• Beranda
  • ...
  • Sports
  • Ronaldinho : Kemerosotan Bintang Brasil Dari Kejayaan Barcelona Ke Penjara Paraguay

Isda555Avatar border
TS
Isda555
Ronaldinho : Kemerosotan Bintang Brasil Dari Kejayaan Barcelona Ke Penjara Paraguay
Elasticos, rabonas, operan tanpa melihat, dan senyuman dengan gigi khasnya. Pada masa kejayaannya, Ronaldinho sangatlah menarik.



Sepanjang tahun 2000-an, pemain asal Brasil itu menaklukkan dunia sepak bola dengan jenis permainan yang dimuat oleh YouTube. Dan selama dekade terakhir, dirinya telah menang dan kalah melebihi apa yang pernah dikelola kebanyakan pemain disepanjang karir mereka.

Setelah keluar secara prematur pada tahun 2011 dari AC Milan diusianya yang ke-30, dirinya bahkan mengalahkan Neymar di halaman belakangnya sendiri, memenangkan Copa Libertadores yang bersejarah, muncul di reality show Arab dan iklan supermarket Rusia, bahkan memiliki film Hollywood bersama Jean-Claude van Damme.

Tahun ini, ia harus kehilangan kebebasannya,
menghabiskan ulang tahunnya yang ke-40 dengan dikurung di penjara Paraguay.

Kembali ke Januari 2011, ketika Ronaldinho berputar haluan 90 derajat dengan seragam merah-hitamnya saat kepindahan dirinya dari Milan ke Flamengo, di mana pelatih klub Italia-nya Massimiliano Allegri bahkan menyebut keputusan itu adalah "pilihan hidup".

Dengan kata lain: 'alasan non-sepakbola'. Sama halnya dengan yang terjadi selama dua tahun di Paris St-Germain, pestanya yang memaksa terjadi perpisahan tersebut, setelah habisnya kesabaran dan performa yang minim.

Keputusannya untuk pulang sangat cepat dalam karirnya telah mengejutkan rekan setimnya di Brazil, Rivaldo, yang memenangkan Piala Dunia bersama dirinya pada 2002.



"Dia bisa melanjutkan sedikit lebih lama di Eropa, tapi itu keputusan pribadi. Dia merasa sudah menulis ceritanya di sana, jadi ingin kembali dan menyelesaikannya dengan gaya, dekat dengan keluarga dan teman," ungkap Rivaldo kepada BBC Sport.

Dalam kehidupan dan sepak bola, Ronaldinho tidak pernah menyimpang terlalu jauh dari sorotan, tetapi situasi yang dia hadapi sekarang jauh lebih serius dari apapun yang pernah terjadi sebelumnya.


Terlahir dengan nama Ronaldo de Assis Moreira, Ronaldinho dibesarkan di Vila Nova, lingkungan buruk di kota Porto Alegre, Brasil selatan.

Ibunya Miguelina menjual kosmetik dari pintu ke pintu, sementara ayahnya Joao bekerja pada malam hari di area parkir mobil di sisi lokal Gremio.

Ketika kakak laki-lakinya Roberto Assis menandatangani kontrak profesional dengan Gremio pada usia 17 tahun, klub juga menyediakan vila mewah. Sepak bola, dan khususnya Gremio, telah mengangkat keluarga itu keluar dari kemiskinan.

Ketika Ronaldinho ditanya pada tahun 2015 mengenai siapa yang dia idolakan ketika tumbuh dewasa, dirinya menjawab kepada FourFourTwo : "Saudaraku Assis, Rivelino, Romario, Ronaldo, Rivaldo dan Diego Maradona."

Vila yang sama itu adalah tempat terjadinya tragedi yang akan membentuk hidupnya dan semakin mendekatkan kebersamaan persaudaraan itu.


Ketika Ronaldinho berusia delapan tahun, ayahnya menderita komplikasi jantung di kolam renang dan meninggal dua hari kemudian. Assis menyampaikan kabar tersebut kepada saudaranya dan mengambil alih peran sebagai ayah.

Assis tentu menunjukkan kebanggaan dan sekilas tentang peran masa depannya sebagai agen Ronaldinho, menanggapi pujian pribadi dengan: "Saudaraku bahkan lebih baik."

