richoandrew90
TS
richoandrew90
Tips Aman Menerjang Banjir Menggunakan Mobil
Belakangan ini hujan kerap mengguyur daerah Jakarta. Menurut keterangan dari Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta sudah ada 8 titik daerah yang tergenang banjir. Sehingga banyak kendaraan yang terpaksa menerjang banjir, termasuk mobil.

Warga Jakarta dan Depok harus berhati-hati saat berkendara. Bila harus menerjang banjir, agan harus berhati-hati menerjang banjir tidak bisa sembarangan. Aganharus pertimbangkan beberapa hal ketika menerjang banjir agar tetap aman dalam perjalanan.

8 Tips Menerjang Banjir dengan Mobil
Perhatikan Tinggi Genangan Banjir
Usahakan untuk mencari tahu seberapa tinggi genangan air di lokasi tersebut terlebih dahulu. Sebab, semakin tinggi genangan, maka semakin besar potensi kerusakan mesin yang dialami. Jika tidak terlalu menutupi trotoar, maka jalan masih aman dilalui mobil.

Pastikan tinggi genangan masih di bawah lubang knalpot mobil. Lebih tepatnya, tinggi maksimal yang disarankan yaitu sampai setengah ban mobil. Kecil kemungkinannya air bisa menyentuh bagian mesin mobil. Perhatikan juga kondisi mobil, apakah memiliki performa yang cukup baik untuk menerjang banjir?

Pilihlah Jalur Yang Tepat
Sebisa mungkin, pilih jalur terbaik yang bisa dilalui oleh mobil. Seperti, jalur yang memiliki genangan air paling rendah, serta jalur yang bebas dari polisi tidur dan kerusakan.

Cari tahu juga jalur-jalur mana yang bisa dijadikan alternatif menuju tempat yang akan agan kunjungi, ini sangatlah berguna saat dalam keadaan darurat. Siapa yang menyangka nanti ternyata genangan air tiba-tiba naik dan terjadi kemacetan?

Hindari Arus Deras Banjir
Kebanyakan, banjir terjadi karena luapan sungai seperti halnya di Katulampa. Pada umumnya, musibah banjir seperti ini memiliki arus deras yang dapat memotong lintasan jalan.

Jika memang agan melihat situasi dan kondisi ini pada jalan yang akan dilewati, segera mundur dan pilih jalan lain. Arus deras mampu menyeret siapa pun dan apapun yang ada di sekitarnya. Bahaya jika mobil agan juga ikut terseret.

Mengikuti Arah Gelombang Air
Ketika menerjang banjir, ban mobil bagian depan akan mendorong air dan menciptakan sebuah gelombang yang konsisten. Gelombang air ini akan bergerak maju dan menyisakan celah air yang lebih rendah.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Agan hanya perlu mengikuti arah gelombang dan jaga momentum agar mobil dan gelombang air memiliki kecepatan yang sama. Sehingga agan akan merasa telah menerjang banjir yang dangkal.

Jaga Jarak Aman dengan Mobil di Depan
Pastikan selalu menjaga jarak dengan mobil yang ada di depan. Jaga kecepatan mobil dengan konsistensi yang sama untuk mengurangi risiko terjebak di tengah banjir. Jangan lupa untuk meminimalisir rem mendadak, maka dari itu berkendaralah dengan perlahan saat menerjang banjir.

Selain agar kaca mobil tidak terciprat air kotor oleh mobil depan, menjaga jarak dapat dijadikan antisipasi keselamatan. Misalnya, saat mobil depan tiba-tiba berhenti mendadak karena mogok, agan bisa berbelok mendahului dengan lebih aman.

Menjaga Putaran Rendah Pada Mesin
Jalankan mobil dengan putaran mesin yang rendah sekitar 1.500-2.000 RPM, jagalah agar tetap konstan sehingga lebih mudah dikendalikan. Ini juga berguna saat air tidak sengaja masuk menyentuh mesin, kerusakan yang terjadi bisa lebih diminimalisir.

Agantidak perlu menginjak pedal kopling, biarkan mobil berjalan dengan kecepatan yang konsisten. Agan bisa menjaga posisi transmisi gigi agar tetap di gigi 1 atau L (Low).

Jangan Injak Setengah Kopling
Melepaskan injakan kopling adalah langkah yang tepat ketika menerjang banjir, ini dilakukan supaya laju mobil agan berada dalam posisi konstan dan mudah dikendalikan.

Jangan terlalu sering menginjak setengah kopling karena bisa menyebabkan kopling terbakar. Tentunya, ini sangat berbahaya bagi keselamatan agan!

Apabila Kondisi Darurat, Matikan Mesin
Manusia bisa saja melakukan kesalahan, seperti salah memperkirakan ketinggian genangan banjir yang dilewati. Jika mobil yang agan kendarai tiba-tiba bergeser sendiri (agak mengapung) di tengah banjir, Agan juga tiba-tiba mendengar bunyi aneh atau bau terbakar dari mesin mobil, jangan panik!

Satu hal yang harus agan lakukan yaitu segera mematikan mesin. Dengan begitu, risiko kerusakan pada water hammer jadi bisa diminimalisir.

3 Hal yang Harus Dilakukan Setelah Menerjang Banjir
Setelah agan berhasil menerjang banjir, agan harus mengecek pemeriksaan pada mesin mobil, seperti:

Mengeringkan Rem
Bisa dipastikan, beberapa komponen akan terkena genangan air walaupun tidak parah. Agan harus segera mengeringkan piringan rem yang basah agar daya pengereman bisa kembali seperti sedia kala.

Caranya dengan menginjak sedikit rem bersamaan dengan pedal gas selama 10-20 detik, lalu periksa dengan menginjak rem dengan tekanan normal. Lakukan sampai daya pengereman terasa lebih baik.

Mengeringkan Kopling
Selain rem, Kopling juga bisa terkena basah dan harus agan segera keringkan.

Agan bisa melakukan hal yang sama seperti mengeringkan rem untuk mengeringkan kopling transmisi. Jangan lupa untuk memeriksanya kembali, apakah kopling sudah bisa berjalan dengan sempurna atau belum.

Mengecek Fluida
Genangan air yang menyentuh bagian bawah mesin, terkadang bisa masuk juga dan bercampur dengan fluida. Oleh karena itu, periksa oli transmisi, oli mesin, dan juga minyak rem.

Fluida yang tercampur air biasanya akan berubah warna menjadi lebih keruh. Alangkah lebih baiknya, Agan segera menggantinya supaya tidak merusak bagian mesin lainnya.


Apabila mobil sudah terendam air dan mesin mobil mengalami mati mendadak, jangan coba-coba menyalakannya kembali. Segera lakukan langkah awal seperti yang dijelaskan di atas.






Sumber: tunastoyota


bedypopleighkurgnovantien212700
tien212700 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
17
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Otomotif
Otomotif
icon
27.6KThread13.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.