i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Mencekam! Video Bentrok Antar Perguruan Silat di Madiun Bikin Geram Netizen


Mencekam! Video Bentrok Antar Perguruan Silat di Madiun Bikin Geram Netizen

SuaraJatim.id - Beredar video bentrok antar perguruan silat di Kota Madiun. Video berdurasi 5 menitan itu menggambarkan suasana bentrok yang diduga antara PSHT dan PSHW.

Bentrokan terjadi malam ini di kawasan Jalan Raya Trunojoyo, Kota Madiun. Dalam video yang viral tersebut nampak iring-iringan sepeda motor meraung-raung, lantas terdengar bunyi teriakan-teriakan orang tawuran dan lemparan batu ke arah tugu salah satu milik perguruan silat.

Beberapa video juga menunjukkan anak-anak muda kocar-kacir karena mendapat serangan. Orang-orang tua, muda, perempuan dan anak-anak nampak berlarian menghindari bentrokan tersebut.

Video ini diunggah salah satu pemilik akun Facebook bernama Ki Narto Sapdo. Diunggah beberapa jam lalu, video ini langsung saja diserbu komentar netizen.

Banyak di antara komentar yang menuliskan harapan agar kedua perguruan pencak silat terbesar di tanah air ini berdamai. Hal ini wajar mengingat PSHT dan PSHW sejauh selalu saja terlibat bentrok. Tidak hanya di Madiun, di beberapa kota lain juga.

Misalnya komentar dari pemilik akun bernama MustaQim Punkyangtaat. Dia menulis begini: "Bisa diselesaikan dgn damai cara baik2.klau gk bisa yaa sambung aja tunjukan jurus masing2,dan kluarin pendekar yg kuat,,yg kalah harus ngakuin kekalahannya... Itu baru pencak silat, jgn tawuran kyk anak2 sekolah yg rugi juga warga sekitar,.."

Lalu pemilik akun FB lainnya bernama Iman Tanjung berkomentar geram: "Bukanya jiwa silat itu jiwa yg ksatria ya, kok ini malah tawuran."

Pemilik akun ini tidak kalah geram. Namanya Nurul Hidayati yang menulis komentar seperti ini: "Pendekar bodoh tdk bisa menaklukan emosi masing masing. Lebih baik byk belajar ilmu agama lebih manfaat ke sesama manusia. Dari pada jdi pendekar tapi bikin kerusuhan masyarakat menjadi takut dan tidak tenang."

Video ini pun belakangan ikut memanasi para pendekar di kedua kubu, terutama grup-grup media sosial kepengurusan cabang daerah lain. Hal ini nampak dari komentar-komentar grup media sosial kedua perguruan yang ber-home base di beberapa kabupaten dan kota.
sumber

************
Diantara kaskuser pasti ada yang masih menjadi siswa atau mungkin sudah menjadi warga SH.

Ini bukan untuk mencari siapa yang salah siapa yang benar. Dalam posisi ini keduanya jelas salah.

Kasus perusakan tugu perguruan, entah itu dihancurkan, dirusak, atau dicoret-coret dengan cat semprot, bisa dilakukan oleh siapa saja. Bisa dari anggota perguruan yang berseteru, bisa juga dari perguruan lain diluar rivalitas keduanya, bisa jadi justru dilakukan oleh pihak ketiga diluar sebuah perguruan hanya untuk mengadu domba.

Namun seharusnya kasus-kasus perusakan tugu perguruan, tidak diselesaikan secara barbar dan tidak beradab seperti ini.

Sebuah perguruan silat, mengajari para pendekarnya bukan hanya ilmu beladiri, ilmu kanuragan, atau ilmu dunia, tapi juga mengajari ilmu bathin yang penuh filosofi. Lantas filosofi apa yang diambil dari bertahun-tahun berguru jika hanya bisa melahirkan para pendekar yang abai terhadap orang lain, terhadap masyarakat, membuat ketakutan, dan membuat kerusakan? Filosofi apa yang diambil dari sebuah bentrok tawuran massal dengan menggunakan batu dan kayu?

Sejatinya, PSHT dan PSHW adalah saudara kandung yang lahir dari rahim yang sama. Punya jurus inti yang sebenarnya mendekati sama. Punya jurus dasar silat yang sama. Kenapa harus selalu berseteru? Jika bukan karena sifat keakuan, lantas apa yang jadi pembenaran? Aku lebih hebat. Aku lebih besar. Aku lebih banyak. Ini yang sebenarnya melatari perseteruan perguruan pencak silat.

Bisa dibayangkan, setiap tahun, setiap ada pengesahan warga perguruan, pengawalan dari aparat itu jauh melebihi pengawalan akan kedatangan seorang Presiden! Bukan untuk menjaga keselamatan yang dikawal, tapi justru lebih mengutamakan keselamatan para masyarakat yang akan dilalui oleh rombongan anggota perguruan. Ini aneh sekaligus lucu. Artinya, rombongan anggota perguruan justru dianggap sebagai momok yang menakutkan.

Jika ada anggota perguruan yang mengatakan bahwa hal ini adalah kelakuan oknum, cobalah dipahami. Kejadian-kejadian yang terus berulang ini bukan dilakukan oleh satu atau dua anggota perguruan saja, tetapi dilakukan oleh ratusan anggota perguruan. Apakah ini bisa disebut sebagai oknum?

Gonjang-ganjing di youtube mengenai sebuah perguruan silat yang membuat malu silat tanah air, apakah lebih memalukan dibanding dua buah perguruan silat yang tawuran massal membuat ketakutan masyarakat?

Sementara diluar sana ada ribuan anggota perguruan bela diri lain. Ada karate, taekwondo, kempo, judo, jujitsu, dan mereka tak pernah sekalipun terdengar tawuran massal atau membuat ketakutan di masyarakat. Bahkan banyak perguruan silat lain yang baik-baik saja, tak pernah show of force.

Jika ada pepatah : Diam menakutkan, bergerak mematikan, mungkin harus ditambah dengan rombongan merusak.

Apa yang dicari wahai pendekar?
Diubah oleh i.am.legend. 21-09-2020 02:21
idhamkholid123
isu152
mulivw
mulivw dan 43 lainnya memberi reputasi
42
15.6K
406
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.7KThread40.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.