c4punk1950...
TS
c4punk1950...
Andai Sukarno Melawan, Ketika Di Lengserkan Apa Yang Terjadi?




Saat ini banyak pemuda Indonesia yang ingin membuka tabir gelap dari sejarah Indonesia yang seakan samar dan banyak yang ditutupi. Bahkan pembunuhan para Jendral yang hingga kini masih bingung siapa yang menghembuskan isu ada Dewan Jendral?

Banyak sebenarnya pertanyaan yang tak terungkap, mungkinkah waktu yang akan menjawab atau akan ada berbagai opini berkembang tergantung kamu berada di bagian yang mana.

Sebagai negara yang baru merdeka, tentu banyak sekali orang yang tak suka dengan cara Sukarno memimpin. Atau idiologi Sukarno yang lebih dekat dengan Rusia membuat sebagian politisi Indonesia pun gerah.



Politisi Indonesia saat itu bukan berbaju safari dan hidup mewah, tapi banyak juga yang berseragam tentara dibaliknya. Yang menarik adalah pemberontakan para perwira tentara kepada pemerintah pusat, mereka menamakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dibagian barat Indonesia sedangkan di bagian timur ada Perjuangan Rakyat Semesta atau Permesta.

Walau Permesta sebenarnya hanya ingin perubahan bukan pemberontakan berbeda visi dengan PRRI, disini kubu-kubu TNI memang bisa dibilang terpecah-pecah maka di bentuklah operasi militer oleh Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) yang digerakkan pemerintah pusat.



Sebenarnya apa tujuan PRRI/Permesta?

Simple sebenarnya, ingin otonomi daerah secara menyeluruh karena tidak puas dengan alokasi dana pembangunan, dan pada akhirnya tidak suka dengan adanya PKI yang semakin kuat di pemerintahan karena efek 1948 terjadi hal yang menyakitkan di Madiun, dimana bibit komunis tumbuh ingin mendirikan negara Soviet Republik Indonesia.

Disinilah awal mula terjadi kisruh politik antara sayap kanan (nasionalis) dan sayap kiri (komunis-sosialis), seorang pemuda menulis hal itu dengan cermat dialah Soe Hok Gie yang membuat tulisan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan.



Munculnya Nasakom dan mundurnya Muhammad Hatta karena sudah tak sejalan dengan Bung Karno pada 1 Desember 1956, juga menjadikan buruknya kondisi politik pemerintah pusat saat itu.

Kabinet Djuanda pun tak bisa berbuat banyak, walau akhirnya pemberontakan dapat dihentikan namun dukungan dari Amerika kepada PRRI/ Permesta membuat tentara Indonesia kewalahan, serangan terhadap pemberontak digerakkan oleh kolonel A.Yani yang menjadi Komandan Operasi 17 Agustus berhasil dengan sukses meredam pemberontakan para tentara yang dulunya sama-sama berjuang untuk kemerdekaan.

Pemberontakan pun dapat berakhir di tahun 1961, padahal banyak tokoh penting Indonesia seperti Natsir dan Sutan Syahrir yang ditangkap. Karena Masyumi dan PSI di tuduh berada di belakang PRRI/Permesta.



Ini civil war yang membuat tentara menjadi berkubu-kubu, lalu di tahun 1965 terjadi tragedi berdarah posisi Sukarno sebagai Presiden pun tersudut oleh supersemar di tahun 1966, lalu selanjutnya TAP MPRS Nomor IX/1966 pada 21 Juni 1966 mencabut gelar Sukarno sebagai Presiden seumur hidup.

Terlihat di masa ini kekuatan yang menaungi Sukarno sudah goyah, Anak emas Sukarno di TNI pun sudah dihabisi oleh PKI. Terdengar membingungkan karena yang meredam pemberontakan PRRI yang tak suka dengan komunis adalah Ahmad Yani, namun sosok itu pula yang dihabisi oleh PKI.

Hingga tibalah 9 Februari 1967 dimana sidang MPRS memberhentikan Sukarno lalu mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden. 

