dionlanangAvatar border
TS
dionlanang
Sejarah Propaganda PKI Versi NU, Pasca Pemilu 1955 (Part 9)

sumber: kompas.com

Keberhasilan PKI mendulang suara hingga 6 juta suara di pemilu 1955 membuat lawan-lawan nya mulai waspada, begitu pula dengan kalangan NU. Mengapa tidak, PKI yang sempat diburu oleh tentara dan para Laskar Hizbullah setelah melakukan pemberontakan di karisidenan Madiun pada 1948 dan melakukan pembantaian terhadap santri, kyai, aparat, camat, hingga gubernur jatim pertama juga tewas ditangan PKI justru sanggup bangkit dan meraih hasil diluar dugaan. Komando PKI di tangan DN Aidit cukup mampu membuat suara partai komunis ini menduduki partai terbesar ke-4 kala itu, bahkan beberapa markas-markas tentara juga sempat di menangkan oleh suara PKI (Perlu diketahui, pada  Pemilu 1955 aparat masih diberikan hak untuk memilih dan dipilih).

PKI MENERIMA PANCASILA, NU CURIGA PKI KEMBALI LAKUKAN PROPAGANDA

Pada 15 desember 1955 kemudian dilakukanlah pemilihan anggota untuk majelis konstituante yang bertanggung jawab menyusun undang-undang dasar. Dalam sidang konstituante, PKI bersama partai sosialis lain menyetujui Pancasila sebagai dasar negara. Hal inilah yang justru membuat NU dan partai islam lainnya curiga, karena bukan rahasia umum lagi jika PKI selalu berupaya mendirikan negara Komunis berdasarkan Marxisme.

Quote:

BACA JUGA: Ingat Raeni Anak Tukang Becak Yang Viral 2014 Lalu? Kini Ia Tempuh S3 di Inggirs
Quote:

Kecurigaan NU bertambah kuat saat suatu ketika DN Aidit menyampaikan pidato di depan para kader PKI yang isi pidatonya tidak sesuai dengan apa yang sempat diucapkan kader PKI Nyoto di sidang Konstituante.

Quote:

Peryataan itu juga dipertegas dengan pernyataan Nyoto yang menyebut jika PKI menganggap bahwa lebih bijaksana jika sila ketuhanan yang maha Esa diganti dengan Kemerdekaan Beragama.  NU pun semakin yakin jika keputusan PKI menerima Pancasila sebagai Idiologi bangsa bukanlah hal tulus namun hanya sebuah taktik agar mereka bisa mengganti sila-sila dalam pancasila agarsesuai dengan idiologi komunis. Dalam rangka menyelamatkan Pancasila dari rongrongan PKI maka pada rapat PBNU 20 Feb 1959, KH. Syaifudin Zuhri menegaskan bahwa perlunya Pancasila yang dilandasi nilai-nilai Islam, bukan Pancasila ala Marxisme. NU juga berpandangan jika Pancasila adalah Substansialis yang bukan sebuah alat yang bisa dibuang kapan saja.
MASYUMI DIBUBARKAN, PKI SEMAKIN KUAT

Pada tahun 1960, Presiden Soekarno mengeluarkan kepress yang isinya membubarkan Masyumi dan PSI karena 2 partai tersebut dituduh ikut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta yang bersentral di Padang. Bubarnya Masyumi yang

selama ini menjadi musuh bebuyutan PKI seolah memberikan angin segar untuk Partai Komunis tersebut karena musuh mereka telah berkurang satu. Bubarnya Masyumi pun membuat posisi PKI semakin kuat, terbukti pada kabinet kerja 2 1962 DN Aidit berhasil menduduki kursi wakil ketua MPRS dan tokoh PKI lainnya Lukman menduduki kursi wakil DPR-GR. Sementara pada kabinet kerja 4 tokoh PKI Nyoto berhasil menduduki kursi Menteri Negara. Para Kader PKI yang berada dalam tubuh TNI, POLRI, hingga Birokrat juga semakin membuat kuat posisi PKI di awal tahun 1960an. Tak cukup sampai disitu, Ormas-ormas Undergrow PKI yang mencakup banyak kalangan seperti kalangan Tani, Buruh, Seniman, kalangan perempuan, hingga guru semakin memperkuat Posisi PKI kala itu. Bahkan di beberapa daerah PKI berhasil memangkan Pilkada dan membuat kadernya duduk sebagai kepala daerah, sebut saja seperti di Trenggalek, Blitar, Banyuwangi, ketiga daerah berhasil dimenangkan PKI sehingga Bupati nya adalah kader PKI. dengan demikian PKI semakin leluasa merebut aset, dan melakukan gerakan mereka untuk mempengaruhi idiologi Rakyat.

Quote:

Bahkan salah satu simpatisan PKI yang kala itu menjabat sebagai ketua Badan Intelejen Pusat Dr. Subandrio berani menyatakan jika kekuatan PKI saat itu berjumlah 3 juta anggota, dan didukung oleh anggota di ormas-orman Undergrow PKI seperti BTI, Gerwani, Sobsi, Lekra yang mencapai 16 juta anggota. Atas keberhasilan itu maka ia menyebut jika PKI menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Partai Komunis Uni Soviet dan RRC. Bahkan Subandrio menyebut jika PKI sanggup memerahkan Indonesia dengan jumlah anggota yang sebanyak itu. Bahkan ia juga membayangkan jika PKI berperang dengan TNI maka secara hitung-hitungan diatas kertas maka PKI lah yang akan menang, karena jumlah mereka belasan juta sedangkan jumlah ABRI saat itu cuma 300anribu saja. Dengan kekutan sebanyak itu maka tak heran PKI kala itu cukup dominan dan semakin leluasa melakukan teror terhadap lawan-lawan mereka.


TREAD LAINNYA KLIK: (Part 1)(Part 2), (Tread 4), (Part 6), (Part 7), (Part 8)

Quote:





Baca Juga HotTread Ane Yang Lain Gan















boybadd
fachri15
fachri15 dan boybadd memberi reputasi
2
1.2K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.