si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Menelusuri Rekam Jejak Marga Smith di Indonesia (Part 2, END.)
Di tulisan pertama, ane sudah jelaskan mengenai asal-usul marga Smith dan kiprahnya di Indonesia. Sekarang kita akan mempelajari persebaran marga Smith ini di kawasan Asia Tenggara, hingga masuk ke Indonesia. Ane juga akan mengajak gan sist menelusuri jejak marga Smith di Sulawesi, tepatnya di Kota Manado. Langsung saja kita mulai kisah panjang ini, jangan lupa siapkan kopi atau cemilan sebagai teman membaca.




Sumber




Hijrahnya Marga Smith ke Asia Tenggara


Keturunan nabi yang pindah ke Hadramaut (Yaman) dari Basrah ialah Ahmad al-Muhajir, merupakan generasi ke-8 dari keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Dia pergi bersama seluruh anggota keluarganya. Sementara saudaranya yang bernama Muhammad bin Isa, menetap di Irak. Pada masa pemerintahan Khalifah Abbassiyah, sebelum pergi ke Yaman, pria yang juga dikenal dengan nama Al-Imam Ahmad bin Isa ini awalnya hijrah ke Madinah dan Mekkah, tahun 896 Masehi.


Alasan ia pindah dari Mekkah saat itu karena banyak fitnah beredar, bahwa keturunan Rasulullah bakal mengambil alih kekuasaan. Fitnah ini membuat pemerintah cemas, sehingga banyak keturunan nabi diburu bahkan dibunuh. Imam Ahmad bin Isa tidak ingin anak-anaknya terlibat dalam masalah politik, akhirnya dia berbicara dengan saudaranya, Muhammad bin Isa. Dan akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Yaman tepatnya di Hadramaut, dia berharap supaya keturunannya menjalankan agama dengan murni, tanpa terkontaminasi masalah politik.


Hadramaut sendiri dulu adalah sebuah lembah yang cukup subur di negeri Yaman, walau subur tetap saja negerinya termasuk miskin. Kering kerontang, dan tidak ada apa-apa. Zaman dulu Hadramaut dihuni penduduk lokal, yang tidak memiliki garis keturunan nabi, Ahmad bin Isa yang baru hijrah berdakwah di situ. Awalnya ia mendapatkan perlawanan serta penolakan, seiring berjalannya waktu ia berhasil mengatasi masalah itu. Dan mulai mendapatkan murid serta pengikut.




Hadramaut, Yaman.

Sumber



Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Muhammad Shahib Mirbath, orang yang pergi ke Asia Tenggara dan Nusantara pada pertengahan abad ke 19. Merupakan keturunan dari Ahmad al-Muhajir, orang dari Hadramaut di Yaman dari golongan sayid, atau disini lebih dikenal dengan nama habib. Sebelum sampai ke Asia Tenggara mereka lebih dulu singgah di Gujarat, hingga pertama kali mendarat di Indonesia melalui Aceh.


Sebelum sampai ke Aceh keturunan dari marga Smith sempat juga singgah di Thailand dan Kamboja, disana banyak marga Smith yang berasal dari keluarga Abdul Malik. Kemudian Abdul Malik sendiri diangkat mantu oleh raja di Kamboja, dan mendapat gelar Al Ahmad Khan. Kemudian mereka keturunan Abdul Malik mulai berhijrah ke Nusantara lewat Aceh, lalu berlanjut ke Palembang dan kemudian menyebrang ke Pulau Jawa.



Marga Tertua di Indonesia


Menurut data Rabithah Alawiyah sebagai organisai pencatat keturunan Nabi Muhammad di Indonesia, marga tertua dan paling dekat dengan garis keturunan nabi ialah Assegaf. Lalu dari Assegaf ini, muncul keturunan baru dengan memakai nama al-Attas. Rata-rata keturunan yang ada di Indonesia adalah keturunan ke-37 atau ke-38.


Di Indonesia saat ini yang paling besar adalah marga al-Attas, nomor dua Al Hadad. Di wilayah Surabaya, yang paling banyak adalah marga Al-Jufri. Menurut data ada sekitar 100 lebih marga yang ada di Indonesia, kini masih tersisa 68 marga. Lainnya sudah punah, tidak ada keturunan. Yang unik adalah salah satu marga dari Yaman, sebenarnya dinegeri asalnya sudah tidak ada. Tapi marga tersebut masih banyak ditemui di Indonesia, marga itu adalah Baraqbah yang di Hadramaut saat ini, keberadaannya sudah tidak ada.




Sumber



Jumlah keturunan nabi sendiri di Indonesia diperkirakan sekitar 500 ribu sampai 1,5 juta orang menurut data terakhir. Andaikan semua orang itu muncul ke media dan mengaku sabagai habib, maka akan jadi semakin rumit keadaannya.


