- Beranda
- Cinta Indonesiaku
Agustus Dalam Kenangan, Jalan Kaki Demi Upacara
...
TS
ummusaliha
Agustus Dalam Kenangan, Jalan Kaki Demi Upacara
Agustus Dalam Kenangan
17 Agustus 1945 merupakan tahun bersejarah bagi kita seluruh rakyat indonesia yang bisa hidup damai sampai sekarang. Tidak seperti leluhur kita terdahulu, yang harus berjuang mengusir penjajah dari tanah air tercinta demi keberlangsungan hidup anak cucunya di masa depan. Sungguh pengorbanan yang luarbiasa, mereka semua adalah pahlawan bangsa.
Maka setiap tahunnya untuk memperingati hari bersejarah tersebut selalu dirayakan dengan beragam cara oleh masyarakat. Acara utama saat tanggal 17 Agustus itu selalu diawali dengan kegiatan upacara mengenang jasa para pahlawan yang sudah sangat berjasa, lalu kemudian semua orang bebas mengadakan perlombaan sesuai minat.
Setiap tahun biasanya akan ada perlombaan seperti makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, main kelereng dan banyak lagi. Namun, di tengah virus covid-19 yang belum kunjung mau beranjak pergi, rasanya Agustus tahun ini pun akan terasa hampa.
Kangen Agustusan? Tentu sangat rindu banget sama kegiatan 17 Agustus seperti biasanya. Sini ane bagiin cerita apa aja sih yang berkesan bagi ane pribadi tentang hari istimewa ini dan mari kita bernostalgia.
17 Agustus 1945 merupakan tahun bersejarah bagi kita seluruh rakyat indonesia yang bisa hidup damai sampai sekarang. Tidak seperti leluhur kita terdahulu, yang harus berjuang mengusir penjajah dari tanah air tercinta demi keberlangsungan hidup anak cucunya di masa depan. Sungguh pengorbanan yang luarbiasa, mereka semua adalah pahlawan bangsa.
Maka setiap tahunnya untuk memperingati hari bersejarah tersebut selalu dirayakan dengan beragam cara oleh masyarakat. Acara utama saat tanggal 17 Agustus itu selalu diawali dengan kegiatan upacara mengenang jasa para pahlawan yang sudah sangat berjasa, lalu kemudian semua orang bebas mengadakan perlombaan sesuai minat.
Setiap tahun biasanya akan ada perlombaan seperti makan kerupuk, balap karung, panjat pinang, main kelereng dan banyak lagi. Namun, di tengah virus covid-19 yang belum kunjung mau beranjak pergi, rasanya Agustus tahun ini pun akan terasa hampa.
Kangen Agustusan? Tentu sangat rindu banget sama kegiatan 17 Agustus seperti biasanya. Sini ane bagiin cerita apa aja sih yang berkesan bagi ane pribadi tentang hari istimewa ini dan mari kita bernostalgia.
Upacara
Upacara adalah acara yang paling ane tunggu Gansist, walaupun sekarang sudah ribet dengan 2 bocah. Ane tetep suka ikut upacara, paling suka pas baca detik-detik proklamasi, itu langsung auto merinding bulu kuduk. Apalagi kalau dengar suara letusan petasan, seolah lagi dibawa ke jaman dulu saat berperang. Suasana khidmat saat mengheningkan cipta, sangat terasa sakral.
Dulu saat kecil pun ada kenangan yang cukup membekas, kami tinggal di pelosok desa. Untuk mencapai lapangan ikut upacara, anak-anak dan guru harus berjalan kaki selama 45 menit untuk sampai ke lapangan. Sepanjang jalan guru mengajak kami semua bernyanyi lagu 17 Agustus dan itu seru banget.
Menjadi petugas Paskibra
Ilustrasi Klik
Pernah satu Agustus kami satu sekolah ga ikut upacara, karena yang hadir di sekolah cuma sedikit. Akhirnya kita putuskan upacara di sekolah aja, ane sama 2 temen lainnya kebagian jadi Paskibra. Awalnya semua berjalan lancar, sampe saat bendera ditarik ternyata posisinya terbalik 😂😂 insiden malu-maluin itu sangat lekat diingatan ane. Meski cuma sekali itu jadi petugas Paskibra, ane bangga banget pernah ngerasain mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
Membuat kreasi kendaraan
Di tempat ane setiap tahunnya para pemuda berlomba berkreasi membuat kendaraan, dari mulai yang jadoel hingga modern berbahan kertas semen dan bambu. Filosopinya sih, dulu itu para leluhur mengusir penjajah dengan menggunakan bambu runcing dan kertas semen itu menunjukkan betapa dulu dalam keterbatasan, orang pribumi tetap bisa hidup dengan apapun yang bisa diolah.
