• Beranda
  • ...
  • Inspirasi
  • Bagaimana Bersikap Dalam Hidup Di Masa Krisis Melanda Sendi-Sendi Kehidupan?

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Bagaimana Bersikap Dalam Hidup Di Masa Krisis Melanda Sendi-Sendi Kehidupan?


Halo dan apa kabar sekalian kaskuser, bagaimana rasanya hidup sekarang ini? Ketika pandemi melanda dunia dan tiap-tiap hari berita dan media sosial berisi jumlah korban yang terus bertambah. Bukan cuma disuguhi tentang ancaman kesehatan, tiap-tiap hari kita juga disuguhi dengan krisis dan ancaman ekonomi.

Masih kurang menakutkan?

Meskipun tidak banyak, tapi ada yang cukup kritis dan mengaitkan krisis ekonomi yang akan terjadi dengan gejolak sosial yang bisa berakhir dengan kerusuhan.

Jadi sudah ada krisis kesehatan, ada krisis ekonomi, ada juga krisis instabilitas sosial. Semuanya mengancam keselamatan diri kita dan orang-orang yang kita kasihi.

Stress? Tertekan?
Mungkin tidak juga ya? emoticon-Leh UgaSaya masih sering sih lihat orang-orang dengan santainya beraktivitas di luar rumah tanpa masker.

Sampai di titik ini, kalau anda nggak stress memikirkan krisis yang bisa terjadi, artinya tulisan ini tidak perlu dibaca.

emoticon-Shakehand2Selamat, kemungkinannya ada dua, anda termasuk orang yang ignorance, atau anda termasuk orang yang sudah menanggapi masa-masa krisis dengan tepat, dalam artian anda bisa mengelola sikap hidup yang tepat di masa krisis ini, sehingga tidak dilanda kecemasan yang berlebihan. Ada baiknya anda berbagi di trit ini, tentang bagaimana mengolah cara berpikir, merasa dan hidup yang dengan tepat dalam situasi saat ini.

Menurut saya ada beberapa hal yang perlu kita ingat dalam situasi seperti saat ini.

Hampir di tiap generasi, selalu ada krisis yang mengancam kehidupan kita.

Apalagi untuk negara yang masih muda seperti negara kita.

Coba ditanya orang tua, atau kakek-nenek kita, pasti mereka pernah mengalami masa krisis yang tidak kalah mengancam dibandingkan pandemi saat ini, meskipun bentuknya mungkin berbeda.

75 tahun yang lalu, kita baru saja merdeka, kemudian dalam hitungan tahun, negara kita masih balita, susul menyusul muncul Agresi Militer Belanda 1 dan 2. Pemberontakan terjadi di beberapa daerah.

Kira-kira 20 tahun setelah merdeka, terjadi pemberontakan terbesar dan paling mengguncang negara kita, pemberontakan PKI di tahun 1965, yang akhirnya menjadi pintu masuknya perubahan satu periode dalam negara kita, dari orde lama, menuju orde baru.

Order baru berjalan bukan tanpa melewati krisis-krisis kecil, meskipun secara umum bisa dikatakan cukup stabil. Berapa lama negara kita berjalan dengan tenang? Cuma 32 tahun, sebelum kemudian berhadapan dengan krisis lain yang menghantar kita ke periode ketiga dalam sejarah negara kita.

Jadi krisis itu bukan barang baru, bukan baru sekali ini saja terjadi, meskipun bentuk dan magnitudenya mungkin berbeda-beda.

Sebagai bangsa dan negara, kita sudah berhasil bertahan hidup melewati itu semua.

Sebagai individu, setidaknya kita kemungkinan sudah pernah melewati setidaknya satu masa krisis. Gunakan itu sebagai bekal untuk menghadapi krisis kali ini.

Bagi yang masih muda-muda, setidaknya orang tua dan kakek-nenek kita sudah pernah mengalami dan bertahan hidup melalui krisis itu. Gali dan resapi pengalaman mereka dalam melalui masa-masa krisis.

Saya pribadi, melihat ibu saya menghadapi pandemi ini, bukannya beliau meremehkan, tapi beliau bisa menghadapi tanpa rasa takut yang berlebihan. Ancaman corona sepertinya jauh lebih ringan, dibandingkan ancaman desingan peluru yang pernah beliau alami.
emoticon-Hammer2
Gbr diambil dr : indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com

Krisis adalah bagian dari kehidupan.

Sakit, tua, miskin, dan sebagainya, krisis-krisis dalam kehidupan pribadi ini tidak terhindarkan. Kalau krisis yang luas seperti sebuah pandemi, atau mungkin bencana alam, masih ada kemungkinan kita bisa beruntung, hidup dari lahir sampai mati, tanpa harus melalui krisis-krisis tersebut.

Namun kalau krisis dalam kehidupan pribadi, siapa pun tidak mungkin luput.

Virus itu bukan cuma Corona, ancaman terhadap kesehatan itu bukan cuma jadi virus.

Ancaman dalam kehidupan juga bukan cuma kesehatan, tidak ada satu orang pun yang bisa melewati kehidupannya, tanpa harus melalui krisis.

----------------

Jadi? Tough it out! Suck it up! Atau kurang lebih, hadapi! Karena cuma itu satu-satunya pilihan.

Gembleng mental kita supaya menjadi mental yang tangguh, tidak mudah gemetar di hadapan sebuah krisis yang mengancam.

Jangan lari dari kenyataan, jangan menghibur diri dengan kebohongan (misalnya mengatakan virus Corona itu tidak nyata, ancaman krisis ekonomi itu cuma bualan, dsb).

Akan tetapi gunakan akal budi kita untuk menganalisa keadaan, menerima kenyataan, memikirkan solusi yang bisa kita lakukan, baik sebagai individu, maupun sebagai bagian dari masyarakat.

Dan yang terakhir, berlatih untuk memiliki rasa pasrah ketika usaha yang terbaik sudah diberikan dan hasilnya tidak memuaskan.

Bedakan antara memasrahkan diri dengan lari dari kenyataan. Bedakan juga antara memasrahkan diri dengan ignorance.

Pasrah yang "benar" adalah pasrah yang timbul dari pemahaman akan kenyataan, tahu membedakan antara yang bisa diubah dan yang harus diterima. Pasrah yang "benar" tidak lepas dari usaha semaksimal mungkin, sembari tetap mengakui keterbatasan kita sebagai manusia.

Pasrah yang "benar" juga bisa timbul karena kesadaran bahwa ada yang lebih penting dari sekedar hidup.

Atau istilah yang bisa menjadi makanan empuk buat dinyinyiri adalah "berdamai" dengan realita kehidupan, di mana krisis adalah salah satu bagian darinya.



Salam.....
emoticon-Imlek
indramamoth
hendrikchunz
tien212700
tien212700 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
2.9K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Inspirasi
Inspirasi
icon
10.5KThread6.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.