herrypengarangAvatar border
TS
herrypengarang
Curhatan Belajar Online, Efektifkah?



Corona mampu mengacaukan sebagian besar sendi kehidupan, termasuk kehidupan yang bersentuhan dengan pendidikan. Dengan kata lain, dunia pendidikan dipaksa beradaptasi dalam situasi baru, yang sebenarnya tidaklah normal. Hal yang sangat populer saat ini adalah adanya belajar online atau belajar-mengajar yang mengandalkan sambungan internet.

Anak saya pun, yang saat ini duduk di kelas 9 SMP, memaksakan diri untuk mengikuti belajar online tersebut. Sepanjang yang saya ikuti, para guru memberi pelajaran atau tugas melalui aplikasi Google Classroom. Para siswa diminta absen terlebih dahulu sebelum mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Selain itu, pelajaran juga diberikan melalui aplikasi WhatsApp, dan para murid mengikuti perintah-perintah yang diberikan guru; demi menuntut ilmu yang lebih baik di masa pandemi. Semua itu dilakukan oleh anak saya, juga oleh anak-anak yang lain, yang masih berstatus pelajar. Sarana belajar online lainnya pasti sangat beragam, dan pada intinya, belajar di rumah dengan memanfaatkan internet menjadi andalan.
Efektifkah belajar online?

Menurut saya, tidak. Maaf, ini pendapat pribadi dan belum tentu benar. Anak-anak sekolah, apalagi yang masih duduk di bangku TK, SD, dan SMP, masih berada di masa-masa bermain, masa-masa yang indah berinteraksi dengan banyak teman dan banyak guru. Hal yang paling efektif adalah belajar di sekolah; tatap muka dengan para guru, juga berinteraksi dengan teman-temannya. Ini sebenarnya tidak bisa digantikan oleh dunia online. Interaksi yang lebih intens dengan guru dan teman di sekolah merupakan dunia yang membahagiakan bagi anak-anak sekolah.

Oleh karena itu, belajar online hanya sebagai cara untuk mengisi waktu di masa sulit ini, daripada tidak belajar sama sekali. Belajar online dilakukan karena memang situasi dan kondisi memaksa demikian. Serapan ilmu melalui dunia online tentu tidaklah selengkap ketika anak-anak belajar di sekolah. Berbagai hal bisa dipelajari di sekolah, tidak hanya materi pelajaran, tapi juga belajar berinteraksi atau bersosialisasi dan sebagainya.

Pendapat saya ini kebetulan diperkuat oleh curhatan ibu wali kelas anak saya. Bu guru yang baik hati curhat di grup WA, betapa beratnya belajar-mengajar online baginya. Sebagai guru, ia merasa berat di kuota internet, juga berat di rentang waktu belajar-mengajar. Ada saja murid yang tidak tepat waktu saat belajar sehingga harus menyusul dan itu membuat bu guru merasa lebih banyak waktu harus dicurahkan dalam belajar online. Ini berbeda dari belajar di sekolah dari pagi sampai siang hari, tepat waktu, dan ia bisa pulang mengajar dengan senang. Itu sekilas curhatan guru, yang saya sangat memahaminya.

Belajar online, sekali lagi menurut saya, tidaklah efektif makanya tidak perlu dibangga-banggakan. Biarlah mengalir saja belajar online ini sekadar mengisi kekosongan belajar di masa pandemi, dan tetap berharap, situasi normal, Corona pergi. Kemudian para pemangku kepentingan di dunia pendidikan mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan belajar-mengajar di sekolah. Bukannya malah menyibukkan diri untuk mempermanenkan belajar online, misalnya. Sebaliknya, fokuslah untuk mengadakan belajar-mengajar tatap muka, membuka kembali ruang interaksi guru-murid di dunia nyata.

Demikian sekadar curhatan tentang belajar online, maaf jika tidak berkenan dengan tulisan ini.  Salam inspirasi!


Foto: pixabay.com
bromocool
kudanil.la
tien212700
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.8K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.