Aboeyy
TS
Aboeyy
Perpisahan Sekolah di Masa Corona, Ada Airmata yang Hilang



'Nostalgia SMA indah', demikian sepenggal lirik lagu yang didendangkan Paramitha Rusady. Sebab, untuk pacaran misalnya, meski 'berdusta pada guru', timpal Obbie Messach.

Namun masa-masa indah di sekolah itu ada saatnya berakhir, saat siswa telah dinyatakan lulus. Acara Perpisahan pun biasanya digelar dengan meriah dan megahnya. Mereka ingin menjadikan momen perpisahan itu sebagai simpul kenangan abadi selama di sekolah.

Maka tak heran jika dalam acara perpisahan sekolah, banyak siswa yang tenggelam dalam isak tangis, terutama sangat menyanyikan Himne Guru, atau saat mendengarkan kata sambutan yang sangat mengharukan. Karena itu, acara biasanya ditutup dengan hiburan dan makan-makan.

'Jangan bersedih. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan biasanya ada acara makan-makan', begitu komentar kocak Hilman 'Lupus' Hariwijaya dalam novel pop remaja era 80-an, untuk menghapus kesedihan akibat perpisahan.

Tapi apa jadinya jika akhir masa sekolah itu bertepatan dengan musim pandemi Corona seperti saat ini? Tentu saja acara perpisahan tak bisa dilakukan dengan pertemuan fisik secara langsung karena adanya aturan PSBB. Hal ini tentu melahirkan kesedihan baru bagi para siswa. Sebab saat belajar bersama saja mereka tak bisa bertatap muka. Ditambah lagi di saat berpisah juga tak bisa bertegur sapa. Mereka benar-benar bagaikan janazah pasien Corona, kepergiannya tak boleh diantar jemput oleh keluarga.

Ada airmata yang tertahan, atau bahkan hilang, saat momen sakral perpisahan harus ditiadakan. Ane teringat putra Ane yang sejak awal semester akhir kelas XII yang harus menyisihkan uang jajannya, yang katanya buat tabungan untuk mengadakan acara perpisahan yang meriah. Namun fakta sangat jauh dari realita. Jangankan untul bertemu teman-teman, untuk mengurus Surat Keterangan Lulus saja hanya bisa melalui dunia maya. Akhirnya mereka berpisah dalam sepi.

Tak ada lagi kesempatan untuk menyanyikan lagu 'Perpisahan' dari Kaisar Band yang legendaris itu. Tak ada lagi pelukan hangat disertai kata maaf saat bersalaman dengan sesama teman dan dewan guru, apalagi terhadap mantan yang telah melukai atau dilukai. emoticon-Big Grin

Tak ada lagi corat coret seragam sekolah, atau konvoi kendaraan sebagai luapan emosi kegembiraan. Tentu ini menjadi satu sisi hikmah positif dari Pandemi Corona. Siswa lebih menyukuri kelulusan dengan banyak berdoa dari rumah saja.

Tanpa airmata mereka berpisah. Tanpa kata mereka berpencar, menempuh jalan masing-masing. Untungnya, grup Line atau WhatsApp, membuat mereka masih bisa saling menyapa. Hanya lewat emoticon mereka bisa mengekspresikan tangis atau tawa.(*)

Ref.
amdar07indramamothDaniswara92
Daniswara92 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
2.8K
62
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.