan rumah tangga mungkin pilihan hidup terpisah atau mandiri bisa meminimalisir gesekan kecil yang sering mewarnai hubungan mertua dan menantu.

Pahami juga jika orangtua atau pun mertua tetaplah orangtua yang tentu hanya ingin melihat anak-anaknya bahagia walaupun mungkin cara yang mereka lakukan terkadang kurang tepat.


Sampai jumpa di thread ane selanjutnya, gansis. Semoga bermanfaat.

Salam hangat dari penjuru selatan Cianjur.

Sumber: opini pribadi
Gambar: klik
Dokumen pribadi
Diubah oleh zatilmutie 01-10-2020 14:05
cheria021
ujellyjello
tien212700
tien212700 dan 39 lainnya memberi reputasi
40
8.7K
219
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Wedding & Family
Wedding & Family
icon
8.8KThread9.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.