Hype tersebut lalu tumbuh, diusianya yang ke-13, bocah kurus yang berlatih dribbling melawan anjingnya Bala dan Bombom, mencetak 23 gol di pertandingan sekolah.

Hanya berselang 4 tahun, Ronaldinho telah membantu Brasil memenangkan Piala Dunia U-17 dan pada usia 19 tahun, dirinya menghasilkan salah satu penampilan terbaik dalam karir mudanya dengan membantu Gremio mengalahkan rival mereka Internacional di final Kejuaraan Negara.



"Saya sangat menyukai Gremio… saya akan bermain dengan gratis, yang terpenting adalah kecintaan pada kaosnya," tandasnya setelah pertandingan.

Sebelum ulang tahunnya yang ke 21, dirinya hanya finis di belakang Romario sebagai pencetak gol terbanyak di divisi teratas negara itu dan menarik perhatian dari Leeds United untuk mengajukan tawaran sebesar £ 40 juta (770 M rupiah).

Klubnya lalu menanggapi dengan memasang spanduk di luar Estadio Olimpico : "Kami tidak menjual pemain terbaik kami. Jangan coba-coba menuntut."

Namun dengan kontraknya yang hampir habis dan tidak tercapainya kesepakatan dengan Gremio, penjualan pun tidak terhindarkan. Pada Februari 2001, dengan Assis yang bertindak sebagai perantara, dirinya menandatangani pra-kontrak dengan Paris St-Germain dan hal ini membuat para pendukung Gremio berang.

Sejak saat itu, pria yang dikenal sebagai O Bruxo (The Wizard) mulai menyihir penonton di seluruh dunia dan pada tahun 2002, dirinya membantu Brasil memenangkan Piala Dunia.

Setahun kemudian, Ronaldinho pindah dari Paris ke Barcelona, di mana dirinya mulai menerangi permainan Eropa.

Ia memenangkan Liga Champions dan dua gelar La Liga selama lima tahun bersama klub Spanyol itu dan sekaligus bertindak sebagai mentor bagi Lionel Messi.

Pada saat Ronaldinho kembali ke Brasil pada tahun 2011, setelah menghabiskan dua setengah musim bersama Milan, dirinya telah dimaafkan oleh dewan direksi Gremio namun tidak dengan para fans.

Terlepas dari semua hal yang telah terjadi sebelumnya, dirinya kembali untuk menebus kesalahannya atau setidaknya, begitulah kelihatannya.

Dia sering berbicara mengenai kembali ke klub masa kecilnya, jadi presiden klub Paulo Odone membuat kesepakatan dengan saudaranya Assis.

Gremio menyelenggarakan penyambutan di stadion, lengkap dengan polisi militer dan helikopter, namun Ronaldinho tidak pernah muncul.

Ketika Odone mengetahui bahwa pemain itu malah bergabung dengan Flamengo, dia menyalahkan Assis karena mengingkari kata-katanya. "Ada tujuh versi kontrak yang diminta Assis," ujarnya sambil menangis.
"Saya tidak tahu bagaimana bernegosiasi seperti itu. Kami sudah sangat sabar, tapi semua ada batasannya."

Di saat Odone menangis, Ronaldinho mengatakan kepada 20.000 penggemar yang berada di luar markas Flamengo bahwa dirinya bukan mencari tarian terakhir tetapi berada di Rio untuk menang.



"Banyak yang kembali ke Brasil hanya untuk menutup karier mereka. Saya ingin membawa nama Flamengo setinggi mungkin, memenangkan gelar sebanyak mungkin, dan membalas cinta para penggemar," ungkapnya.

Penggemar Gremio membara dan ketika Flamengo berkunjung 10 bulan kemudian, hujan koin dan pisau menyambutnya.
Batu nisan dengan lukisan tangan yang bertuliskan 'Judas' dan 'Mercenario' memenuhi tribun, sementara para penonton melambaikan uang palsu sambil membawa wajahnya dan tulisan 'Tanpa moral, kamu tidak berharga'.