Dari jumlah itu, belum diketahui secara pasti jumlah keseluruhannya sampai sekarang. Karena persebarannya yang lumayan luas, di Jakarta sendiri para marga keturunan nabi tersebar di Tanah Abang, Kampung Melayu, Pekojan, dan yang terbesar di Condet, Jakarta Timur.




Kedatangan Orang Arab ke Manado



Islam masuk ke Sulawesi Utara bersama dengan masuknya para pedagang Arab, di kota pelabuhan Manado. Mulai tahun 1590-an sudah ada Syarif, seorang pedagang Arab di Manado, selain itu ada juga orang Arab lain bernama Wahid Rais yang tinggal di daerah pesisir Belang. Wilayah itu kini masuk wilayah Minahasa Tenggara, Wahid Rais sendiri beristrikan wanita Bola'ang-Mangondouw, bernama Jessy Wenas.


Diperkirakan marga Smith datang ke Manado mulai pertengahan abad ke 19, bersamaan dengan masuknya para keluarga marga Smith ke Aceh dan pulau Jawa. Kemudian dari pulau Jawa para marga Smith mulai menyebrang menuju pulau Sulawesi.




Orang Manado zaman dulu.

Sumber



Mereka (marga Smith) dan para pedagang Arab di Manadao mulai membentuk perkampungan Arab, dan memiliki kepala kampung yang masih satu etnis. Pada zaman Belanda, kepala kampung juga disebut dengan nama wijkmeester. Selain kepala kampung, ada juga kepala masyarakat yang diberi pangkat ala militer berdasarkan banyaknya komunitas etnis mereka. Kepala masyarakat itu biasa disebut vreemde oosterlingen (timur asing). Selain itu para kepala masyarakat juga mendapat pangkat letnan dan kapiten (kapten). Para kepala masyarakat dan kepala kampung, dulu tunduk pada hukum pemerintah kolonial Belanda.


Selain ada komunitas muslim Kampung Arab, dulu di Manado juga ada kelompok muslim lokal yang masuk ke Manado. Dimana muslim lokal tersebut berasal dari Jawa, yang merupakan pengikut Pangeran Diponegoro. Sebelum tahun 1830 agama yang dominan di pedalaman wilayah Manado adalah agama asli Sulawesi Utara, yaitu Alifuru.


Ketika Kiai Mojo (Panglima perang Pangeran Diponegoro) dan pengikutnya dibuang ke Tondano setelah usainya Perang Jawa (1830), agama Alifuru masih dominan. Para pengikut Kiai Mojo hidup tidak jauh dari suku asli di tanah Minahasa, dimana mereka sempat melawan Belanda dalam Perang Tondano.




Tondano tempo dulu.

Sumber



Para pengikut Kiai Mojo dan Diponegoro di tepi Danau Tondano itu berbaur baik dengan penduduk setempat, dengan tetap mempertahankan agama yang mereka anut. Setelah ada perkimpoian antara orang buangan dengan perempuan setempat tahun 1831, maka pengikut Kiai Mojo dan perempuan yang mereka nikahi itu membentuk sebuah kampung Islam. Bahkan terbentuk etnis baru di pesisir Danau Tondano. Mereka bukan Jawa, bukan Tondano, tapi Jawa-Tondano alias Jaton.


Orang Jaton dikenal pandai dalam menyerap bahasa lokal, bahkan tidak kalah dalam penguasaan Bahasa Tondano dibandingkan dengan orang Tondano asli. Saat ini orang-orang di Minahasa lebih banyak memakai bahasa Manado atau Melayu Manado, ada juga beberapa kata bahasa Jawa yang mempengaruhi dan digunakan orang di sekitar Danau Tondano.




Kiai Mojo

Sumber



Kehidupan sosial masyarakat buangan di Kampung Jawa Tondano mulai tahun 1830-1908, memberi pengaruh yang besar. Kiprah para orang buangan di Tondano, dapat dilihat pada bidang pertanian. Setelah pengikut Kyai Mojo datang, mereka mulai mengenalkan cara membajak sawah, dan pertanian disana semakin maju. Mereka lebih bisa berbaur dengan masyarakat lokal dibanding orang Arab di Kampung Arab Manado.


Dulu orang Arab baik yang berdagang maupun yang menyandang marga Smith, tidak bisa berbaur seperti orang Islam non-Arab yang tinggal di Manado. Dimana muslim lokal bisa lebih berbaur dalam kehidupan masyarakat umum. Hal itu menyebabkan pengaruh bahasa Arab, yang dipakai di Kampung Arab tidak terlalu berpengaruh dalam bahasa orang Manado sehari-hari. Pengaruh orang Islam Kampung Arab disana, masih kalah jauh dibandingkan dengan orang Islam di tepi Danau Tondano yang kebanyakan adalah orang buangan dari Pulau Jawa.



Manado Sebagai Kota Toleran di Indonesia


Akhir tahun 2018, Kota Manado menempati urutan ke-4 dalam kategori kota paling toleran di Indonesia. Urutan ini pun melampaui Jakarta, orang non-muslim di Manado bisa hidup nyaman dengan agama dan kepercyaan masing-masing, termasuk kaum muslim juga menjalankan apa yang mereka anut tanpa adanya gesekan.


