joko.winAvatar border
TS
joko.win
HUT ke-493 Jakarta: di Bawah Kekuasaan Anies Makin Berantakan
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Seorang rekan wartawan menelepon saya dan meminta tulisan dan pandangan tentang kinerja gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam rangka ulang tahun Jakarta ke-493.

Ya, memang pada tanggal 22 Juni 2020 ini kota Jakarta akan berulang tahun ke-493. Rekan wartawan itu bertanya dalam ulang tahun Jakarta ke 493 ini, Anies Baswedan sudah 3 tahun dan bagaimana kinerjanya?

Melihat bagaimana kinerja Anies selama 3 tahun menjadi Gubernur Jakarta, bisa dilihat dari pencapaian janji kampanye yang disampaikannya pada saat pilkada  gubernur Jakarta sekitar 4 tahun lalu, seperti apa pencapaiannya?

Dalam tulisan saya ini mengambil beberapa janji saat pilkada Jakarta  gubernur Anies Baswedan serta pencapaiannya.

Bidang transportasi Anies berjanji akan  membangun sistem transportasi umum yang terintegrasi dalam bentuk interkoneksi antarmoda, perbaikan model manajemen layanan transportasi umum, perluasan daya jangkau transportasi hingga menjangkau seluruh warga, pengintegrasian sistem transportasi umum dengan pusat-pusat pemukiman, pusat aktivitas publik, dan moda transportasi publik dari luar Jakarta.

Sejak Juli 2019 memang Anies Baswedan membangun program angkutan pemukiman yang namanya JakLingko. Layanan angkutan JakLingko ini dilakukan dari pemukiman dan diintegrasikan dengan Transjakarta.

Sempat berjalan beberapa bulan tetapi belakangan ini sudah tidak berjalan lagi. Masyarakat pun tidak mengetahui, keberadaan layanan JakLingko di area tempat tinggalnya ketika masih beroperasi.

Soal integrasi layanan Transjakarta dengan moda angkutan umum massal lainnya di Jakarta pun hingga saat ini belum juga dibangun.

Padahal di Jakarta selain Transjakarta, ada juga layanan Kereta Komuter atau KRL Jabodetabek dan MRT. Tetapi sampai hari ini ketiga layanan angkutan umum massal ini belum juga diintegrasikan dalam satu sistem layanan untuk mempermudah akses warga menggunakan angkutan umum massal.

Akibat nyata dari tidak adanya integrasi angkutan umum massal adalah kemacetan di Jakarta semakin parah. Kemacetan parah itu disebabkan tidak aksesnya layanan angkutan umum massal di Jakarta sehingga warga  lebih memilih menggunakan kendaraan bermotor pribadi, mobil serta sepeda motor.

Kondisi macet ini selanjutnya menyebabkan buruknya kualitas lingkungan hidup, kualitas udara di Jakarta. Tahun 2019 Jakarta alami kualitas udara sangat buruk dan terburuk di di dunia.

Bahkan tahun 2019 lalu Jakarta beberapa kali alami  menempati posisi pertama kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual hari ini. Tingkat polusi udara di Jakarta di bawah kota Kabul, Afghanistan dan Krasnoyarsk, Rusia.

Berdasarkan data dari AirVisual hari Minggu, 18 Agustus 2019 pada pukul 09.05 wib, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di 172 alias kategori tidak sehat. Namun, tingkat polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.

Buruknya kondisi lingkungan hidup di Jakarta ini mempertanyakan Anies yang pernah berjanji dalam.pilkada Jakarta bahwa akan menjadikan Jakarta sebagai Kota Hijau dan Kota Aman yang ramah, sejuk dan aman bagi anak, perempuan, pejalan kaki, pengguna jalan, dan seluruh warga; menggalakkan kegiatan cocok tanam kota (urban farming); melakukan audit berkala keamanan kampung; serta memperluas cakupan dan menperbaiki kesejahteraan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Buruknya kualitas lingkungan hidup Jakarta juga disebabkan oleh buruknya pelayanan perawatab kota selama masa Anies Baswedan menjadi gubernur Jakarta  Bukan rahasia jika saat ini layanan kebersihan lingkungan yang biasa dilakukan oleh Pasukan Oranye PPSU, banyak dikurangi dan bahkan terhenti.

