LordFaries3.0
TS
LordFaries3.0
Pengamat Intelijen Ingatkan Jokowi Waspada 2 Kelompok Ini Saat Pandemi

Jakarta, law-justice.co - Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengingatkan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar waspada dengan kehadiran 2 kelompok ini selama pandemi covid-19. Dua kelompok yang dimaksudnya adalah kelompok ngeyel dan kelompok yang suka bikin kisruh.

Hal itu disampaikannya karena pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan, tetapi masih saja ada orang suka berulah.

Menurut dia, kelompok ngeyel umumnya acuh, cuek, dan tidak terlalu mengganggu, sehingga tidak perlu diproses sampai ke ranah hukum. Mereka kata dia bisa ditindak dengan kebijakan teguran dengan maksud untuk menyadarkan.

"Kalau `kisruh` ini justru ini kelompok yang harus diantisipasi. Karena gerakan ini tujuannya hanya satu, yaitu mosi tidak percaya kepada pemerintah. Kalau sudah melanggar hukum harus ditindak tegas," katanya seperti dikutip sindonews.


Menurutnya, kelompok yang satu tersebut umumnya memanfaatkan situasi pandemi dan mencari celah untuk menyalahkan pemerintah. Ada pun yang mereka lakukan yaitu, membuat propaganda secara masif dengan maksud menghimpun kekuatan untuk tidak percaya lagi pada pemimpin negara.

Hal itu kata dia yang kemudian memunculkan aksi-aksi terorisme, kriminalitas, dan konflik sosial di tengah pandemi covid-19. Beragam aksi memancing kisruh itu sudah terjadi di beberapa daerah.

Dia mengambil contoh di Poso, dimana terjadi penembakan terhadap anggota polisi, Briptu Ilham Suhayar yang berjaga di Bank Mandiri Syariah, Poso pada 15 April lalu. Aksi itu dilakukan oleh dua anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Kasus lainnya, penyerangan terhadap anggota polisi dan pembakaran mobil patroli di Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, Senin (1/6/2020). Di lokasi ditemukan atribut berlambang teroris ISIS.

"Ini harus diwaspadai karena tujuannya membuat kisruh. Mereka ini punya agenda yang dilakukan ke tiga target yaitu polisi, masyarakat dan tempat ibadah," tuturnya.

Dia lantas mneyinggung soal topik pemakzulan presiden yang ingin dibahas oleh Fakultas Hukum UGM. Menurutnya, lagkah tersebut wajar saja, tetapi tidak cukup etis dilakukan saat pandemi sedang berlangsung. Dia menduga ada agenda di balik hal tersebut.

"Momennya tidak etis dilakukan di tengah pandemi. Tapi munculnya teror terhadap panitia, narasumber itu juga tetap harus diusut," jelasnya.

Dengan kejadian tersebut, dia berharap pemerintah memperbaiki komunikasi dengan narasi positif. Termasuk menguatkan sektor intelijen, termasuk pengawasan terhadap gerakan propaganda di media sosial.

"Mereka berada di ruang dunia maya. Patrolis siber perlu ditingkatkan. Jangan diberi ruang pada fitnah, harus ditindak tegas. Karena mereka kompak, satu komunikasi untuk melawan dan menjatuhkan pemerintah," tutupnya.

https://www.law-justice.co/artikel/8...-saat-pandemi/

Drun kadrun.... Siap2 dicidukin ya ...

Kali ini cebong boleh tepuk tangan bahagia...

Quote:
Diubah oleh LordFaries3.0 06-06-2020 00:55
entoprizaradrianu.ku.l
anu.ku.l dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.1K
47
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.2KThread39.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.