kalfirmAvatar border
TS
kalfirm
My Little Best Friend


Hujan baru saja berhenti di pagi hitam ini, dingin masih menusuk hingga ke tulang, walaupun selimut masih memagut tubuh gua. Rasanya malas sekali untuk bangun, namun gua paksakan menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajah gua yang kusut. Kantung mata sudah berlapis di bawah kelopak mata, sudah dua hari belakangan gua tidak tidur dengan nyenyak karena mengejar deadline dari kantor. Gua berjalan menuju dapur dan menyeduh kopi untuk merangsang otak dan mata gua untuk tetap terbuka, gua melirik ke arah jam dinding di ruang kerja, jarum panjang menunjuk tepat di angka 12 dan jarum pendek menunjuk angka 4, ini masih terlalu pagi, bahkan kelelawar belum pulang di waktu ini.

Dengan lunglai dan rasa kantuk yang masih menjalar, gua buka laptop dan mengecek sekali lagi pekerjaan gua, walaupun semuanya sudah selesai, hanya untuk memastikan tidak ada yang salah ataupun tertinggal. Setelah mengecek semuanya, gua berjalan ke kamar dan melihat seorang wanita yang masih tertidur di sebelah si kecil, gua kecup kening gadis kecil kesayangan gua dan mengambil android yang sudah mengisi dayanya semalaman. Gua buka email, sama seperti biasa, hanya ada notifikasi dari pekerjaan dan spam iklan ataupun asuransi.

Entah kenapa, ketika gua membuka email gua teringat sesuatu, teringat rasanya menunggu sebuah surat. Setiap kali surat itu datang, rasa menyenangkan dan bahagia menjalar hati gua, rasa dahaga dan haus seakan hilang seketika.

Kejadian ini bermula tahun 2009, saat itu gua masih duduk di bangku SD kelas 5 dan disinilah, perjalanan gua dengannya dimulai.

Bagian Pertama : Rose Tallia Agatha

"Kyaaaaaaa........"

Hiraukan saja suara teriak itu, teriakan itu berasal dari teman sebangku gua yang dijahili oleh anak paling nakal di kelas, teman sebangku gua adalah anak yang gendut dan sangat manja, bahkan ketika kami kelas 5, dia masih saja mengompol dan harus memakai pamper ke sekolah. Menjijikan memang, kalau bukan karena guru yang menyuruh gua untuk duduk di sebelahnya, rasanya tidak sudi duduk disebelahnya, nama anak itu adalah Tono. Saat itu yang gua lakukan hanya mencoret-coret kertas dan menggambar karakter-karakter anime naruto, hingga tiba-tiba kelas menjadi sunyi, gua menangkat kepala gua dan melihat sekeliling, ternyata ada seorang guru yang masuk ke dalan kelas dengan seorang anak perempuan, gua menatapnya dari atas sampai bawah, rambutnya terikat kuncir kuda kebelakang, warna rambutnya hiram kemerahan, dengan mata yang berwarna coklat. Kulitnya kuning langsat, bibirnya mungil dengan hidung yang juga mungil. Seperti bukan orang Indonesia saja. Sampai akhirnya guru kami memperkenalkan dirinya.

"Halo anak-anak, ini teman baru kalian, dia pindahan dari Singapura, namanya Rose Tallia Agatha, kalian bisa memanggilnya Agatha, berteman dengan baik ya. Ibu keluar dulu, Agatha bisa duduk di bangku kosong dimana saja." Ucak ibu guru

Ibu guru keluar dari kelas, gua dengan cepat menendang Tono hingga dia terjatuh, gua melotot ke arahnya dan mengatakan sesuatu dengan nada yang mengancam.

"Lu pindah, biar Agatha duduk disini, kalau lu gak geser, gua robek pamper lu." Kata gua

Tono dengan wajah yang pasrah mengambil tasnya dan dia hanya berdiri, dia tidak tahu harus duduk dimana, karena memang tidak ada yang mau duduk dengannya. Anak yang paling nakal dikelas kemudian duduk di sebelah gua dan mengancam gua, jujur saja gua sama sekali tidak takut dengannya, hanya saja gua tidak senakal dia, menurut gua kalau tidak ada manfaatnya, gua tidak akan mengganggu anak yang lebih lemah dari gua, nama anak ternakal itu adalah Adit.

