Hal apa yang ada dipikiran Agan dan Sista ketika mendengar kata perempuan?

Sosok yang selalu berada di rumah?
Sosok yang hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah?
Sosok yang hanya diam dan takut bersuara?

Hal-hal tersebut merupakan pandangan yang masih melekat pada masyarakat mengenai sosok perempuan. Tapi nyatanya, di zaman sekarang, hal-hal tersebut tidaklah benar, GanSis. Perempuan bukan hanya sosok yang diam di rumah mengerjakan pekerjaan rumah seputar sumur, kasur dan dapur saja, perempuan bukanlah sosok hanya diam dan takut bersuara, tapi perempuan merupakan sosok yang juga bisa mengerjakan hal-hal lain di luar pekerjaan sumur, kasur, dan dapur, seperti mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan laki-laki.



Seperti Nurlina, sosok perempuan dari Kabupaten Pangkep Pulau Sabangko, yang telah melawan stigma masyarakat tentang perempuan dengan menjadi seorang nelayan perempuan sejak ia berusia 12 tahun. Lina tak pernah mempermasalahkan kalau sebagai perempuan, ia harus bekerja sebagai seorang nelayan. Lina justru memiliki kebanggaan tersendiri ketika ia bisa juga bekerja sebagai nelayan, bukan sebagai sosok perempuan yang hanya berdiam diri di rumah.

Lina memang tak pernah mempermasalahkan pekerjaannya sebagai nelayan perempuan, tapi masyarakat sekitarlah yang justru mempermasalahkannya. Masyarakat sekitar yang memiliki pandangan bahwa perempuan harus berada di rumah membuat Lina selalu dibully dengan kata “bencong” karena ia melakukan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh laki-laki.



Tapi bagi Lina, meskipun ia melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki, Lina tetap merasa sebagai perempuan yang cantik. Bagi Lina cantik memiliki arti yang luas, cantik untuk diri sendiri, cantik untuk semua orang, dan Lina juga cantik sebagai seorang nelayan perempuan.

Namun, setelah menjadi nelayan yang sukses, kini banyak perempuan di sekitarnya yang justru iri melihat Lina dan ingin mengikuti jejak Lina. Sebagai sosok perempuan yang aktif di desanya, kini Lina membuat kelompok untuk memperdayakan perempuan dengan melakukan pelatihan pelatihan, seperti membuat bakso, kerupuk dan kerajinan-kerajinan lainnya. Oh iya, belum lama ini kelompok perempuan tersebut sempat mendapatkan pelatihan ke Jogja loh. Berkat semangat yang di gaungkan Lina, kini perempuan-perempuan di desanya pun sudah menjadi perempuan yang berani, dan tidak takut untuk bersuara.

Agan dan Sista ingin mengetahui lebih jauh mengenai kisah Nurlina, Sang Nelayan Perempuan?

Langsung aja nonton Paras Cantik Indonesia Episode 1: Nurlina, Makassar - Indonesia Kaya Webseriesdi KASKUS TV!



Paras Cantik Indonesia adalah serial dokumenter pendek persembahan Indonesia Kaya yang menarasikan nilai-nilai di balik kecantikan dengan mengikuti keseharian, pergerakan, proses perjuangan, harapan dan kebaikan terhadap sesama dari perempuan Indonesia.