Ditantang Istri Atas Dua Pilihan, Keputusan Sang Suami Sungguh di Luar Dugaan!

Beranda

...

The Lounge
Ditantang Istri Atas Dua Pilihan, Keputusan Sang Suami Sungguh di Luar Dugaan!

anna1812

26-09-2020 13:16

Ditantang Istri Atas Dua Pilihan, Keputusan Sang Suami Sungguh di Luar Dugaan!

Dua insan yang memutuskan untuk menikah, tentu udah memikirkan dengan matang keputusan yang telah diambil. Segala bentuk tanggungjawab dari masing-masing pun mestinya udah paham. Seorang suami bertanggungjawab untuk menafkahi, menjaga, dan menyayangi sang istri. Begitu pun sebaliknya. Seorang istri juga mestinya paham apa tanggungjawabnya sebagai seorang istri.

Namun, apa jadinya jika seorang suami lepas tanggungjawab untuk menafkahi istrinya? Bahkan lebih memilih mundur alias berpisah daripada memberi nafkah kepada istri dan anak. Kejadian kayak gini, mungkin nggak sekali dua kali menggegerkan dunia maya. Banyak perihal serupa terjadi yang menurut ane malah bikin miris.

Seperti kisah rumah tangga seorang wanita yang diunggah melalui video tik tok. Video tersebut berisi curhatan dirinya terkait masalah rumah tangga yang dia alami. Di sana, dia mengungkapkan jika sang suami kurang bertanggungjawab dalam urusan nafkah lahir. Gaji sang suami yang sebagai kurir sebuah ekspedisi, nggak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sang istri cuma dikasih 200 ribu. Itu pun ntar diminta lagi buat ongkos. Kalo kayak gini, mah istri mana yang nggak eneg, ya, Mak. Bukannya nggak bersyukur dikasih duit segitu. Tapi kok ya masa nggak ada usaha yang lain lagi, gitu. Duit 200 ribu zaman sekarang mana cukup buat mencukupi kebutuhan. Jauuh malah dari kata cukup.

Sementara itu, si istri yang bernama Khoiroh Ummah ini juga udah bantu perekonomian keluarga. Namun, karena lagi hamil, jadi dia berhenti kerja. Selama nggak kerja, sang ayah lah yang bantu buat makan sehari-hari. Berhubung ayahnya lagi sakit, Khoiroh menggertak suaminya dengan memberi pilihan, ngasih nafkah 1 juta tiap bulan atau berpisah.

Khoiroh menggertak sang suami, bukan tanpa alasan. Tabiat suami yang nggak mau berubah (nggak mau usaha lagi) dan sering ribut yang berujung saling diamlah yang menguatkan alasan Khoiroh menggertaknya. Eh, siapa yang nyangka kalo si suami malah milih mundur, daripada ngasih nafkah 1 juta tiap bulan untuk anaknya.

Awalnya, Khoiroh nggak ada niat bercerai. Tapi karena suaminya pilih mundur dan berpisah, mau nggak mau dia harus menerima keputusan suaminya tersebut. Di sini yang jadi pertanyaan, kenapa suaminya nggak mau mempertahankan pernikahan? Bukankah udah jadi tanggungjawab dia buat menafkahi keluarga? Apa duit 1 juta itu lebih berat daripada kehilangan anak istri? Apakah dia nggak mikirin psikologis anak kalo mereka berpisah? Miris kalo dipikir-pikir, sih menurut ane. Tapi itulah yang namanya ujian dalam rumah tangga. Tetap berjuang menghalau badai ataukah menyerah di tengah badai. Semua itu kembali lagi ke pribadi masing-masing.

Kisah di atas bisa jadi pengingat buat yang mau berumahtangga, Gansis. Berumahtangga emang nggak semudah yang dipikirkan, tapi juga nggak sesulit yang dibayangkan. Asal kedua belah pihak saling memahami, pengertian, jujur dan menerima dengan lapang dada berapa penghasilan suami, insya Allah rumah tangga selamat. Poin pentingnya adalah berusaha, berdoa, dan bersyukur.

Rezeki setiap orang udah ada porsinya masing-masing. Namun, kalo manusia itu nggak mau berusaha, mana mungkin rezeki itu datang. Seperti pada sebuah ayat yang menerangkan, bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan hamba-Nya, kecuali dia mau mengubahnya sendiri. Mengubahnya sendiri di sini, dalam artian mau berusaha.

Oke, Gansis kiranya hanya itu yang bisa ane bagi pada kesempatan kali ini. Silakan dikoreksi jika ada salah kalimat. Buat yang mau sharing tips agar rumah tangga adem ayem meski ujian banyak ujian menerpa, ane persilakan. Yang penting jangan saling bully, ya. Terima kasih juga buat Gansis yang masih setia membaca trit ane hingga detik ini. Salam damai dan sampai jumpa di trit selanjutnya.

Silakan kunjungi B-Log kami bagi yang berkenan. Klik aja gambar di bawah ini, Gan.