Meski kalah 4-2, Ronaldinho tidak berminat untuk mendapatkan pengamanan. Ditanya tentang atmosfer yang mengancam, pria yang pernah berkata "jika ada satu klub yang tidak ingin saya lawan, itu adalah Gremio" menjawab : "Bagi mereka yang terbiasa dengan kerumunan Flamengo, ini tidaklah terlalu berisik."

Kekalahan itu bukanlah anomali. Ronaldinho telah membuat lebih banyak berita utama di luar lapangan daripada di Flamengo, selain dari pertandingan tahun 2011 yang tak terlupakan di Santos yang kala itu masih diperkuat Neymar, di mana timnya sudah ketinggalan 0-3, dia mencetak hat-trick dan mengklaim dua assist dalam kemenangan 5-4.



Ketika foto Ronaldinho dikelilingi oleh gelas anggur dan wanita menyebar, sebuah hotline dibuat agar penggemar dapat memberi tahu klub jika kapten mereka terlihat pada malam hari.

Jose Carlos Peruano, penasihat Flamengo, membuat 'Dial Buckteeth' dan mengatakan telepon tidak pernah berhenti berdering, meskipun dia mengakui sebagian besar panggilan adalah lelucon.

"Ronaldinho memiliki wajah Flamengo, tapi dia tidak berkomitmen - terlalu banyak kehidupan malam dan alkohol," kata Peruano. "Dia lebih suka pesta daripada menjadi seorang pesepakbola."

Dan ketika masalah administrasi Flamengo menyebabkan penundaan gaji, Assis memutuskan kontrak saudaranya dan menggugat klub sebesar £ 14 juta.

Kontrak empat tahun itu hanya bertahan selama 16 bulan. Empat hari kemudian, saat para penggemar membakar patungnya, sebuah helikopter media melihat sosok yang familiar berlatih dengan Atletico Mineiro.



Sebagai tanda bahwa segala sesuatunya akan berubah, Ronaldinho menerima pemotongan gaji dan menukar nomor punggung 10 miliknya dengan 49 - tahun kelahiran ibunya.

Dia meminta agar tidak ada penyambutan besar-besaran. "Ini adalah babak baru," katanya kepada wartawan pada Juni 2012.
"Ketika kita mendapatkan banyak kritik, kita akhirnya ingin membalikkan keadaan. Saya datang ke sini dengan keinginan itu."

Kali ini, dia akan membiarkan sepak bolanya yang berbicara.


Pelatih Atletico Cuca mencoba untuk merekrut mantan gelandang Lyon Juninho Pernambucano ketika dirinya mendengar Ronaldinho berstatus free agent.

Dirinya percaya bisa mendapatkan yang terbaik dari pemain berusia 32 tahun itu, dia menempatkannya di peran sentral. Tanggung jawab tambahan yang membuahkan hasil.

Klub tersebut finis 4 poin dari zona degradasi pada tahun 2011, tetapi Ronaldinho segera memimpin tim barunya itu finis di posisi kedua, membantu mereka lolos ke Copa Libertadores untuk pertama kalinya dalam 13 tahun. Dia memenangkan Bola de Ouro sebagai pemain terbaik di liga.

Penulis olahraga Victor Martins meliput waktu Ronaldinho di Belo Horizonte untuk O Tempo. Dia mengatakan bahwa akhir pekan masih melibatkan pertemuan larut malam untuk BBQ, musik, bir, dan tequila, tetapi mentalitas pemain telah berbeda.

"Ada dua alasan utama dia menemukan performa terbaiknya di Atletico," kata Martins. "Pertama, dia meninggalkan Flamengo dengan rasa sakit dan ingin membuktikan bahwa masalahnya adalah mereka, bukan dia. Kedua, ketika ibunya didiagnosis menderita kanker, fans membuat spanduk khusus untuk ibunya dan itu sangat menyentuhnya sehingga dia menangis.

"Dukungan itu sangat mendasar dan memberinya semangat untuk sukses. Dia bilang dia hanya akan pergi begitu mereka menjadi juara."

Bermain bersama winger Everton saat ini Bernard dan mantan striker Manchester City Jo, Ronaldinho mencetak empat gol dan tujuh assist saat Atletico mencapai final Libertadores untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.

