AndraL2403Avatar border
TS
AndraL2403
Cerita Horor - Penunggu Kampus


Foto hanya ilustrasi



Nama gue Andra. Ini adalah pengalaman pertama gue berkenalan dengan aura paling gelap. Sebenarnya, gue udah sering berhubungan dengan hal-hal kayak gini, bahkan sejak kecil udah bisa ngerasain keberadaan mereka yang nggak kasat mata.

Oh ya, waktu itu gue kuliah di salah satu universitas swasta di Jogja. Pas kelas selesai, gue nggak langsung pulang, karena mau ngerjain tugas yang bakalan dipresentasiin besok, bareng teman-teman gue, Rizal, Nadzar, dan Yoyo. Kami mutusin buat ngerjain tugas itu di kampus, tepatnya di gazebo taman depan kampus B.

Waktu mau mulai ngerjain, Rizal ternyata ninggalin flasdisc-nya di kelas, padahal back up tugas ada di dalam sana. Duh! Karena nggak ada satu pun dari kami yang punya back up lain, flashdisc itu mau nggak mau harus diambil ke kelas.
"Ambil sana, Zal, itu kan flasdisc, lu. Elu sih pake ninggalin," celetuk Yoyo.
"Iya gue ambil. Tapi temeninlah, masa gue sendiri," balas Rizal.
Yoyo tiba-tiba melirik gue. "Andra, tuh. Dia pawangnya. Hahaha."
Gue cuma membalas perkataan Yoyo dengan sebuah senyum tipis.
"Ya udah, yuk, Ndra. Keburu malem," ajak Rizal. Kami segera beranjak dari tempat duduk.
Gue sempat melirik jam tangan, saat itu masih sekitar jam 18.40. Masih belum terlalu malam, batin gue.

Sudah bukan hal yang ditutup-tutupi lagi jika kampus memiliki “penunggu”. Tapi, ketika gue ngeliat gedung B itu, auranya beda banget, lebih ke arah yang negatif. Kami berdua berjalan ke arah pos satpam yang dekat dengan parkiran gedung A. Kebetulan, Gedung A dan Gedung B berhadapan, jadi jarak antara taman ke tempat parkir nggak terlalu jauh. Waktu sampai di pos satpam, dan meminjam kunci kelas, ada salah satu tukang pembersih kampus yang nyeletuk, "Ora usah sue-sue. Ndang midun nek wes rampung." Artinya, "Nggak usah lama-lama. Segera turun kalo udah selesai.”
Kami berdua mengangguk dan menjawab, "Nggeh, Pak." Lalu, kami langsung menuju gedung B. Ketika sampai di gedung B…
"Aman, kan, Ndra?" Rizal menatap gue ragu.
"Aman. Santai aja, tegang amat, lu. Haha," balas gue sambil terkikik.
"Tau sendiri, kan, cerita-cerita yang pernah beredar.”
"Santai. Masih belum malem banget. Cuma bentar doang, kan?"
"Lu tapi ngerasain nggak?"
"Nggak. Makanya santai aja." Gue berbohong ke Rizal.
Kami udah masuk ke dalam gedung dan sedang menunggu lift. Sebenarnya gue udah ngerasain aura negatif itu ketika masuk ke gedung. Tapi gue milih buat nggak ngasih tau Rizal supaya dia nggak ketakutan.

Akhirnya kami masuk lift dan menuju ke lantai tiga. Dan kejadian aneh pun dimulai. Pertama, lift itu entah kenapa justru menuju ke lantai lima. Setibanya di lantai lima, lift terbuka dan kami ngeliat penampakan lorong yang sangat gelap, cuma ada beberapa lampu yang nyala. Kami pun bergegas menekan tombol tutup dan memencet angka tiga.




