robbola
TS
robbola
dendam

Seorang anak berusia 11 tahun, dia selalu mengalami siksaan dari kedua orang tuanya. Meski hanya sebuah kesalahan kecil yang dilakukan, papa dan mamanya sering memukulinya. Bahkan si anak itu diikat dan dikurung dalam gudang.

Anak itu bernama Aldi, dia setiap hari menerima cercaan dari mama dan papanya. Aldi pun tidak tahu, mengapa papa dan mamanya sampai tega berbuat kejam terhadap dirinya.

'Kenapa mama dan papa memperlakukanku seperti ini?" jerit Aldi dan tanpa terasa air matanya jatuh di pipinya.

Perlakuan kasar dan hinaan menjadi makanan sehari-hari Aldi, berbeda dengan adiknya Yuda. Yuda sangat disayangi mama dan papanya, tak pernah sekali pun Yuda disiksa dan diperlakukan kasar.

Ini yang sering muncul dalam benak Aldi. 'Mengapa mama dan papa, lebih menyayangi Yuda Adikku? Padahal kami berdua adalah anak kandung beliau,' pikir Aldi sedih.

Apa salahku pa? Apa salahku ma? Bisik Aldi kembali meneteskan air matanya. Hari ini Aldi terlihat sedang duduk dan mengerjakan tugas rumahnya. Namun, begitu papa dan mamanya pulang mereka berdua pun kembali menyiksanya tanpa alasan yang jelas.

"Aldi! Ke sini kamu!" teriak sang mama dan terlihat memegang cambuk di tangannya.

Melihat tatapan mamanya, Aldi hanya bisa menunduk sedih dan dia harus bisa menahan sakitnya pukulan mama lagi.

"A--ada apa, Ma?" tanya Aldi menunduk.

"Ada apa! Ada apa!" ketus sang mama.

"Ma, mengapa Aldi sering disiksa dan dihukum Ma?" tanya Aldi tidak mengerti.

"Apa Ma? Apa kesalahan Aldi?" Kembali Aldi bertanya.

"Karena kamu ...."

"Mama! Yang Aldi ingat, sekali pun Aldi tidak pernah berbuat kesalahan! Namun, Mama tanpa perasaan ... selalu menyiksa Aldi Ma!" Aldi memotong ucapan mamanya.

"Berani kamu melawan Mama? Berani kamu membentak Mama seperti ini!" Suara sang mama sedikit ditekan. Membuat Aldi ketakutan dan menunduk.

"Ma--af, Ma!"

"Sana kamu!"

Dengan kasar mamanya mendorong Aldi dan Aldi pun terjatuh. Kepalanya membentur tembok dan darah segar pun keluar dari pelipisnya.

Aldi terlihat mengusap pelipisnya dan ia berusaha untuk bangun dan berjalan ke kamarnya. Tanpa ba, bi, bu, mama menyiksa Aldi. Kini Aldi hanya mampu menangis dan menahan sakitnya.

'Ya Allah, mengapa papa dan mamaku sedikit pun tidak menyayangiku?' jerit Aldi.

'Padahal, aku sangat menyayangi mereka berdua. Akan tetapi? Mama dan papa memperlakukanku seperti anak tiri.' Aldi terlihat menghapus airmatanya.

Baru saja Aldi ingin memejamkan matanya, tiba-tiba papanya datang dan menyeretnya keluar dan dengan tidak berperasaan sang papa menendangnya dan Aldi kembali kejedot di tembok. Darah segar kembali mengalir di pelipis Aldi.

"Papa ... mengapa, mengapa Papa memperlakukan Aldi seperti ini, Pa!" jerit Aldi memegang pelipisnya.

Mendengar ucapan Aldi, papanya tidak mempedulikannya. Ia malah menatap ketus anaknya, lalu meninggalkan Aldi dan terlihat papanya masuk ke kamar.

Aldi kembali meringis dan air matanya kembali jatuh di pipinya. Kembali Aldi merenungi, kesalahan apa yang telah dibuatnya hingga menyulutkan kemarahan besar mama dan papanya.

Entah kenapa ke dua orang tuanya selalu berbuat tidak adil dan Aldi benar-benar tidak tahu dan tidak pernah mengerti.

Kini Aldi kembali mendapatkan perlakuan buruk dari mama dan papanya. Sedangkan Yuda? Yuda tidak pernah merasakan apa yang dirasakannya.

Akhirnya, buliran bening jatuh tanpa bisa dibendungnya lagi. 'Ya Allah, kuatkan hamba menerima siksaan dan cacian dari papa dan mamaku.' Aldi menangis.