"Ini seperti bermain catur dengan seseorang yang bisa menempatkan Anda di posisi skakmat dalam tiga gerakan," kata Jo kepada Brazilian TV pada 2016.

"Bahkan, dia mengatakan kepada saya jika dia tidak bisa membuat saya mencetak gol tiga kali per pertandingan, dia akan membelikan saya satu peti bir."

Jo menjadi pencetak gol terbanyak selama kampanye Libertadores, tetapi Atletico menuju ke final leg kedua dengan tertinggal 2-0 dari Olimpia, tim asal Paraguay.

Mereka menyamakan kedudukan dengan tiga menit tersisa dan memaksakan penalti.
Ronaldinho, yang direncanakan untuk mengambil tendangan penalti terakhir timnya, terbebas dari tugas tersebut setelah timnya menang 4-3 dan berhasil mengamankan gelar besar pertama Atletico sejak 1971.



"Saya senang dia tidak perlu menendangnya karena dia memberitahukan kepada saya bahwa dirinya akan melakukan Panenka," ungkap Cuca dalam film dokumenter Against The Wind. "I would've had a heart attack."

Kemenangan tersebut menempatkan Ronaldinho di kelas tersendiri : satu-satunya pesepakbola dalam sejarah yang memenangkan Piala Dunia, Liga Champions, Pemain Terbaik Dunia, Ballon d'Or dan Copa Libertadores.


"Itu bukanlah sesuatu yang pernah kami diskusikan," kata Rivaldo, pemain yang memenangkan empat dari lima gelar selama 24 tahun karirnya. "Dia sangat beruntung menjadi juara Libertadores dan meskipun saya tidak memenangkannya, saya senang dia melakukannya karena itu adalah sesuatu yang sangat penting bagi karirnya."

Satu tahun kemudian, pada Juli 2014, sesaat setelah memenangkan Piala Super Amerika Selatan, Ronaldinho meminta Atletico untuk membiarkannya pergi. Siklusnya telah berakhir dan petualangan baru telah menunggu di Meksiko.

Tapi prediksi Kemerosotan saat dirinya meninggalkan Milan baru benar-benar akan dimulai.


"Setiap Jumat dia akan menyelesaikan pertandingan, naik pesawat pribadi dan pergi ke Cancun atau Playa del Carmen," kata Patricio Rubio, yang bermain bersama Ronaldinho di tim Liga MX Queretaro, kepada Chilean TV. "Dia hanya kembali pada hari Selasa, tidak pernah berlatih pada hari Senin. Dia seorang bintang."

Eksperimen Ronaldinho di Meksiko hanya berlangsung sembilan bulan dan untuk pertama kalinya dalam karirnya, berakhir tanpa trofi.

Diikuti hal serupa yang tanpa membuahkan hasil saat kembali ke Brasil bersama Fluminense, terganggu oleh ejekan, dia secara sukarela mengakhiri kontraknya pada September 2015, dua bulan dalam kesepakatan kontrak 18 bulan.

"Tidak ada kekurangan penawaran, tapi dia memutuskan bahwa dia tidak ingin bermain lagi," kata Assis.

Ronaldinho baru resmi pensiun tiga tahun kemudian, diusianya yang ke-37 pada Januari 2018. Namun tawaran-tawaran tampaknya terus berdatangan.

Pada bulan Juni dirinya dikaitkan dengan Gimnasia, klub Argentina tempat Maradona menjadi manajer, meskipun telah berusia 40 tahun dan menjalani tahanan rumah di Paraguay.

Legenda Argentina tersebut pernah mengatakan "satu-satunya kesalahan temannya adalah menjadi idola." "Saya akan mendukungnya sampai mati", dirinya menambahkan.



Bagi mereka yang mengikuti karir bermainnya, penurunan bertahap Ronaldinho dari seorang tumpuan ke penjara, benar-benar sulit untuk disaksikan.

Dia selalu memancarkan kegembiraan di lapangan, jadi melihat episode baru yang sangat disesalkan ini sangatlah menyedihkan. Namun tidak mengherankan karena ada petunjuk di sana bahwa ini bisa terjadi.

Pengambilan keputusannya dengan pena tidak pernah secerdas dibandingkan dengan bola.


