Time is money. UUD = ujung - ujungnya duit. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya butuh uang.




Ungkapan - ungkapan itu memang agak berlebihan, tetapi ada juga benarnya. Dalam dunia kita saat ini uang adalah variabel penting yang hampir-hampir tidak bisa dilepaskan dari sebagian besar kehidupan manusia.




Saking begitu pentingnya uang dalam kehidupan, banyak orang yang melakukan segala hal yang ia bisa untuk mendapatkannya. Dari A sampai Z. Mulai dari yang halal sampai yang haram.




Sayangnya, banyak dewasa ini kita jumpai beberapa aktifitas untuk mendapatkan uang atau manfaatnya dengan cara - cara yang tidak dibenarkan seperti misalnya korupsi, prostitusi, perdagangan ilegal, penyelundupan, pengedaran uang palsu, pencurian, perampokan, pembegalan hingga penipuan.

Dan penipuan keuangan ternyata tidak hanya pada oknum - oknum berdasi yang triliunan. Ternyata aktifitas itu juga terjadi pada rakyat jelata dengan nilai ribuan.

Salah satu penipuan kelas teri tersebut terjadi di Lahat, Sumatera Selatan, 21 Juli 2020 lalu. Adapun caranya cukup unik, yakni dengan 'menyulap' uang dua ribuan menjadi dua puluh ribuan.

Kejadian itu menimpa seorang pedagang manisan di Lahat. Dilansir Tribunsumsel.com, 21 Juli 2020, ada seorang warga yang membeli manisan kepada seorang pedagang dengan uang yang disangka dua puluh ribuan. Tanpa menaruh curiga, uang diterima dan barang yang dibeli diberikan.

Tetapi setelah beberapa saat pembeli pergi, ternyata uang dua puluh ribuan yang diterima pedagang bukan dua puluh ribuan asli, melainkan uang dua ribuan yang diubah menjadi dua puluh ribuan. Adapun triknya cukup sederhana, yakni menambah angka nol pada tulisan Rp 2000 menjadi RP 20000. Sang pedagang baru sadar setelah melihat angka nol di akhir yang terlihat berbeda.

Penipuan ini cukup lucu dan unik, pedagang memang wajib teliti. Tetapi jika dilihat memang uang pecahan 2.000 rupiah dan 20.000 rupiah keluaran tahun 2016 memiliki desain dan warna yang hampir mirip. 

Kemiripan itu terlihat dari warna kedua uang yang tidak mencolok perbedaaanya. Juga di dalamnya ada gambar pahlawan yang hampir sama. Jika dalam keadaan tergesa, kekeliruan antara dua pecahan ini tidak menutup kemungkinan untuk terjadi.

Jika desain uang Rp 2.000 dan Rp 20.000 tidak mirip atau mempunyai warna dan desain yang berbeda mencolok, kemungkinan penipuan jenis ini tidak akan terjadi. Kejadian ini mungkin receh, sepele tetapi ada baiknya jika bisa menjadi bahan instropeksi.

Penulis sendiri pernah suatu saat hampir keliru juga ketika akan menggunakannya untuk membeli. Pernah juga membahas kemiripan uang 2.000 an dan 20.000 an ini dengan beberapa orang sebelum peristiwa ini terjadi. Adakah Agan Sista sekalian juga pernah mengalami...?I]




Referensi:

1. https://sumsel.tribunnews.com/2020/0...205.1585973877