c4punk1950...
TS
c4punk1950...
Dilema Dunia Pendidikan Sekolah Di Rumah, Belajar Dari Rumah Apakah Efektif?




Selama pandemi anak-anak sudah beberapa bulan ini dipaksa untuk belajar mandiri di rumah, bisa dibilang ini sekolah dari rumah dengan bahasa kerennya sekolah online. Apakah efektif?

Bagi tenaga pengajar mereka menilai hal ini kurang efektif, tidak ada interaksi kepada si anak lagipula bahan yang diajarkan tidaklah banyak, menggambar, video hafalan, mengerjakan buku tema, video membuat kerajinan tangan dirumah atau sebagainya. Dan semua itu butuh kuota untuk mengirim hasil yang diajarkan kepada wali kelas mereka, ujungnya memang uang.

Apalagi untuk mereka yang tidak punya smartphone, si anak merengek minta ponsel kalau tidak tak bisa belajar dirumah hal itu membuat orang tua yang sedang ditimpa bencana covid karena tak bisa bekerja, berdagang hingga terpaksa dari sebagian mereka orang tuanya pulang kampung karena tak ada kepastian hidup di kota menjadi bingung. Anak-anak mereka ini semakin resah, gundah gulana, apakah mereka masih bisa bersekolah? Nilai mereka nanti seperti apa? Kelulusan saja tidak ada ujian nasional.





Bagi orang tua murid yang hidupnya serba ngepas, sekolah dirumah akan terasa lebih sulit dimana si anak lebih banyak main dibanding belajar, belum lagi uang jajan bertambah banyak dibandingkan mereka belajar di sekolah.

Kalau untuk mereka yang mampu memang tidak terasa sulit, tidak semua yang hidup di Indonesia itu kaum susah. Yang borjuis dan bergaya hedon pun banyak, uang didapat dengan mudah maka terkadang banyak anak broken home karena disayang dengan uang. Etika, rasa sosial anak disuntik mati dengan yang namanya duit.





Maka jangan salahkan mereka kalau anak sekolah zaman sekarang seperti ayam kehilangan induk, ketika diajarkan oleh guru cara menghormati orang lain seakan tidak terima, arogansi dan melawan. Lucunya orang tua yang tidak tahu kelakuan si anak menyalahkan guru-guru yang sudah menghukum anaknya terlalu kejam.

Pantas saja bangsa ini semakin manja, semakin banyak korupsi, semakin banyak tipikal anak yang besarnya nanti adalah bibit penjahat. Karena dari sekolah saja materi adalah hal yang utama, ilmu nomor buncit. "Ente punya materi nilai buruk bisa jadi bagus, masuk sekolah negeri pun jadi mulus" Loh kenapa begitu?



Sekolah di Indonesia terutama untuk masuk negeri jangan harap bisa masuk dengan mudah, tangan-tangan nakal para pegawai diknas yang menyusun strategi membantu kursi-kursi para murid yang punya duit. Mereka membantu dengan cara yang lebih smart, kalau ada transaksi uang dengan orang tua murid otomatis bisa diturunkan jabatannya. Maka sogokan bisa saja berupa hadiah, entah itu burung kicau yang harganya selangit, motor keluaran terbaru, atau petakan sawah? Banyak cara untuk menjadi licik tanpa harus diciduk sebagai tersangka, yang jelas materi memang segalanya.

Dunia pendidikan memang terlihat kejam, dikota saling berebut namun di tempat terpencil sekolah gratispun masyarakat merasa kesulitan bila si anak bersekolah, tak ada yang membantu mengurus pertanian dan peternakan dirumah. Sekolah dianggap tak dapat menghasilkan uang sedangkan hidup itu butuh makan, caranya dengan mencari uang.





Tut wuri handayani seperti slogan tanpa makna ketika pendidikan yang bicara bukan karena ilmu tapi uang. Ing Madya Mangun Karsa tak akan banyak tercipta karena ide anak-anak yang kreatif tak pernah dipedulikan oleh negara, hanya sebagai lumbung suara ketika pemilu tiba. Ing Ngarsa Sung Tulada tidak berjalan sempurna, menjadi pengajar di era modern banyak tantangan dan halangan susah untuk menjadi suri tauladan karena kehormatan saat ini seakan sulit untuk didapatkan, banyak murid yang menganggap guru hanya sebatas pengajar karena sudah dibayar, bukan orang tua mereka seperti masa lalu.

Inilah semua dilema dunia pendidikan saat ini, terlebih lagi sekolah di rumah, belajar dari rumah efektifitasnya juga terganggu! Masihkah akan lahir dari anak-anak kita yang otaknya seperti Pak Habibie? Apa sebenarnya banyak yang pintar namun tak dihargai hingga mereka pun lari keluar negeri? Apalagi banyak orang sukses karena kerja keras dan cerdas dengan pengalaman bukan teori, ribuan lulusan sarjana di Indonesia seperti tak berguna. Kenapa?





Indonesia salah urus, atau yang mau diurus memang nakal? Salam saya c4punk see u next thread.





emoticon-I Love Indonesia

"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





GIF




Diubah oleh c4punk1950... 03-06-2020 23:16
kudanil.laYunie87tien212700
tien212700 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
1.8K
20
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
icon
4.1KThread4.8KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.