trikunprayoga
TS
trikunprayoga
Ilmuwan Mengklaim Bahwa Bentuk Alam Semesta Itu Datar.



Semakin berkembang teknologi saat ini, semakin banyak pula manusia yang penasaran terdahap bentuk alam semesta sebenarnya. Saat ini masih ada yang memperdebatkan mengenai bentuk Bumi itu bulat atau datar.

Ternyata, tidak hanya perdebatan mengenai Bumi itu bulat atau datar, Para ilmuwan juga sedang memperdebatkan mengenai "Bentuk Alam Semesta", apakah bulat juga atau justru datar. Menurut Pengukuran terbaru dari mengenai energi gelap, para ilmuuwan percaya bahwa seluruh alam semesta kita benar-benar datar. Dengan mengukur dampak energi gelap, energi atau kekuatan yang mendorong ekspansi alam semesta kita.

Spoiler for Ekspansi adalah...:


Tim ilmuwan dari Universitas Portsmouth menemukan bahwa alam semesta mungkin berbentuk datar dari pada berbentuk gelembung. Mereka juga berpikir dapat menyelesaikan perdebatan panjang masalah astronomi ini.

Sebelum itu, mari kita simak teori alam semesta yang menggelembung terlebih dahulu.

**Teori Alam Semesta yang Menggelembung**


Teori ini muncul dari sebuah ususlan jurnal "Physical Review Latter" dari tim ilmuwan Universitas Uppsala, isi jurnalnya mengatakan bahwa alam semesta ini berada dalam sebuah gelembung yang selalu membesar dikarenakan energi gelap yang memompa gelembung tersebut. Teori ini dikatakan masuk akal mengenai meluasnya alam semesta, serta teori string dan energi gelap.

Apa itu teori string? Singkatnya, semua materi terdiri dari entitas "stringlike" seperti tali kecil yang bergetar.

Quote:

**Mencari Metode Untuk Memahami Kerja Energi Gelap**

Sebelumnya, para ilmuwan mengukur energi gelap dengan melacak supernoval terjauh untuk melihat bagaimana energi gelap mendorong alam semesta kita ini menjadi membesar/mengembang. Namun, sekarang sebagai gantinya para ilmuwan dari Portmouth mengamati lebih dari satu juta galaksi dan quasar yang memungkinkan pemahaman bagaimana energi gelap mendorong alam semesta kita ini meluas/mengembang.

**Struktur Melengkung**



Ketika Para ilmuwan mengatakan kalau alam semesta kita ini berbentuk datar, namun bukan berarti menyerupai selembar kertas yang membentang tanpa batas. Melainkan melengkung menjadi torus membentuk seperti donat. "Katanya datar, kok melengkung?" Sebenarnya menurut model kosmologi, bentuk seperti donat itu masih dikatakan datar.

Disini akan sedikit rumit, karena kita akan sedikit memahami mengenai Apa itu Geometri Alam Semesta

Ketika malam tiba dan kita melihat langit yang dihiasi oleh bintang-bintang. Kita melihat kesana-kemari ditempat kita berpijak, pada saat berada ditepi pantai, lalu memandang lurus kedepan sampai batas penglihatan kita. Kita hanya akan melihat Bumi ini datar tanpa lengkungan.

Karena Bumi kita memiliki lengkungan yang sangat halus. saking halusnya lengkungan Bumi ini, kita sendiri tidak merasakan kalau Bumi ini bulat.

Hal ini juga berlaku bagi alam semesta kita, dengan bukti kosmologi menunjukkan bahwa alam semesta yang kita lihat ini sangatlah halus dan homogen. Bahkan pada struktur ruang terlihat  hampir sama disetiap titik dan disetiap arah.

Pertama-tama kita bahas, yaitu:

**Geometri Datar**




Ini adalah pelajaran yang kita pelajari dari sekolah yang dimana-mana sudut segitiga bertambah hingga 180 derajat dan luas lingkaran adalahπ [sup]2[/sup]. Contoh paling sederhan dari bentuk tiga dimensi *datar* adalah ruang tak terbatas. Orang yang ahli dibidang matematika suka sering menyebutnya ruang Educlidean

Spoiler for Ruang Educliden:

.

Bentuk-bentuk ini sulit divisualisasikan. Mari kita sederhankan penjelasan tadi dengan selembar kertas yang digulung membentuk silinder.


Kemudian kertas yang sudah membentuk silinder. Kita satukan tiap ujungnya sehingga berbentuk torus atau mirip seperti donat.



Coba lihat, bentuknya tidak datar sama sakali, namun dalam "model kosmologi" bentuk torus masih dianggap datar atau flat.