"Agatha duduk sama gua, suruh Tono duduk sini, atau....." Belum selesai Adit bicara gua memotong ucapannya.

"Atau apa?" Tanya gua dengan wajah yang menantang

Wajah Adit memerah, mungkin untuk pertama kalinya dia ditantang seperti itu, hingga tiba-tiba dia menyambar tubuh gua hingga terjatuh dari kursi, gua bangun dan mengambil pena yang ada di atas meja dan menusuk kepalanya dengan pena, Adit teriak kesakitan, belum selesai dia merasa kesakitan gua layangkan lagi pena ke arah matanya, plak.... tapi tiba-tiba pena yang ada ditangan gua tertampar dan terjatuh ke lantai, ternyata itu adalah perbuatan Agatha, Agatha sangat berani, padahal dia baru saja pindah ke sekolah ini.

"Don't do it." Katanya dalam Bahasa Inggris.

"Hah? Daun duit?" Tanya gua dengan wajah bingung

Teman-teman sekelas yang tadinya panik dan bingung tertawa mendengar celotehan gua

"Oh my... Kamu tidak boleh melakukan itu." Kata Agatha dengan accent Singapura yang kental

"Kenyuapah?" Gua mengikuti accentnya

"You are pathetic." Katanya dengan dahi yang sedikit mengkerut, ternyata dari dekat Agatha tampak lebih cantik

"Paceklik?" Tanya gua lagi

Teman-teman sekelas lagi-lagi tertawa mendengar celotehan gua ke Agatha, tapi salahnya pertahanan gua goyah, sampai akhirnya gua merasakan telinga kiri gua terasa dingin, tidak sakit, namun dingin dan berdengung, dengung yang sangat mengganggu, terasa ada air yang mengalir ke arah dagu, gua pegang air yang mengalir itu, warna air itu merah, ini darah. Gua menoleh ke arah Adit, dia memegang sebuah pena dan dia baru saja menusuknya di telinga kiri gua, dengung masih terasa, emosi gua benar-benar sudah di ambang batas, gua melayangkan kepalan tangan kanan gua ke wajahnya hingga dia jatuh tersungkur ke lantai, gua duduki badannya dan gua tekan kepalanya ke lantai, tanpa sadar gua pukuli dia terus-terusan hingga tangan gua penuh darah, tak tahu berapa pukulan yang mendarat di wajahnya, semua terhenti ketika seorang guru olahraga mendekap tubuh gua dan mengangkat gua, dengung masih saja terasa, dengung ini sangat menganggu dan tak juga hilang, gua melihat sekeliling, masih dalam dekapan guru olahraga, mereka seperti mengucapkan sesuatu, namun tak bisa gua dengar, suara mereka tertutup dengung di telinga kiri gua. Apa yang terjadi? Apa? Apa? Gua takut dan panik, hingga akhirnya gua jatuh pingsan.

Gua terbangun di rumah sakit, ada yang mengganjal di wajah bagian kiri gua dan telinga kiri gua, gua pegang ternyata balutan perban. Ibu gua menangis dan memeluk tubuh kecil gua sesaat setelah gua bangun, gua bingung dan ibu gua mengucapkan sesuatu, namun suara ibu gua sangat kecil, hampir tidak terdengar sama sekali.

"Kamu kenapa Ammar? Maafin ibu, maaf." Kata ibu gua dengan suara yang sesegukan, air mata jatuh dari kedua matanya.

"Ibu kenapa nangis?" Tanya gua

"Maafin ibu, ibu bakal cari cara supaya kamu bisa normal lagi."

Saat itulah gua langsung sadar, gendang telinga kiri gua pecah karena tusukan pena yang dilayangkan Adit.

Saat itu rasanya ingin sekali gua membalaskan dendam kepada Adit dan membuat kedua matanya buta, namun ketika gua masuk sekolah, Adit sudah dipindahkan ke sekolah lain, teman-teman di kelaspun mulai takut dengan gua, dan juga ada satu orang yang sangat gua benci setelah kejadian itu, namanya adalah Rose Tallia Agatha, karenanya dia juga ikut andil, walaupun tidak atas kemauannya, namun gua tetap sangat benci dengannya, benci hingga mendarah daging.
Diubah oleh kalfirm 02-07-2020 15:41
Richy211
thebeatlesss
mmuji1575
mmuji1575 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.8K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
icon
31.4KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.