Saya cuma ingin ngedongeng, sudah lama tak mendongeng cerita tentang punakawan, tokoh ini sering dibuat serial oleh om Tatang. S, salah satu komikus waktu TS masih imut-imut menggemaskan. Terakhir mendongeng tentang kisah "karya sampah" sampai-sampai negara kaskus heboh luar biasa rakyatnya pun gonjang ganjing hampir saja terjadi rusuh dan penjarahan.

Bahkan sampai ada yang mau lapor ke FBI, Mossad, CIA, BIN, GRU, BND hingga M16 segala wuih pokoknya keren lah. Saling adu argument adu kekuatan, adu ancaman namun hasilnya zonk.



Efeknya luar biasa, terjadi kudeta di alam maya sebuah negara kecil luluh lantak efek dari perseteruan negara adidaya kaskus yang bisa meruntuhkan kerajaan-kerajaan kecil yang baru saja tumbuh.

Namanya juga dongeng, tidak ada bukti tidak ada saksi, yang merasa paling misuh-misuh karena sakit hati, hingga amarahpun membara, ternak klon banyak-banyak hingga lupa tujuan hidupnya untuk apa. Dunia maya kok diladeni ya sampean akan sakit jiwa nantinya ya toh.

Hampir mirip dengan kisah dongeng di desa tumaritis, sebuah tempat dalam negara antah berantah. Para tokoh punakawan sedang duduk di warung kopi, sambil senyam senyum lihat si Inem bodynya makin lama makin yahud, sedangkan dompet mereka makin lama makin kisut.



Di layar televisi sedang ada berita mengejutkan, salah seorang polisi yang menangkap penjahat kelas kakap dibidang korupsi tersiram air mata buaya, hingga matanya menjadi buta.

Dua tahun pencarian berlalu si penyiram pun ketemu, tapi yang lucu bukan itu hukuman yang diberikan jaksa penuntut umum sangat ringan cukup satu tahun saja masuk dalam sangkar besi. Walau sidang belum selesai, tapi berita ini sudah menghebohkan masyarakat. Karena hukuman dituntut atas ulah "tak sengaja".

Petruk, Gareng dan Bagong pun ikut berkomentar.

"Reng, kok enak bener ya nyiram orang sampai buta hukuman jadi ringan?" Ujar Petruk.

"Lah kan ndak sengaja" timpal Gareng.



"Kalau kaya gitu tak rudapaksa saja ninik-ninik bilang ndak sengaja, hukuman jadi ringan iya toh"

"Lah kalo sampean rudapaksa ninik-ninik itu namanya kebangetan, ga liat apa tuh body si Inem tambah yahud. Ninik-ninik ntar mati gimana?"

"Ya, ndak sengaja!"

"Semprull, jijik kali aku liat bahasan ninik-ninik" Bagong lantas memotong percakapan.

"Ndak sengaja itu hanya dalih, yang penting itu "Wani Piro?"

"Maksudnya Gong?"

"Lah ga ada duit, bisa masuk penjara lebih lama, mau keluar cepet tunggu amnesti kalau-kalau ada wabah pandemi"

"Ohhh gitu ya!!" Gareng dan Petruk mengangguk macam burung pelatuk.

Inem pun datang, meminta bayaran atas kopi mereka namun jawabannya.



"Nem ngutang dolo ya kaya biasa" ujar Petruk.

Bagong langsung ketawa, membuat kaget kedua temannya.

"Ehh bahlul kenapa ente ketawa" ujar Petruk?.

"Ga punya duit aja mau ngelakuin aneh-aneh, sakit jiwa nampaknya kau Truk"

Ketiganya lantas tertawa bersamaan, sepertinya semua satu suara hukum di desa Tumaritis memang bisa dibeli. Salam, saya c4punk see u next thread.