Jika kita lihat model ini, memang benar melengkung. Namun bagi yang menghuni didalamnya yaitu kita akan merasa datar, walau berkeliling kesana-kemari, bahkan kita tidak menyadari lengkungan tersebut. Misalnya kita bergerak lurus dari sini kesana, suatu saat kita akan kembali ke titik awal.

Dari penjalasan diatas, bisa dikatakan kalau alam semesta berbentuk torus atau menyerupai donat masil dibilang datar bagi model kosmologi.

Quote:


**Geometri Bulat**


Siapa sih yang tidak tahu bulat, benda yang sering kita lihat, seperti bola. Bentuk ini sangat mudah untuk didifenisikan melalui analogi sederhana. Bayangkan saja kamu dan temanmu, "itu pun kalo punya teman". Sekarang  bayangkan kamu berada di Kutub Utara, dan temanmu berjalan menuju kutub selatan,


Penglihatan kamu terhadap temanmu akan semakin kecil seiring perjalanan dia menuju Kutub Selatan.




Namun keanehan terjadi ketika temanmu melewati garis khatulistiwa. Temanmu yang kamu lihat mengecil tadi, berubah menjadi besar dan jelas bentuknya.




Ketika temanmu berada 10 kaki atau 3 meter dari Kutub Selatan, maka dia akan sama besarnya ketika kamu melihat dia 10 kaki atau 3 meter dari tempatmu berdiri.




Dan ketika ia sudah berada dikutub selatan, maka kamu akan melihat dia dari segala arah.

"Apakah kalian bingung atau bahkan pusing?"




Dari gambar diatas, faktanya adalah pengukuran segitiga kosmik adalah cara utama para ahli kosmologi untuk menguji apakah alam semesta ini melengkung atau tidak. Untuk setiap titik panas dan dingin dilatar belakangi oleh gelombang mikro komsik, diameter lintangnya, dan jaraknya dari Bumi, sehingga membentuk tiga sisi segitiga.Dengan ini kita dapat mengukur sudut tempat subtensi dilangit malam, salah satu dari sudut segitiga. Kemudian kita dapat mengetahui apakah kombinasi panjang dan ukuran sudut cocok untuk geometri datar, bola, atau justru hiperbolik

Quote:



**Geometri Hiperbolik**




Nah lo, apalagi ini, pada model dasar ini geometri heprbolik ini adalah bentangan tak terhingga. Tetapi karena geometri hiperbolik ini mengembang keluar jauh lebih cepat dari pada model geometri lainnya.




Orang matematikawan suka bilang "lebih mudah tersesat didalam ruang hiperbolik". Ketika temanmu pergi meninggalkanmu disini, kamu mungkin akan kesusahan menemunkannya, kecuali kamu tau rute temanmu.




Dalam model ini, jumlah sudut segitinya kurang dari 180 derajat.




Untuk melihat sisi-sisi segitiga yang terlihat tidak  lurus, kita menggunakan lensa yang terdistorsi. Bentuk kurva ini akan terlihat lurus bagi penghuni didalam model ini, atau lebih tepatnya dia akan melihat kalau *semestanya itu datar*. Untuk berjalan dari lokasi A ke lokasi B adalah dengan cara menuju titik pusat lalu berbelok dengan menarik garis sehingga membentuk kurva.

Quote:

**Kesimpulan**

Dari semua penjelasan yang membingungkan diatas tadi, kita bisa tarik kesimpulan kalau sebagian besar pengukuran kosmologi ini mendukung kalau alam semesta kita ini berbentuk datar atau cuman kebetulan hasilnya statistik.

Sebenarnya hal ini bisa dibilang belum tentu benar karena semakin besar skala yang diamati, maka semakin halus atau semakin rata lengkungan tersebut. Akan sulit untuk mendeteksi kalau alam semesta kita ini datar atau bulat.

Kita tunggu saja metode baru dalam pengukuran kosmologi ini, atau mungkin nanti ada metode yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahmi oleh kita kedepanya.


"Jujur saja, saat merangkum materi ini memang susah, apalagi pada metode geomteri hiperbola. Semoga kalian sedikit paham dengan apa yang saya bawa. Kalau ada yang salah atau kurang silahkan komen dibawah, saya akan perbaiki atau menambah poin-poin yang mungkin *miss*dalam materi ini."

"Yap balik lagi, mau sharing aja apa yang telah saya baca dan pelajari. "






Source:
https://futurism.com
https://journals.aps.org
https://www.quantamagazine.org
alifrian.raliakbarrrsapiderwomen
sapiderwomen dan 57 lainnya memberi reputasi
52
11.1K
225
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sains & Teknologi
Sains & Teknologi
icon
15.4KThread10.8KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.