Penulis adalah seorang pecandu kopi dan rokok kretek. Menurut beberapa kawan orang kesehatan, pengopi dan perokok biasanya rentan sakit gigi. Padahal setidaknya, penulis orang yang rajin sikat gigi setiap kali mandi, tiga kali sehari. Namun, serangan gigi berlubang tetap menggerogoti gerahan bagian bawah belakang. Sedikitnya ada satu gigi yang berlobang besar, dan dua lainnya masih kecil.

Pernah sekali waktu menambal bagian tersebut agar tidak bertambah parah, namun tak bertahan lama. Jadi, setiap kali ada sisa makanan yang nyangkut dilubang, maka harus segera diambil. Biasanya menggunakan lidi atau bahan lain yang ada disekitar untuk mengangkatnya.

Sesekali, meski tak begitu sering, merasakan nyeri yang teramat sakit pada bagian gigi yang berlubang. Luar biasa!

Sakitnya berefek pada organ lainnya, seperti mata dan kepala. Seolah ada sambungan antara gigi dan bagian lainnya. Bahkan dari saking sakitnya, membuat tidak bisa tidur meskipun mengantuk. Dalam kondisi seperti ini, biasanya sangat sensitif terhadap bunyi atau suara bising yang ada, seolah membuat sakitnya tambah jadi.

Berbagai cara untuk mengobati rasa nyeri pun dicari. Mulai dari minta saran kepada tetangga, bahkan sampai semua cara yang ada di Google dipraktekkan langsung, demi bisa tidur. Misalnya, dengan cara berkumur menggunakan garam yang dilarutkan pada air hangat secukupnya. Namun, karena dirasa belum berefek, maka ditambahlah takaran yang diluar rekomendasi.

Sebanyak setengah genggam GARAMdilolohkan ke mulut tanpa air, dan hanya mengandalkan air liur saja sebagai pelarutnya. Alhasil, denyutan nyeri luar biasa bergemuruh dalam mulut. Serasa ada ribuan ulat atau bakteri yang merasa terganggu dan ingin segera keluar dari sarangnya. Setelah ditahan sampai mulut terasa capek, barulah kemudian dimuntahkan.

Cairan yang keluar menjadi sangat kental dengan warna keputihan. Jika kita lihat lagi dengan seksama, seperti ada ulat berukuran sangat kecil yang bergerak-gerak. Dengan perasaan kaget dan lega, begitu dilihat lebih dekat lagi, ternyata banyak sekali ulat yang berhasil keluar dari sarangnya. Karena dirasa sakitnya berkurang, tak berselang lama diulangi lagi cara tersebut dengan menambahkan lagi takaran garamnya menjadi segenggam. Jumlah ulat yang keluar kedua kalinya lebih sedikit dari sebelumnya. Namun, berkat cara ekstrim tersebut, penulis akhirnya bisa tidur dengan nyenyak bersamaan dengan suara Adzan Subuh. (bobcak/ngopitalis)