Inilah Aku yang terbiasa diremehkan. Yang terbiasa diabaikan, diacuhkan dan jarang sekali diperhatikan.

Dulu saat masih duduk di bangku SMP, aku masih sering bercerita banyak dengan teman-temanku mengenai rencanaku tapi seiring berjalan waktu, aku menutup mulutku. Aku tidak lagi bercerita.

Bukan hanya soal rencana, tapi tentang pengalamanku, kemampuanku, aku jarang menceritakannya dengan yang lain karena aku tau akhirnya.

Tidak percaya & Tidak peduli.

Aku tidak menutup untuk semua orang, hanya beberapa saja. Orang-orang yang benar mengenalku dan dekat denganku.

Aku sudah biasa diremehkan. Ketika aku bercerita tentang masalahku, maka aku akan diremehkan juga. Masalahku belum seberapa daripada masalah mereka.

Ada banyak alasan kenapa aku jadi malas bercerita. Mungkin bercerita paling nikmat itu hanya dengan orang tua saja. Alhamdulillah aku masih memiliki mereka yang pengertian.

Dan aku mulai sering sendiri. Ketika pulang kampung, aku lebih memilih pulang sendiri daripada dengan yang lain.

Aku malas berada di keramaian. Aku pusing bila berada di tengah hiruk pikuk kebisingan. Aku lebih suka sendirian.

Karena ketika bersama pun, tak ada yang bisa mengerti aku.

Beberapa sibuk dengan ceritanya masing-masing, sehingga cerita yang kupunya pun bukanlah suatu yang bisa dibanggakan. Aku tak punya ruang untuk bercerita diantara mereka.

Cerita mereka adalah yang terbaik, sedangkan ceritaku ini hanya cerita pengantar tidur, tidak menarik.
.
.
.
.
Terimakasih telah membaca
Maaf kalau curhat
Salam hangat