Ini adalah gelar juara pertama di Era Premier League



Setelah menjalani perjuangan yang panjang, akhirnya Liverpool berhasil kembali meraih gelar juara English Premier League edisi musim 2019/2020 gan! Sebelum lanjut membaca, ane mau mengajak Agan-Agan Kopites di seantero Kaskus untuk tos dulu... kampai cendol kita! :cendol
 
Gelar juara berhasil diamankan Jordan Henderson dan kawan-kawan pada pekan ke-31, menyusul kemenangan 4-0 Liverpool atas Crystal Palace dan kekalahan rival terdekat mereka, Manchester City di tangan Chelsea dengan skor 1-2.  Dengan kemenangan tersebut, maka perbedaan 23 poin yang dimiliki kedua klub tidak bisa lagi dikejar, karena hanya ada 21 maksimal poin yang bisa diraih oleh Manchester City andaipun mereka meraih kemenangan di seluruh pertandingan sisa, dan walaupun Liverpool tiba-tiba menjadi ampas masyarakat dengan kalah di seluruh sisa pertandingan.




Yang pasti, kekalahan City ini juga didasari pada keputusan pelatih mereka, Josep Guardiola yang memutuskan untuk merotasi pemainnya untuk menghadapi kompetisi lainnya yang masih diikuti. City. Ini memang menjadi sebuah keputusan yang sangat logis karena sejak EPL kembali digulirkan, kans Liverpool menjadi juara bisa dibilang sudah 99% pasti. Di lain pihak, City tentunya akan lebih memiliki kemungkinan juara di dua kompetisi bertipe turnamen yang masih mereka ikuti yaitu FA Cup dan Liga Champions yang sudah memasuki babak gugur. Alhasil, walaupun masih memainkan sebagian besar pemain terbaiknya seperti Kevin de Bruyne, Raheem Sterling dan kawan-kawan, City tidak berhasil membendung laju Chelsea yang memainkan para pemain andalannya.
 
Statistik Liverpool sampai Pekan ke-31
Liverpool sendiri memiliki catatan statistik yang sangat gemilang di musim ini. Hingga pekan ke 31, The Redshanya mencatat 2 hasil imbang (melawan Manchester United dan Everton) serta satu kekalahan “efek kejut” melawan Watford. Mereka memiliki rata-rata raihan 2.77 poin dan sudah mencetak 70 gol (2.26 gol per pertandingan), dengan catatan kebobolan 21 gol (0.68 per pertandingan).
 
Virgil van Dijk menjadi pemain yang paling banyak tampil, dengan kehadirannya di seluruh pertandingan Liverpool di Premier League (31 pertandingan, 31 starter, semuanya main sampai akhir). Pemain kedua yang paling banyak tampil adalah Trent Alexander Arnold dan Roberto Firmino dengan jumlah pertandingan yang sama namun beberapa kali sebagai pemain pengganti (TAA 1 kali sebagai sub dan Firmino 2 kali menjadi sub.


 
Dalam hal catatan gol, kedua pencetak gol terbanyak tim di musim lalu masih menjadi andalan. Mo Salah menjadi top skor di tim dengan 17 gol, diikuti oleh Sadio Mane dengan catatan 15 gol. Dalam urusan assist, Trent masih menjadi andalan, di mana crossing-nya sudah menyumbang 12 umpan berbuah gol, diikuti oleh pasangan setianya di sisi kiri, Andrew Robertson yang sudah mencetak 8 assists. Ketajaman Liverpool di musim ini memang sangat bergantung pada trio lini depannya, Firmino-Salah-Mane dan juga overlapdahsyat dari kedua bek sayap mereka.
 
Kunci Kemenangan dan Kelemahan Liverpool yang Harus Diatasi
Beda Liverpool di musim ini dan musim-musim sebelumnya memang cukup jelas Gan! Pola permainan andalan Lord JK memang simpel, dengan mobilitas lini tengah yang tinggi untuk menekan lawan, ditambah kecepatan dan ketajaman kedua winger, Mane dan Salah yang dimanjakan oleh False Nine bernama Roberto Firmino. Pola permainan ini ditunjang pula oleh kedua bek sayap mereka yang rajin naik ke lini serang untuk memanjakan penyerang dengan umpan-umpan mereka.


 
Namun, di balik kegemilangan Liverpool di musim ini, terdapat sebuah kelemahan yang sangat mendasar: kedalaman skuad. Berdasarkan catatan statistik dari fbref.com, hanya ada 24 pemain Liverpool yang pernah bermain di Premier League, dengan 12 di antaranya bermain kurang dari 900 menit(10 pertandingan penuh). Di sini terlihat jelas bahwa Lord JK hanya mengandalkan 11 nama starter + 1 cadangan (Alex Oxlade-Chamberlain) untuk dimainkan, dengan nama terakhir hanya memiliki 1.175 menit bermain dan 13 starter. Sedangkan pemain lainnya hanya menjadi pemain rotasi dan pelapis semata. Faktor cederanya beberapa pemain “penting tapi tidak kunci” memang mempengaruhi menit bermain, namun di sini bisa dilihat bahwa kedalaman skuad Liverpool sangatlah rentan (coba bandingkan dengan City yang memiliki 17 pemain dengan 900+ menit bermain).


 
Musim ini, Liverpool terbilang beruntung karena tidak banyak cedera yang menimpa pemain mereka. Allison, Fabinho dan Mo Salah memang pernah cedera, namun itupun tidak panjang. Ketergantungan pada VVD juga sangat jelas terlihat, dengan dirinya yang memainkan setiap menit yang ada dalam pertandingan Liga Inggris musim ini. Pentingnya lini belakang yang kokoh dengan pemimpin yang fit memang dengan jelas bisa dilihat dampaknya pada penampilan Man City musim ini yang kehilangan Otamendi karena cedera, yang menghancurkan performa Man City hingga mereka tertinggal jauh. Joel Matip sempat mengalami cedera yang cukup panjang, namun Matip bukanlah “jiwa” pertahanan Liverpool sehingga Joe Gomez masih bisa masuk menggantikan dirinya.
 
Untuk itulah, sebagai Kopites yang baik dan benar, ane pun menyarankan Liverpool untuk terus memperbaiki skuadnya agar penampilannya musim depan bisa jadi lebih baik lagi, dan “puasa” yang sempat berlangsung 30 tahunan yang lalu bisa menjadi lebih pendek. Yaaah... sejelek-jeleknya kalau bisa jadi puasa Daud lah gitu hehehehe...Untuk yang tertarik melihat masukan ane bagaimana cara memperkuat Liverpool musim depan, boleh tengok trit-trit ane yang lain di komen ya.
 
Akhir kata, congratulations Liverpool! #YNWA! Musim Lalu UCL, Musim Ini EPL! Musim depan treble ya om Klopp!
 
PS: Ingat, Kaskuser yang baik tidak lupa tinggalkan jejak, traktir cendol dan rate bintang lima ya!

Sumber: bola.net, fbref.com dan opini pribadi