Rasa empati untuk menolong kucing yang sakit sebenarnya hal yang lumrah untuk dilakukan. Agan berhasil menyembuhkan kucing yang sakit hingga sembuh, siapa yang tidak senang coba? Bahkan akan menjadi pengalaman buat agan semua sehingga bisa berbagi tips mengobati kucing yang ampuh sesuai penyakit yang dialaminya.

Kenyataannya bila kita sering menangani pengobatan kucing, tidak sedikit orang yang lama kelamaan mempercayakan kepada kita untuk mengobati kucing peliharaan mereka yang sedang sakit. Hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Apalagi bila biaya pengobatannya tidak semahal dokter hewan atau berdasarkan kekeluargaan saja.

Siapa yang tidak tertarik coba. Belum lagi bila orang tersebut sudah memiliki track-record yang bagus dalam menyembuhkan kucing lewat berbagai postingan di sosial media atau di forum Cat lovers, walaupun beliau belum bergelar “S. KH”. Apakah harus bergelar “S. KH” dahulu untuk menyelamatkan kucing? Coba agan pikirkan sendiri.

Nah pada kasus berikut ada kejadian memilukan dari seorang ibu yang di Jatuhi Hukuman penjara. Alih-alih menolong kucing yang sakit dan terluka secara sukarelawan, Ibu dari Pontianak ini malah di Jatuhi hukuman jeruji besi. Penasaran bagaimana kronologinya, Yuk simak thread berikut!

Ibu Pecinta kucing bernama Afrida Kuswanaji, SE. telah lama membagikan postingan tentang cara-cara mengobati kucing dan dipercayakan komunitas cat lover untuk membantu mengobati kucing-kucing yang sedang sakit karena pengalaman 30 tahun ini sudah membuat Ibu Afrida paham betul bagaimana mengobati kucing. Postingan demi postingan telah diupload di sosial media mengenai bagaimana potret-potret pengobatan kucing hingga beranjak sembuh.



Selain memposting foto-foto kucing yang telah diselamatkan. Ibu ini juga giat dalam menolong siapapun yang kucingnya sedang sakit. Atau bisa dibilang sebagai alternatif ketika dokter hewan dirasa cukup mahal. Sehingga kerapkali foto ibu ini di share di media sosial sebagai penyelamat kucing.

Namun alih-alih menolong kucing dengan rasa tulus, postingan demi postingan yang di share di media sosial justru memancing Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak memberikan surat peringatan agar Ibu ini tidak melakukan pengobatan terhadap hewan karena belum memiliki sertifikasi dokter hewan.



Surat peringatan ini berisikan bahwa Ibu Afrida dilarang mengobati kucing sakit terutama secara injeksi karena belum memiliki gelar serta sertifikasi dokter hewan. Dalam surat tersebut juga Ibu Afrida diancam 6-9 bulan kurungan penjara serta denda yang tidak masuk akal sebesar Rp600.000.000,-

Padahal dalam riwayatnya tidak pernah ada keluhan, dugaan atau laporan terkait malpraktik pengobatan kucing yang dilakukan Ibu Afrida, pengalaman 30 tahun ini telah cukup menjadikan Ibu Afrida mampu mengobati kucing dengan baik dan steril. Lantas kasus surat peringatan ini membuat netizen geram terutama Cat lover yang telah lama mengenal Ibu Afrida.

Ibu Afrida juga menjelaskan mengapa kucing-kucing yang di rawatnya bisa sembuh bak dokter hewan. Alasannya karena ia mengkombinasikan bahan-bahan alami serta obat-obatan yang umum didapatkan di pasaran. makanya Ibu Afrida berani menghadiri panggilan dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak.

Ia juga menitipkan pesan bahwa hal yang beliau lakukan ini semata-mata untuk menolong baik itu kucing terlantar maupun kucing rumah. Dia juga yakin kegiatan yang dilakukannya banyak manfaatnya dan tidak meresahkan masyarakat. Oleh sebab itulah dia merasa kebijakan yang diambil Instansi terkait ada yang janggal.

Ia juga menyayangkan seharusnya instansi terkait fokus membuat peraturan mengenai sanksi terhadap penyiksa atau pembunuh hewan kucing ketimbang menghalang-halangi hati nurani manusia untuk menolong kucing. Sirna sudah kebahagiaan Ibu ini dalam menolong kucing.

Duh bikin kesel aja nih kasus pemberian SP kepada Ibu Pecinta kucing ini. Jadi hanya dokter hewan kah yang Boleh menolong kucing?. Coba agan pikirkan sendiri. Padahal mah tolong menolong apalagi terhadap hewan sejatinya merupakan hal nurani dari dalam diri manusia, mengapa harus dibatasi hanya karena tidak ada gelar.

Kadang-kadang kalau kita berbuat baik ada-ada saja cobaannya. Semoga berita Ini menjadi refleksi buat kita semua bagaimana peraturan di Indonesia kadang-kadang kurang tepat sasaran. Semoga lekas selesai permasalahannya untuk Ibu Afrida