Selamat Pagi, Siang dan Malam Gan/Sist

Kalau kita di bandara pasti ada banyak pesawat yang berjajar siap untuk take off ke tempat tujuan, apakah pernah terfikirkan oleh kita itu pesawat jalannya bisa mundur ga?

Hayo, siapa yang ada pertanyaan kayak gitu, lanjut deh kita kulik yuk.

Kamu pernah naik bus, truk, atau tronton yang kapasitas bodinya cukup besar? Atau setidaknya pernah melihat kendaraan itu melakukan parkir, gimana sulit banget bukan! Padahal untuk kendaraan tersebut di bagian depan tidak ada hidung, bandingkan dengan pesawat yang berhidung dan juga mempunyai sayap yang lebar.



Bahkan mesin jet pada pesawat juga bila tidak dinyalakan di landasan pacu, ditakutkan bisa merusak bangunan khususnya terminal bandara.

Maka pesawat di desain tidak bisa mundur, karena jelas sang pilot tidak akan mungkin melakukan hal itu dengan sempurna. Lalu bagaimana kalau pesawat ingin mundur?



Ada bantuan dari sebuah kendaraan yang dinamakan towing car atau pushback tractor atau tugs. Nah kendaraan ini dilengkapi dengan towbars semacam logam silinder yang besar, kedua ujung dari towbars di pasang pada pesawat dan juga pushback tractor.

Pushback ini yang akan membantu pesawat mundur dan siap untuk berjalan ke landasan pacu untuk take off.



Lantas pasti ada pertanyaan lagi nih, kalau saja pesawat ada kendala ketika terbang. Kalau di kapal laut disediakan pelampung, kenapa di pesawat tidak disiapkan parasut malah yang disediakan adalah pelampung juga?

Kita tahu sendiri parasut memberikan kesempatan seseorang selamat lebih tinggi bila ternyata pesawat ada kendala di udara, orang yang melompat dengan parasut tidak akan langsung jatuh menghujam bumi.



Namun, alasan standard keselamatan pesawat terbang tidak menggunakan parasut karena penumpang tidak terlatih untuk terjun payung, sepertinya mereka akan memberikan alat keselamatan yang sia-sia.

Karena terjun payung butuh latihan, butuh keberanian, butuh orang yang keadaannya tidak panik, butuh seseorang yang terbiasa dan berpengalaman untuk menggunakannya.



Jadi parasut tidak dianggap sebagai alat keselamatan yang baik, terlebih kalau mereka terjun di atas ketinggian 15.000 kaki tekanan udara juga cukup besar. Tanpa adanya baju khas untuk penerjun tentu akan sangat membahayakan, jangan dianggap main game PUBG ya main terjun dan selamat sampai bawah.

Resiko keselamatan penumpang amatir karena tak belajar terjun hanya sekitar 5%, sama saja nantinya membuang mayat secara halus. Pendaratan bisa di laut, di atap gedung, di perumahan warga, di hutan, para penumpang akan tercerai berai dimana-mana dan ini akan menyulitkan petugas medis.



Walau ada terobosan kalau penumpang beresiko diberikan parasut kenapa tidak kabinnya saja yang dipakaikan parasut? Nampaknya pengembangan teknologi ini masih sangat mahal, sedangkan pesawat komersil butuh profit, kalau cost terlalu mahal akan susah untuk balik modal.

Gimana sekarang kamu sudah tahukan alasannya! Semoga thread sederhana ini dapat berguna, saya c4punk see u next thread.






"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi klik, klik, klik, klik
Pic : google