Karnaval musik
Ini yang paling asyik saat Agustusan, mengikuti karnaval musik dari rumah menuju lapangan upacara. Wajah polos anak-anak dengan bendera di tangan mereka menciptakan kebahagiaan tersendiri. Alunan musik dari tangan mungil mereka cukup membuat hati terhibur.
Bersatu padu
Di saat seperti ini tidak ada lagi perbedaan antara pegawai, karyawan, berseragam atau tidak. Semua masyarakat berkumpul dilapangan, berbaur saling menyapa dan tertawa bahagia. Berbagi cerita mengenang masa dulu sesuai versinya masing-masing, berbagi makanan yang ada di dalam jampana dari semua dusun. Kehidupan modern dan jadoel berbaur menjadi satu.
Semoga saja tahun ini masih bisa merayakan Agustus seperti biasanya, jika pun tidak minimal bisa upacara sajalah udah buat hati seneng. Meskipun kangen banget sama ngobyag dan makan bareng satu RT di rumah Uwak yang biasa masak. Usai upacara biasanya kami makan bersama per RT. Saat ini hanya bisa pasrah dan berdo'a saja, semoga semua bisa kembali normal.
Sekian thread ane kali ini, salam santuy semua.
Upacara adalah acara yang paling ane tunggu Gansist, walaupun sekarang sudah ribet dengan 2 bocah. Ane tetep suka ikut upacara, paling suka pas baca detik-detik proklamasi, itu langsung auto merinding bulu kuduk. Apalagi kalau dengar suara letusan petasan, seolah lagi dibawa ke jaman dulu saat berperang. Suasana khidmat saat mengheningkan cipta, sangat terasa sakral.
Dulu saat kecil pun ada kenangan yang cukup membekas, kami tinggal di pelosok desa. Untuk mencapai lapangan ikut upacara, anak-anak dan guru harus berjalan kaki selama 45 menit untuk sampai ke lapangan. Sepanjang jalan guru mengajak kami semua bernyanyi lagu 17 Agustus dan itu seru banget.
Menjadi petugas Paskibra
Ilustrasi Klik
Pernah satu Agustus kami satu sekolah ga ikut upacara, karena yang hadir di sekolah cuma sedikit. Akhirnya kita putuskan upacara di sekolah aja, ane sama 2 temen lainnya kebagian jadi Paskibra. Awalnya semua berjalan lancar, sampe saat bendera ditarik ternyata posisinya terbalik 😂😂 insiden malu-maluin itu sangat lekat diingatan ane. Meski cuma sekali itu jadi petugas Paskibra, ane bangga banget pernah ngerasain mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
Membuat kreasi kendaraan
Di tempat ane setiap tahunnya para pemuda berlomba berkreasi membuat kendaraan, dari mulai yang jadoel hingga modern berbahan kertas semen dan bambu. Filosopinya sih, dulu itu para leluhur mengusir penjajah dengan menggunakan bambu runcing dan kertas semen itu menunjukkan betapa dulu dalam keterbatasan, orang pribumi tetap bisa hidup dengan apapun yang bisa diolah.
Karnaval musik
Ini yang paling asyik saat Agustusan, mengikuti karnaval musik dari rumah menuju lapangan upacara. Wajah polos anak-anak dengan bendera di tangan mereka menciptakan kebahagiaan tersendiri. Alunan musik dari tangan mungil mereka cukup membuat hati terhibur.
Bersatu padu
Di saat seperti ini tidak ada lagi perbedaan antara pegawai, karyawan, berseragam atau tidak. Semua masyarakat berkumpul dilapangan, berbaur saling menyapa dan tertawa bahagia. Berbagi cerita mengenang masa dulu sesuai versinya masing-masing, berbagi makanan yang ada di dalam jampana dari semua dusun. Kehidupan modern dan jadoel berbaur menjadi satu.
Semoga saja tahun ini masih bisa merayakan Agustus seperti biasanya, jika pun tidak minimal bisa upacara sajalah udah buat hati seneng. Meskipun kangen banget sama ngobyag dan makan bareng satu RT di rumah Uwak yang biasa masak. Usai upacara biasanya kami makan bersama per RT. Saat ini hanya bisa pasrah dan berdo'a saja, semoga semua bisa kembali normal.
Sekian thread ane kali ini, salam santuy semua.
saptalan60 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
293
14
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cinta Indonesiaku
5.3KThread•2.5KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru