tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Kota Afrin Dikepung, Pemberontak: Kami di Sini untuk Kedamaian


Laporan wartawan Tribunnews.com, Gilang Syawal Ajiputra

TRIBUNNEWS.COM, Suriah - Pasukan pemberontak Suriah yang didukung pasukan Turki mengepung Kota Afrin di bagian utara Suriah sejak Jumat sampai hari ini, Sabtu (17/3/2018).

Pengepungan kota bermayoritas etnis Kurdi tersebut telah membuat sekitar 200.000 warga sipil terisolasi dan ketakutan.

Berdasarkan keterangan yang dikutip oleh kantor berita The Guardian, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, kehadiran pasukan pemberontak Suriah yang didukung Turki adalah untuk mengembalikan Kota Afrin kepada pemilik yang sah. Erdogan tidak merinci siapa pemilik sah atas Afrin.

"Tujuan Turki adalah untuk memberi Afrin kembali kepada pemiliknya yang sa," kata Erdogan.

Selain itu, pasukan pemberontak Suriah menyatakan melalui sebuah selebaran yang mereka sebarkan, kehadiran pasukan pemberontak yang didukung Turki itu di Afrin adalah untuk membawa perdamaian dan keamanan bagi warga Afrin.

"Kami berada di sini untuk kedamaian dan keamanan Anda, percaya pada keadilan Turki," kata pemberontak dalam sebuah selebaran, seperti yang dikutip The Guardian.

Namun, keberadaan pasukan pemberontak yang di dukung Turki memunculkan spekulasi, bahwa keberadaan Turki di Afrin memiliki tujuan lain, yaitu untuk menumpas pemberontak separatis Kurdi dari kelompok Yekîneyên Parastina Gel (YPG) yang berhaluan kiri.

"Tolong jangan percaya janji kosong teroris. Pemimpin teroris YPG/PKK melarikan diri dari Afrika dan menjalani kehidupan baik di tempat lain. Silakan menjauh dari organisasi teror berdarah. Ambil tangan kita, tolong serahkan. Masa depan yang baik dengan kedamaian menanti Anda di Afrin." lanjut kalimat dalam selebaran itu.

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ali al-Zaatari mengatakan bahwa kehadiran pasukan pemberontak pro-Turki telah membuat ribuan orang melarikan diri, banyak diantaranya bahkan tidak membawa perbekalan yang memadai dan lari ke hutan ataupun desa lainnya yang dianggap lebih aman.

"Ribuan orang berlari, pada dasarnya berlari, mendaki lereng pegunungan dari serangan Turki... Orang-orang tinggal di hutan dan pergi ke desa yang berbeda. Mereka pergi dengan barang-barang minim yang bisa mereka keluarkan, jadi kita mengalami krisis yang menumbuhkan krisis, dan semua orang membutuhkan pertolongan, baik yang menampung pengungsi [pengungsi internal] maupun para pengungsi sendiri." kata Ali al-Zaatari, dikutip oleh Guardian.


Sumber : http://www.tribunnews.com/internasio...ntuk-kedamaian

---

Baca Juga :

- Penuh Tangis dan Haru, Inilah Deretan Foto Pemakaman Sosialita Turki, Mina Basaran

- Begini Modus Canggih Sindikat Asal Turki Bobol Rekening Nasabah Bank yang Ditangkap Polda Bali

- Saksi Ungkap Bantu Pelaku Bom Thamrin Berangkat ke Suriah

0
745
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tribunnews.com
Tribunnews.com
icon
192.2KThread2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.