Foto hanyalah ilustrasi


"Njirrr. Tadi itu apaan dah," celetuk Rizal dengan nada sedikit ketakutan.
"Halah, mesinnya error kali. Udah, tenang aja." Gue berusaha nenangin dia.
Akhirnya, kami sampai di lantai tiga. Kami bergegas menuju kelas menggunakan flash ponsel untuk menambah penerangan, karena emang bener-bener minim cahaya banget saat itu. Di kelas…

"Buruan, Zal. Gue tunggu di sini." Gue menunggu sambil membuka pintu kelas.
"Nggak ikutan masuk?" Dia ngeliat gue dengan mimik muka yang sulit untuk dideskripsikan. Keliatan banget dia ketakutan.
"Udah. Gue tungguin di sini. Nggak ke mana-mana. Cepetan, gih." Semakin ke sini aura yang gue rasain semakin nggak enak. Napas gue terasa sesak. Gue sempat melirik ke arah kanan dan melihat lorong yang gelap. Di sana, gue melihat sosok hitam yang menggumpal, lama-lama makin besar.
"Zal, udah belum?" Gue menengok ke arah kelas.
"Zaaal?" Gue sedikit masuk ke dalam kelas dan melongok mencari Rizal. Gue kaget, sama sekali nggak ngeliat sosok Rizal. Tiba-tiba…
"Ndraaa!" suara Rizal mengagetkan Gue.
"Njirrrrr. Ke mana aja?" Gue menghampiri Rizal yang muncul tiba-tiba itu.
"Ini, flashdisc-nya udah ketemu."
"Ya udah, yuk, buruan turun." Gue kunci pintu kelas dan bergegas menuju lift. Tiba-tiba, dari arah kelas terdengar gedoran pintu. Waktu gue lihat ke belakang, gue terkejut setengah mati. Rizal yang semula berada di belakang gue tiba-tiba menghilang, dan suara gedoran dari pintu kelas itu ternyata dari Rizal. Rizal yang asli. Gue kaget sekaligus panik. Gue langsung berlari menuju arah kelas dan bukain pintunya.
"Gila, lu, ya! Lu mau nge-prank gue?" celetuk Rizal dengan nada sedikit marah.
"Udah. Nanti gue jelasin. Pokoknya simpen emosi lu dan kita harus segera keluar dari sini." Gue mengunci pintu. Untuk memastikan, gue nyuruh Rizal berjalan sebelahan. Sampai di lift, kami langsung masuk.

Ketika udah masuk dalam lift, kami dibuat kaget lagi. Posisi kami yang menghadap ke lorong gelap, membuat kami ngeliat sosok hitam, besar, dan tinggi sedang berdiri di tengah lorong itu. Gue menekan tombol tutup, tapi sialnya tombol itu entah kenapa nggak berfungsi, dan pintu lift jelas nggak nutup. Gue melirik Rizal. Dia hanya terdiam mematung ngeliat sosok itu. Aura di dalam lift yang awalnya normal, tiba-tiba berubah menjadi dingin. Alarm pertanda kelebihan muatan di lift itu juga secara mendadak menyala. Itu semakin membuat kami panik. Waktu gue ngeliat ke arah lorong, sosok itu udah nggak ada. Gue langsung menarik lengan Rizal dan keluar dari lift. Kami berlari menuruni tangga yang ada di sebelah lift itu.
Sesampainya di luar gedung…

"Gila! Baru pertama kali ini gue ngeliat begituan." Rizal tersengal-sengal napasnya karena habis lari. Dia langsung duduk lesu di pinggir jalan.
"Udah. Kita kembaliin dulu ini kunci, terus lanjut ke Gazebo." Gue menyusul duduk di sebelahnya.
"Bentar, gue masih gemeteran."
Gue melirik Rizal. Dia tampaknya syok dengan kejadian tadi. Sejujurnya, gue pun sama, karena belum pernah diganggu dengan aura yang sangat negatif sebelumnya. Sepertinya gue harus berhati-hati kalo terjadi hal kayak gini lagi.
Setelah sedikit tenang, kami langsung menuju pos satpam untuk ngembaliin kunci. Kami juga langsung menuju Gazebo untuk nyelesain tugas. Gue dan Rizal sepakat untuk nggak membahas yang tadi di depan Nadzar dan Yoyo. Takut mereka parno.

Di tengah ngerjain tugas, gue kebelet dan pergi ke kamar mandi. Ternyata…



Mau tau kelanjutannya?
Jangan lupa untuk tetap mengikutiku dan menanti cerita selanjutnya.
Di tunggu yaaa..
Selamat menikmati...
Dan jangan takut, karena mereka pasti ada di sekelilingmu.



Sumber:
Cerita pengalaman sendiri dari saya (Andra Akbar)
Sumber foto:
Hanya ilustrasi dari pexels
bleedingscream
x.pong.ah
tien212700
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2.4K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.