Saat ini banyak soal dan kampung jadi kumuh dan tidak terawat kebersihannya. Bahkan sampai hari korban masyarakat terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih terus banyak dan sering besar.

Begitu pula soal membangun Jakarta menjadi kota hijau hanya slogan saja. Coba kita ingat dan lihat ke belakang, awal tahun 2020 lalu terjadi pengrusakan lingkungan berupa pembatatan 200 pohon besar di  kawasan Monas.

Tindakan ini cukup mewakili bahwa memang Anies tidak memiliki komitmen membangun Jakarta menjadi kota Hijau. 

Begitu pula soal sarana air bersih, Anies berjanji memperluas cakupan dan memperbaiki kualitas layanan air bersih dengan prioritas pada wilayah-wilayah dengan kualitas air terburuk, dan memberikan subsidi langsung untuk warga tidak mampu.

Soalnya sekarang adalah layanan sarana air bersih ini masih saja sama dengan kondisi pada masa gubernur Jakarta sebelumnya padahal keputusan MA telah memerintahkan DKI terkait penyediaan air minum tidak boleh diswastanisasikan lagi. Hingga saat ini pemprov Jakarta tidak mampu menghentikan swastanisasi air minum dan tidak mampu mengembangkan  penyediaan air  bersikap menjadi air layak minum.

Bayangkan saja, Jakarta sebagai ibu kota dan kota Metropolitan sarana airnya belum layak minum.

Program perumahan rakyat, Anies pernah meluncurkan program Rumah DP Rp 0. Program ini pun sampai hari belum juga terwujud, terlihat bentuk rumahnya.

Bahwa beberapa waktu tersiar kabar bahwa lokasi atau laha  program Rumah DP Rp 0 bermasalah. Juga soal manajemen penanganan bencana banjir Jakarta.

Banjir Jakarta selama 4 bulan di tahun 2020 ini terjadi setidaknya 8 kali. Padahal sebelumnya banjir Jakarta itu siklusnya 5 tahunan. Tetapi mulai tahun 2020 ini siklusnya mingguan terjadi banjir.

Penyebab banjirnya sama selama 4 bulan itu yakni, tidak adanya perawatan saluran air atau drainase. Tidak adanya perawatan drainase dan banjir ini juga menjadi bukti bahwa perawatan kota Jakarta sangat buruk.

Ya beginilah kondisi Jakarta, 3 tahun di bawah kekuasaan Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak ada terobosan dan pembangunan yang berarti.

Kota makin berantakan dan warga Jakarta tidak menikmati pembangunan yang dibiayai oleh uang pajak warga.

Tidak ada layanan publik yang baru dibangun atau dibuat oleh pemprov Jakarta dari idenya atau janji Gubernurnya, Anies Baswedan.

Tinggal warga Jakarta, juga rakyat Indonesia bisa menilai dan mengevaluasi kualitas seorang Anies Baswedan.

Dipilih Presden Jokowi jadi menteri pendidikan tidak bisa kerja dan dipecat oleh presiden Jokowi.

Lalu  dipilih jadi gubernur juga tetap tidak bisa kerja. Apakah mau salah pilih Anies Baswedan lagi?

Jakarta, 20 Juni 2020
Penulis: Azas Tigor Nainggolan
Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia

https://www.netralnews.com/opini/rea...kin-berantakan
 
Diubah oleh joko.win 20-06-2020 07:54
Kepala.Jenggot
peyronie
DruiDs
DruiDs dan 17 lainnya memberi reputasi
14
3.9K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.