Meskipun Aldi sering disiksa akan tetapi, Aldi begitu menyayangi Adiknya Yuda. Selama ini, Yuda tidak pernah mengetahui kalau dirinya sering diperlakukan buruk oleh mama dan papanya.

Aldi tidak pernah menceritakannya kepada Yuda, karena Aldi tidak ingin adiknya sampai sedih jika sampai Yuda mengetahui kalau dirinya sering mendapatkan pukulan dan banyak hukuman dari orang tua mereka.

Tanpa sengaja Yuda melihat lebam di beberapa tubuh Kakaknya, Aldi. Karena penasaran, Yuda pun bertanya.

"Kak? Kenapa badan Kakak luka-luka dan hitam seperti ini?" tanyanya begitu melihat Aldi mengganti bajunya.

"Kakak, tidak apa-apa Dek," jawabnya menyembunyikannya dari Yuda.

Yuda tidak begitu saja percaya pada ucapan kakaknya. Kembali ia bertanya, "Kak Aldi, bohong 'kan?" tanya Yuda sekali lagi.

"Tidak Dek," ucap Aldi meyakinkan adiknya.

Tiba-tiba tanpa terduga Yuda melihat sebuah tontonan di TV dan seketika Yuda menjerit ketakutan.

"Kak! Coba lihat itu, Kak!" Yuda menutup matanya dengan tangan.

'Astaghfirullaah!" Aldi bergidik ngeri melihat sebuah acara Di TV.

Seorang remaja dengan tega membunuh seorang temannya. Bukan cuma itu, remaja itu pun mencongkel mata dan memotong kepalanya hingga nyaris putus. Terlihat dari wajah remaja itu sedikit pun tidak menyesali perbuatannya.

"Kak! Kakak ... matiin TVnya! Matiin, Kak!" jerit Yuda ketakutan.

Aldi pun mematikan TVnya, sebuah pemandangan mengerikan baru saja dilihatnya . Sungguh remaja itu begitu tega menghabisi nyawa sahabatnya sendiri. Hanya karena persoalan sepele.

"Kak Aldi ... TVnya sudah dimatikan," sahut Yuda masih menutup wajahnya.

"Sudah, Dek. Kak Aldi sudah mematikannya," jawab Aldi memeluk Yuda yang ketakutan.

"Kak! Yuda ... takut Kak." Yuda memeluk erat kakaknya.

"Tenang Dek, Kakak akan menjagamu. Tak boleh ada satu pun yang menyakitimu," balas Aldi memeluk Yuda.

-----

Hingga suatu hari, tepatnya diakhir tahun, saat semua terlelap tidur. Tiba-tiba Aldi terbayang kembali kejadian yang dilihatnya di TV beberapa waktu lalu dan sungguh tak ada satu pun yang menduga, Aldi bakalan melakukan apa yang pernah dilihat di TV.

Aldi tiba-tiba mengambil sebilah pisau dan berjalan menuju kamar orang tuanya. Aldi lalu mendekati mama dan papanya yang tertidur lelap.

Seketika Aldi menusuk perut mama dan papanya berkali-kali tanpa ampun.

"Aaaa!"

"Aaaa!"

Teriakan dari mulut papa dan mamanya tak ia hiraukan. Aldi terus menusuk perut orang tuanya hingga nyawa keduanya meregang.

Darah segar seketika mengucur dan membasahi tempat tidur papa dan mamanya. Pemandangan yang mengerikan terjadi depan mata Aldi!
Akan tetapi, Aldi tidak merasakan ketakutan atau ia merasa ngeri. Bahkan ia terus menguliti keduanya.

Bukan hanya itu yang Aldi lakukan, ia pun mencongkel kedua mata orang tuanya dan terlihat Aldi puas melakukannya, tak sedikit pun penyesalan di wajahnya. Aldi mencontoh semua yang remaja itu lakukan di TV.

"Kini ... aku tak 'kan lagi merasakan penderitaan." Aldi tersenyum penuh kemenangan.

"Sekarang aku puas! Puas!" teriak Aldi bahagia.

"Jika kubiarkan mereka berdua hidup, yang ada mereka akan terus menyiksaku." Aldi pun berlalu meninggalkan mama dan papanya yang telah menjadi mayat.

"Hahaha ..." Tawa Aldi pun seketika lepas.

#Tamat
rinnopiantsuki1052andhikajj
andhikajj dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.6K
5
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.3KThread40.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.