djalanloeroesAvatar border
TS
djalanloeroes
Halal Bihalal Hanya Ada di Indonesia, Bermula dari Kerisauan Politik Bung Karno
Setiap momen Idul Fitri, pasti banyak diadakan halal bihalal di mana-mana. Di perkampungan, di perkantoran, bahkan di berbagai instansi pemerintah. Halal bihalal diartikan sebagai pertemuan dengan tujuan untuk saling memaafkan setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Uniknya, halal bihalal ini hanya ada di Indonesia, menjadi tradisi khas bangsa Indonesia. Tak ada di negara lain, bahkan di Malaysia sekalipun yang tradisi Muslimnya banyak kesamaan dengan Indonesia, apalagi di negara-negara Muslim Timur Tengah. 


Presiden Soekarno dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah.  

Kok bisa demikian? Ya, ini karena halal bihalal lahir dari ide presiden pertama RI, Soekarno, dan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Abdul Wahab Hasbullah.

Cerita berawal dari kedekatan Bung Karno dengan K.H. Wahab Hasbullah. Hubungan kedua tokoh ini begitu erat hingga Bung Karno sering menjadikan K.H. Wahab sebagai tempat berkonsultasi dan bertukar pikiran tentang berbagai persoalan bangsa.

Misalnya, ketika Belanda ingin menjajah kembali Indonesia dengan membonceng pasukan NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) dan Sekutu, kemudian NU meresponsnya dengan dikeluarkannya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, resolusi yang berisi perintah untuk mengangkat senjata melawan tentara NICA-Sekutu itu dikeluarkan berkat peran K.H. Wahab setelah mendapat perseutujuan dari K.H. Hasyim Asy’ari, Rois Akbar PB (Pengurus Besar) NU kala itu. Rosolusi Jihad inilah yang memantik pecahnya perang sengit pada 26, 27, 28, dan 29 Oktober 1945 antara tentara Indonesia dan rakyat Surabaya melawan NICA-Sekutu. Puncaknya pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yang menjadi salah satu perjuangan mempertahankan Kemerdekaan paling heroik dalam sejarah Indonesia.

Peristiwa sejarah lainnya yang menandai kedekatan Bung Karno dengan K.H. Wahab adalah saat Pembebasan Irian Barat dari cengkeraman penjajah Belanda. Operasi Trikora (Tri [Tiga] Komando Rakyat), operasi militer untuk merebut Irian Barat dari Belanda, yang diumumkan Bung Karno pada 19 Desember 1961, keluar setelah Bung Karno mendapat restu dari K.H. Wahab. Setelah berbagai perundingan gagal, K.H. Wahab mengizinkan Bung Karno untuk melakukan akhadzahu qahra (mengambil secara paksa) Irian Barat. K.H. Wahab memutuskan hal ini dengan merujuk pada kitab-kitab dari para ulama terkemuka. 


Bung Karno shalat berjamaah dengan masyarakat Muslim.

Kedekatan Bung Karno dengan K.H. Wahab ini juga yang memunculkan ide halal bihalal pada tahun 1948. Berawal dari keprihatinan akan disintegrasi bangsa yang terjadi pasca-Kemerdekaan.

Kekhawatiran perpecahan bangsa dirasakan karena munculnya beberapa pemberontakan yang merongrong keberadaan RI yang baru saja merdeka. Di antara pemberontakan itu adalah DI/TII di Jawa Barat (19 Desember 1948) dan Pemberontakan PKI di Madiun (18 September 1948). Akibatnya, para elite politik pun terpecah dan sulit bersatu.

Menyikapi hal ini, Bung Karno pada bulan Ramadhan 1367 H (1948 M) menemui K.H. Wahab untuk berkonsultasi guna menemukan solusi atas situasi politik yang pengap tersebut. Kemudian K.H. Wahab menyarankan kepada Bung Karno untuk mengadakan silaturahmi bagi para tokoh nasional saat Idul Fitri yang tak lama lagi akan datang. Tujuannya, agar hubungan para tokoh tersebut kembali mencair dan terjalin komunikasi yang baik untuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Bung Karno setuju dengan ide K.H. Wahab, namun menurutnya istilah “silaturahmi” itu kurang menarik. Harus dicari istilah lain yang baru dan lebih menarik.

Kemudian K.H. Wahab mengusulkan istilah “halal bihalal”. Menurut sang kiai, istilah ini tepat digunakan untuk menyatukan para elite politik yang bermusuhan dan saling menyalahkan. Bermusuhan itu haram hukumnya dalam Islam. Karena itu, harus dihalalkan. Caranya, para elite harus bertemu dan duduk satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan satu sama lain.

Bung Karno setuju dengan istilah “halal bihalal”. Maka, pada Idul Fitri 1367 H, diadakanlah halal bihalal di Istana Negara. Bung Karno mengundang semua tokoh politik untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan. 


Halal bihalal yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk yang non-Muslim.

Sejak itulah halal bihalal menjadi hal yang biasa dilakukan dalam momen Idul Fitri, sampai kini. Bahkan kini halal bihalal menjadi perekat persatuan bangsa lebih luas lagi karena lazim mengikutsertakan saudara-saudara sebangsa yang non-Muslim.

Demikian. Terima kasih telah membaca thread ini. Semoga menginspirasi. Dan sampai jumpa pada thread-thread TS yang lain.



***


Kunjungi juga thread TS tentang Bung Karno dan Islam yang berjudul:

Sejarah Digelapkan! Bung Karno Penemu Makam Imam Bukhari. Kaitan dengan Bucek Depp?
https://www.kaskus.co.id/thread/5ebe...d29503db3f2a90



-o0o-




Referensi 3
Referensi 4
Referensi 5
Referensi 6
Sumber foto 1
Sumber foto 2
Sumber foto 3
Diubah oleh djalanloeroes 25-05-2020 14:50
Uprutz
agusrezapratam4
gta007
gta007 dan 37 lainnya memberi reputasi
36
4.6K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
icon
6.5KThread10.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.