brina313Avatar border
TS
brina313
Kita Tak Bisa Memaksa Orang Lain Menyukai Hal yang Kita Suka

Sejak kecil saya bermain dengan anak tetangga yang usianya lebih tua dari saya. Bisa dua tahun bahkan empat tahun lebih tua. Saya adalah pendatang di perumahan yang saya tinggali sekarang. Dalam satu komplek, yang seumuran saya hanya tiga orang, itupun lakik-laki semua. Perempuannya ya itu yang lebih tua. Hampir tiap hari saya bermain dengan mereka.

Dalam pertemanan itu, selalu ada saja hal yang membuat tidak rukun. Mulai dari tidak sependapat dalam suatu hal, bahkan sampai masalah asmara, seperti cemburu kepada seseorang yang bukan milik kita. Dan orang itu pun belum tentu menyukai kita. Itulah masa kecil, ketularan dewasa sebelum waktunya.

Sejak saat itu saya tidak pernah betah main dengan perempuan. Mulai meninggalkan mereka sedikit demi sedikit.  Saya lebih memilih main dengan laki-laki, sampai masuk ke SMK yang umumnya murid laki-laki. Di kelas, perempuannya hanya berjumlah lima orang. Sempat ingin protes, sudahlah di SMP kebanyakan di kelasnya murid perempuan, eh di SMK bertemu lagi dengan perempuan. Inginnya masuk ke kelas yang perempuannya adalah saya sendiri. Namun apa boleh buat.

Satu hal yang paling melekat dalam pertemanan saya saat kecil adalah ketika di antara lima orang anggota (katakan saja saat itu kita bersahabat) ada yang tidak suka terhadap orang lain, maka semua anggota pun harus tidak menyukainya, bagaimana pun keadaannya. Kerap kali berusaha untuk menghindari itu, akan tetapi malah diasingkan. Padahal orang itu tidak berbuat jahat sama saya. Rasanya sedih, dan ketika hal yang serupamenimpa kembali di masa sekarang, rasanya saya sedang kembali pada masa kita.

Setelah itu, ketika saya terus berteman dengan orang baru yang tidak teman saya sukai. Saat itu juga saya mulai merasa kaku dalam pertemanan saya. Tidak seperti biasanya yang bila bertemu ceria, selalu ada hal yang dibicarakan. Mungkin itulah istilah kaca yang pecah walaupun sudah berusaha untuk menyatukannya kembali, ia akan tetap terlihat retak. Semakin lama, saya semakin berpikir, ini pertemanan macam apa?Lalu, saya benci berteman dengan perempuan. Tapi dunia mengharuskan saya bertemu dengan banyak perempuan.

Di SMK, saya berusaha berteman hanya dengan laki-laki. Banyak hal yang kudapatkan ketika berteman dengan mereka. Menjadi satu-satunya perempuan yang dilindungi. Orang-orang yang akan maju ketika ada siapapun yang berusaha menyakiti. Walaupun kadang mendapatkan cibiran dari orang di sekitar saya.

Namun lain halnya ketika saya bertemu dengan laki-laki yang kritis. Segala hal menjadi pertimbangannya. Bahkan sulit membedakan mana perhatian dan mana yang seakan mengekang. 

Saya mengerti. Bukankah hidup adalah pilihan? Ketika kamu tidak menyukai seseorang, itu adalah pilihanmu. Begitu juga saya, ketika saya tidak menyukai seseorang, itu adalah pilihan saya. Pilihan mengajarkan kita untuk saling menghargai perbedaan. Namun bukan berarti harus memisahkan. Perbedaanlah yang membuat kita saling mengenali karakter masing-masing.

Teruntuk kalian, teman kecil saya di mana pun sekarang kalian berada. Saya rindu kalian. Saat beberapa peristiwa yang kualami di masa sekarang mirip dengan peristiwa dulu, saya sangat rindu. Saya ingin bertemu kembali dengan kalian. Saya ingin bercerita pada kalian bahwa saya telah menemukan Kaskus yang bisa saya coreti tulisan-tulisan curhat saya. Seperti yang kalian minta.





Quote:



Referensi Opini Pribadi
Diubah oleh brina313 04-07-2020 13:20
bamboostickk
tropichunter
sukiver
sukiver dan 7 lainnya memberi reputasi
8
5.9K
58
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.6KThread81.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.