Pada 2011, kesepakatannya dengan Coca-Cola dibatalkan setelah mereka mendapati dirinya minum Pepsi saat konferensi pers.

Beberapa tahun kemudian, dirinya tidak mengacu pada keduanya ketika dia merekam lagu seperti 'Vamos Beber' (Let's Drink) dan 'Saideira' (One For The Road).

Dia meninggalkan Liga Futsal Premier India hanya dua pertandingan setelah ditunjuk sebagai duta besar untuk Paralympic Games 2016.

Dalam beberapa tahun terakhir, keputusan sembrono itu telah berubah menjadi lebih tidak menyenangkan. Pada 2018, ia dan Assis menerima denda £ 2 juta karena membangun dermaga sepanjang 70 meter di sebuah kawasan perlindungan lingkungan tanpa izin.

Mereka menolak untuk membayar, jadi pihak berwenang menyita 57 properti dan paspor kedua bersaudara tersebut, dokumen hanya akan dikembalikan jika telah tercapai kesepakatan keuangan.

Tahun berikutnya, seorang mantan tunangannya mengajukan gugatan untuk mendapatkan bagian dari kekayaannya.

Sebulan sebelum penangkapannya pada bulan Maret, dirinya disebut dalam gugatan perdata senilai £ 50 juta mengenai 18k Ronaldinho, skema piramida keuangan yang melibatkan cryptocurrency.

Tanpa gentar, tidak lama kemudian dirinya men-tweet dukungan untuk LBLV, sebuah perusahaan investasi yang izin operasinya ditangguhkan pada tahun sebelumnya.




Kemudian datanglah berita dari Paraguay tentang penangkapannya bersama Assis karena memiliki paspor palsu.

Ditahan selama 32 hari di penjara dengan tingkat keamanan tinggi di pinggiran ibu kota Asuncion, keduanya membayar uang jaminan sebesar $ 1,6 juta dan dipindahkan ke Hotel Palmaroga yang mewah.

Mereka tetap di sana sementara penyelidikan berlanjut hingga pada kemungkinan jaringan pencucian uang.

"Kami sangat terkejut mengetahui dokumen itu tidak sah," kata Ronaldinho kepada surat kabar Paraguay ABC.
"Sepanjang hidupku, saya selalu berusaha seprofesional mungkin dan membawa kegembiraan bagi orang-orang dengan sepak bolaku. Kami berharap kami bisa keluar dari situasi ini secepat mungkin."

Kehidupan Ronaldinho di penjara termasuk berbagi sepotong sayap dengan mantan presiden FA Paraguay yang korup, mengambil foto selfie dengan penjaga keamanan dan melakukan panggilan video bersama mantan polisi yang dipenjara karena melindungi pengedar narkoba.

Pers lokal juga sangat bersemangat saat melaporkan pertandingan di halaman penjara yang berakhir 11-2, di mana pemain Brasil itu mencetak lima gol, memberikan enam assist dan memenangkan babi guling seberat 16kg.

Sejak pindah dari sel penjara yang tipis ke kamar presiden suite yang dilengkapi dengan jacuzzi dan wi-fi, kehidupannya menjadi lebih terisolasi.

Saudara laki-lakinya menjadi tamu tunggal bagi Ronaldinho karena pandemi, dan satu-satunya permintaan Ronaldinho adalah sebuah bola kaki dengan ruang untuk bermain.

"Kami menyiapkan sebuah ruangan, sekitar 30 meter kali 15, bagi dirinya untuk melatih skill jugglingnya," kata manajer hotel Emilio Yegros kepada Agence France-Press. "Dia selalu tersenyum, seperti saudaranya."

Meskipun senyuman dengan giginya yang khas masih ada, ini bukanlah masalah tertawa.

Ronaldinho menghabiskan karirnya dengan mencari lubang di pertahanan, sekarang dia membutuhkan pertahanan yang ketat untuk memastikan dirinya terhindar dari hukuman hingga di atas lima tahun di balik jeruji besi.

Jaksa mempunyai waktu hingga 6 September untuk menyelesaikan penyelidikan mereka.



Sumber : BBC Sport











HernandezJoe
Sambelterasi052
tien212700
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.6K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sports
Sports
icon
22.9KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.