Bisa dibilang ini kudeta merangkak, tapi Sukarno hanya bisa diam hingga terbaring sakit dan ajalpun menjemput.



Pertanyaan terbesar kenapa Sukarno tidak melawan?

Analisis ane sebagai orang awam, bila saja melawan di tengah terpuruknya ekonomi, rakyat yang meminta penurunan sembako, walau kekuatan Bung Karno saat itu masih ada terutama di pihak TNI yang ada di pihaknya.

Maka negara Indonesia akan tinggal nama, bila Sukarno melawan Indonesia akan terpecah belah menjadi 2 front dan otomatis bukan hanya perang di media seperti saat ini antar buzzer adu komentar, tapi perang fisik yang luas dan tak berkesudahan.

Ketika Suharto sukses menumpas PKI namun tidak bisa menghancurkan kekuatan Bung Karno, karena Panglima Kodam Siliwangi Mayjen Ibrahim Adjie dan Panglima Kodam Jaya Brigjen Amir Machmud di Angkatan Darat menjadi loyalis Sukarno. Bahkan Angkatan Udara berkekuatan 36.000 pasukan di bawah Marsekal Omar Dhani, serta Kepolisan dengan 125.000 personel yang dipimpin Jenderal Soetjipto Joedodihardjo ditambah Angkatan Laut berjumlah 44.000 personel di bawah Laksamana Martadinata yang Pro terhadap Sukarno.



Oei Tjoe Tat menuliskan para panglima loyalis Sukarno ingin ada perintah langsung untuk melawan, namun sayang perintah itu tak kunjung datang.

Suharto sendiri di back up perwira yang cukup disegani yaitu Panglima Kostrad Kemal Idris, Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo, serta Hartono Rekso Dharsono, perwira dari Kodam Siliwangi.

Namun perlawanan tidak terjadi, jiwa negarawan Bung Karno terusik untuk itu dia hanya diam, dan menerima takdirnya ketika kekuasaan lebih condong ke blok Barat. Sukarno tak ingin Indonesia seperti Vietnam atau Korea yang terjadi perang saudara yang panjang. Ia tahu pengaruh Uni Soviet dan Amerika akan ada bila ia melawan. Ia ingin Indonesia tak terpecah belah seperti itu.



Terlihat dimasa orde baru, mereka yang dahulu menjadi penggerak PRRI/Permesta menjadi lebih sukses.

Disini gubernur Jakarta Ali Sadikin memberikan Alex Kawilarang sebagai panglima andalan Permesta menjadi wakil manajer Jakarta Racing Management, beliau mengurus pacuan kuda Pulomas.

Ventje Sumual, juga mendirikan PT Konsultasi Pembangunan sejak 1972. Yang bergerak di bidang perkapalan di timur nusantara bernama S&P Jaya Lines yang diresmikan oleh Suharto.

Masih banyak sebenarnya yang dahulu disebut pemberontak kini hidup sukses di masa orde baru bahkan hingga sampai ke anaknya pun kini punya peran penting bagi Indonesia. Seperti Sumitro Djojohadikusumo yang ikut bergabung dalam PRRI anaknya kini Prabowo Subianto sukses menjadi Jendral dan menantu Presiden Suharto, kini menjadi seorang Menteri di pemerintahan Jokowi.



Bayangkan di masa kini bila saat itu Bung Karno melawan, apakah Indonesia masih tetap ada? Percikan dualisme itu sebenarnya masih ada, tapi kita harus sadar kepentingan bersama lebih penting dibandingkan kepentingan perorangan dan kelompok, mari kita bersama membangun bangsa.

Demi kebaikan anak cucu kita nanti jangan pernah ragu untuk memupuk kedamaian dibandingkan kebencian, saya c4punk see u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik,klik, klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 01-10-2020 18:17
nyonyo2mulivwryan Limanto
ryan Limanto dan 79 lainnya memberi reputasi
78
17.5K
284
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.