Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh. Good afternoon everyone.

Alhamdulilah saya bisa kembali hadir untuk berpartisipasi di thread event ini: Seni Bercocok Tanam Versi Agan Sista.

Seperti yang telah saya katakan di awal thread ini Gansist, bisa jadi, yah, bunga ini masih jarang ditemukan di pekarangan rumah, kebun atau taman yang biasa kita lihat atau jumpai baik secara sengaja maupun tidak di lingkungan sekitar.



Oleh karena itu, baiklah, akan kita ulas sama-sama tanaman yang bunganya cukup cantik dan baunya sangat harum semerbak ini.

Ya, cempaka mulya putihatau cempaka Ambon, dikenal juga dengan white banana shrub, banana magnolia, atau white port wine magnolia. Disebut banana karena aroma bunga wangi ini mirip seperti buah pisang.

Bunga putih nan cantik ini memiliki bentuk bulat seperti telur ketika belum mekar. Berbunga tunggal, kelopaknya terdiri dari satu helai, dan berada di ketiak daun.

dokpri

Seperti saya katakan sebelumnya, bunga cempaka mulya putih ini aromanya sangat harum dan bisa ditanam baik di dataran rendah mupun tinggi. Jadi tidak perlu khawatir di daerah mana pun kita tinggal, bunga ini bersahabat untuk ditanam. Tingginya kurang lebih 30-40 centi meter. Jadi sangat cocok sebagai tanaman hias.

Media tanam yang saya pakai untuk menanam bunga ini adalah tanah humus (sesuai rekomendasi). Bisa Gansist tanam di dalam pot atau langsung ke tanah. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang cukup. So, sebaiknya tidak ditanam di bawah rindang pohon lain atau tempat yang tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup(teduh). Masalah penyiraman, pastikan tanaman ini mendapatkan pasokan air yang pas (tidak berlebihan atau sebaliknya).

Mengapa saya rekomendasikan tanaman ini, karena selain bentuknya yang indah, harum bunganya bisa menjadi aroma therapi.


Nah, itulah tadi manfaat cempaka mulya putih, salah satu tanaman hias yang menurut saya layak untuk ditanam, bahkan wajib! Hehehe. Selamat menanam.

Thank you for reading my thread and see you next thread.

Quote:

Salam cantik, sehat dan bahagia. Puspita Rini.

North Kalimantan, 29 September 2020.

Referensi 1
Referensi 2