sniper2777Avatar border
TS
sniper2777
WHO: "Nasionalisme Vaksin" Hambat Penghentian Pandemi Covid-19
KOMPAS.com - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Jumat (4/9/2020), "nasionalisme vaksin" hanya akan menghambat upaya menghentikan pandemi Covid-19.

Dia menegaskan, vaksin harus digunakan secara adil dan efektif, salah satunya melalui proyek vaksin global COVAX.

Untuk diketahui, WHO memimpin pengembangan dan pendistribusian massal vaksin corona bernama COVAX yang saat ini sudah mendapat dukungan dari Jepang, Uni Eropa, dan Jerman.

Dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2020), Tedros berkata saat ini ada 78 negara kaya yang bergabung dengan rencana alokasi vaksin global COVAX, sehingga totalnya menjadi 170 negara. Jumlah ini disebut Tedros akan terus bertambah.
Dia mendesak negara lain untuk bergabung dalam fasilitas ini sebelum 18 September 2020 sebagai komitmen yang mengikat.

WHO bersama dengan aliansi vaksin GAVI memimpin fasilitas COVAX yang bertujuan membantu membeli dan mendistribusikan suntikan vaksinasi secara adil ke seluruh dunia.

Namun ada beberapa negara yang telah mengamankan pasokan vaksin untuk negaranya sendiri melalui kesepakatan bilateral, seperti Amerika Serikat. Negara-negara ini sudah memastikan tidak akan bergabung dengan COVAX.

"Nasionalisme vaksin akan memperpanjang pandemi, bukan memperpendeknya," kata Tedros dalam briefing WHO di Jenewa, tanpa menyebut negara mana pun.

“Jika dan ketika kita memiliki vaksin yang efektif, kita juga harus menggunakannya secara efektif. Dengan kata lain, prioritas pertama yang harus dilakukan adalah mengimunasi beberapa orang di semua negara. Bukan memvaksin semua orang, tapi hanya di beberapa negara," katanya.

Dia menambahkan, kelompok yang menjadi prioritas mendapat vaksin paling awal adalah petugas kesehatan, orang tua lanjut usia, dan mereka yang memiliki gangguan penyakit tertentu.

Tedros berterima kasih kepada Jerman, Jepang, Norwegia, dan Komisi Eropa karena bergabung dengan COVAX dalam seminggu terakhir.

“Tentunya pada pertengahan 2021 kita harus melihat vaksin benar-benar diberikan ke masyarakat di masing-masing negara," kata kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan, mengulangi komentar sebelumnya.

Saat ini sudah ada 13 kandidat vaksin yang masuk dalam uji klinis atau percobaan ke manusia.

Berkaitan dengan itu, Swaminathan optimis bahwa vaksin bisa beredar pada pertengahan 2021. Mungkin nanti 10 persennya dapat disetujui untuk diberikan ke semua orang setelah menguji keamanan dan keefektifannya.

Namun Swaminathan mengingatkan, vaksin dapat diluncurkan ke seluruh dunia hanya jika sudah melakukan pengujian menyeluruh dan keamanannya disetujui.

"Tidak ada vaksin yang akan disebarkan secara massal sampai regulator yakin, pemerintah yakin, dan WHO yakin telah memenuhi standar minimum keamanan dan kemanjuran," tegasnya.

Swaminathan mengharapkan, hasil uji coba fase 3 yang sudah dilakukan beberapa kandidat vaksin sudah ada pada akhir tahun atau awal 2021.

"Jika vaksin sudah tersedia, tidak bisa segera diberikan untuk seluruh orang di dunia sekaligus. Nanti pasti vaksin akan cukup untuk semua orang, tapi butuh waktu dan prioritas," ujar dia.



https://www.kompas.com/sains/read/20...9?amp=1&page=1












colek Siti Fadilah Supari, Bossman Mardigu, Jerinx SID emoticon-Matabelo



cebong pilih di suntik vaksin chinese atau vaksin WHO?? emoticon-Leh Uga






emoticon-Ngacir
bagus399
doobey
indramamoth
indramamoth dan 26 lainnya memberi reputasi
21
6.9K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.8KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.