Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini banyak fenomena restoran besar yang pegawainya berjualan di pinggir jalan. Beberapa di antaranya adalah Pizza Hut dan Ta Wan dan lainnya. Mereka biasa ditemukan di jalan-jalan besar yang ramai lalu lintas kendaraan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pegawai untuk berjualan di tengah keramaian jalan.

Apakah cara ini menguntungkan bagi restoran untuk bertahan di tengah pandemi?

Wakil Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bidang Restoran Emil Arifin menilai restoran kecil bahkan hingga besar sekalipun mau tidak mau mengambil langkah tersebut. Proses jemput bola ke konsumen harus dilakukan di tengah kondisi sulit.

"Mau nggak mau dia mau dapat BEP (break event point) saja. Kalau nggak dapat BEP kan rugi. Jadi dia jualan di pinggir jalan. Gitu semua sekarang buat dapat BEP. Kalau nggak gimana dia bertahan," sebut Emil kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/9).

Hasil pendapatan dari produk yang terjual pun sebenarnya tidak besar. Uang tersebut digunakan untuk menutupi biaya-biaya tetap yang dikeluarkan, seperti gaji karyawan, biaya operasional bahkan sewa tempat restoran asal, atau beban yang tetap ditanggung meski harus berjualan di jalanan.

Padahal, uang yang dihasilkan ketika konsumen makan di tempat atau dine in sebenarnya lebih besar. Sayang, saat ini semua restoran masih beroperasi tapi kena pengetatan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti di DKI Jakarta. Di DKI Jakarta restoran tak boleh melayani dine in.

"Kalau dine in, orang nggak makan saja, terus minum ada dessert. Ada aja sampingan yang dia beli, salesnya tinggi. Kalau jual makanan tok sales nggak tinggi-tinggi amat, tapi untuk hidup buat bikin paket khusus supaya dapat BEP. Tujuannya nggak cari untung, tapi untuk survive saja," sebut Emil.

link

"Kalau dine in, orang nggak makan saja, terus minum ada dessert. Ada aja sampingan yang dia beli, salesnya tinggi. Kalau jual makanan tok sales nggak tinggi-tinggi amat, tapi untuk hidup buat bikin paket khusus supaya dapat BEP. Tujuannya nggak cari untung, tapi untuk survive saja," sebut Emil.