Orang Islam di sana bisa berbaur dengan masyarakat sekitar yang Kristen, tidak jarang seorang muslim punya sepupu atau kerabat yang beragama Kristen. Di Manado sendiri, mayoritas warga masyarakatnya beragama Kristen, terutama Kristen Protestan. Kristen Protestan memiliki jumlah pengikut paling banyak mencapai lebih dari 60%, disusul agama Islam dengan presentase sekitar 30%.




Sumber


Sulawesi Utara sendiri cukup riskan tertular konflik sebenarnya. Dimana daerahnya berbatasan langsung dengan Poso, Maluku, Maluku Utara, dan Mindanao Selatan (Filipina). Wilayah itu pernah mencatat sejarah yang kurang baik, terkait konflik berlatar belakang keagamaan.


Namun kesadaran untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan meski berbeda dalam masalah keyakinan beragama,
adalah hal yang mampu membentengi Sulut hingga sekarang. Salah satu contohnya adalah setiap perayaan Natal, seluruh umat kristiani bisa dengan tenang beribadah karena gereja dan rumah mereka dijaga pemuda non-kristiani. Sebaliknya jika umat muslim merayakan Idul Fitri, para pemuda non-muslim yang bertugas mengamankan. Hal ini juga berlaku bagi umat beragama lainnya, yang merayakan hari raya mereka.


Maka tak berlebihan jika Manado jadi kota yang paling toleran di Indonesia, sayang prestasinya tercoret oleh ulah Bahar bin Smith yang justru sering membuat gaduh dengan segala macam tingkahnya. Walaupun tidak lagi tinggal di Manado, namun di akte kelahirannya dia tercatat lahir di Manado. Dimana marga Smith sendiri masih ada yang bermukim di Manado, sangat disayangkan citra baik mereka ternoda oleh sikap Bahar bin Smith.





Kota Manado

Sumber



Dimana dalam dakwahnya dia menggunakan kata-kata yang kurang pantas, akhir 2018 kemarin saat Bahar bin Smith singgah ke kampung halamannya untuk menghadiri haul sang ayah. Dia juga sempat mendapat penolakan warga adat di Manado, karena ceramahnya yang dinilai kurang pantas. Tapi Bahar berhasil lolos dari hadangan, dan akhirnya dikawal polisi untuk menghadiri haul sang ayah


Beruntung orang Manado tidak terpancing bertindak anrkis atas ulah Bahar bin Smith selama ini, dan tetap menjaga dan memadukan perbedaan sebagai kekuatan. Satu hal yang bisa kita pelajari dari orang Manado adalah, untuk terus menjaga kerukunan dan kebersamaan serta hidup damai dalam perbedaan.



Profil Singkat Bahar bin Smith


Bahar bin Smith sendiri lahir di Manado, Sulawesi Utara. Pada tanggal 23 Juli 1985, dengan nama lengkap Sayyid Bahar bin Ali bin Smith. Disinilah Bahar bin Smith lahir dan tumbuh remaja, dia anak sulung dari 7 bersaudara. Ia mendapat marga Smith dari ayahnya yang bernama Sayyid Ali bin Alwi bin Smith (wafat 17 Oktober 2011), sedangkan ibunya bernama Isnawati Ali.


Dia hijrah ke pulau Jawa dan bergabung dengan FPI pada perkembangannya, dan ia juga merupakan murid dari Muhammad Rizieq Shihab. Tahun 2007 ia mendirikan Majelis Pembela Rasulullah, dan menjadi ketuanya. Serta mendirikan Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin didaerah Bogor.


Kantor pusat Majelis Pembela Rasulullah berada di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Pengikut Bahar mencapai ratusan hingga jutaan orang (versi mereka) yang kebanyakan tersebar di Ciputat, Tangerang Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dan Pondok Aren.Bahar dan anggota Majelis Pembela Rasulullah, kerap melakukan aksi razia dan penutupan paksa tempat hiburan malam di Jakarta.


Aksinya yang paling disorot adalah ketika dia menggerakan 150 orang jamaah Majelis Pembela Rasulullah, pada bulan Ramadan tahun 2012. Dimana ia melakukan razia di Cafe De Most Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Razia ini dilakukan karena kafe tersebut diduga sebagai sarang maksiat, Bahar menutup paksa Cafe De Most dan meminta tempat tersebut ditutup selama bulan Ramadan.


Untuk kesimpulan dari 2 part yang sudah ditulis, dan beberapa penjelasan tambahan dari TS bisa dicek dipost 1.






Referensi: 1.2.3.4.5.6
Ilistrasi: google image
Diubah oleh si.matamalaikat 15-06-2020 06:50
ssr
bisimoto
hajat.pancasila
hajat.pancasila dan 53 lainnya memberi reputasi
48
13.1K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.