Ini sebuah cerita di warung kopi, seperti biasa kalau lagi nongkrong sambil sebat sebatang dua batang ada saja yang dibicarakan.

Hingga tibalah kawanku dari negeri seberang, sebuah negeri yang indah diatas awan. Alamnya elok serta rupawan namun sayang negeri itu banyak skandal kepura-puraan.

Sambil serupuutt kopi memang enak untuk bercerita, apalagi ditemani pisang goreng hangat menambah nyaman perut yang lapar untuk tenang sementara.

Tak terasa obrolan pun mulai hangat, dimana di negeri tersebut banyak yang pura-pura jadi orang baik. Mengatasnamakan rakyat untuk naik menjadi pimpinan, setelah berhasil maka mereka pun pura-pura lupa bahwa tugasnya untuk mengayomi rakyat.



Ada lagi yang pura-pura cinta tanah air, padahal cinta terhadap hasil buminya untuk digunakan menghidupi keluarganya hingga tujuh turunan. Semua dikemas dengan apik, yaitu sebuah wujud cinta terhadap produk anak bangsa, cinta terhadap tanah air padahal yang ada kapitalisme yang dijunjung tinggi dimana si kaya bertambah kaya dan si miskin memang dibiarkan mati dan beranak pinak, agar ada yang bisa dibayar murah tenaganya.

Tak sampai disitu berita yang lagi hangat tentang orang gila gaya baru yang selalu saja mengincar para ustadz, untuk sengaja di tikam, dihabisi agar ada efek kejut mungkin saja pengalihan isu negeri yang sudah mulai resesi bisa teralihkan dengan wacana orang gila.

Para psikopat yang mengaku orang gila ini tentu saja memberikan wacana yang sangat hangat untuk dikulik, bukan hanya satu kali kejadian orang gila yang menyerang para ustadz.



Ustadz saat ini memang akan banyak dikejar oleh orang gila, untuk itu adakalanya orang gila dibina oleh masyarakat agar kalau ngamuk yang ditikam politisi berdasi yang korupsi, mungkin lebih keren hasilnya.

Lah ini, politisi korupsi hidup senang di lapas suka kaya sedangkan mereka yang berdakwah agar banyak orang masih ingat dengan Tuhan di tikam untuk di bungkam.

Lathi, memang lebih berbahaya dari korupsi. Tapi obrolan hangat itu pun terhenti ketika ada orang gila lewat di depan warung kopi sambil bilang "saya gila... saya gila".

Orang gila bisa mengaku gila? Orang waras mengaku gila? Jadi nampaknya negeri kawanku ini banyak dipimpin oleh orang gila, pantas saja kawanku pun sudah gila seruputt kopi sambil ketawa-ketawa berceloteh tentang berita gila ketika ada ustadz yang ditikam orang gila.



Salam edan dari ane gan.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google