Waktu ane kecil, ane sering ditinggal bapak dan ibu ane (ane manggilnya simbok) buat metik padi di desa lain. Dari pagi sampai sore.
Padahal ane masih TK dan adik ane baru 1 tahun.
Tapi kebutuhan hidup yang memaksa orang tua ane untuk berjuang keras bagi anak-anaknya.
Kadang nenek ane yang (maaf) stress, yang nemenin kami berdua.

Dan ane yang masih kecil mesti ngasuh adik ane, tapi ada syaratnya.
Sepulang mereka dari sawah, ane mesti dibeliin tahu isi (di tempat ane namanya tahu brontak).
Simbok ane selalu mengiyakan.
Padahal di sawah, mana ada yang jual begituan?
Anehnya, setiap pulang, simbok ane selalu membawa tahu brontak buat ane.
Setelah besar, baru ane ngeh.
Ternyata upah panen mereka yang berupa gabah, mereka jual untuk membelikan tahu brontak kesukaan ane.

Perjuangan simbok ane, ga sampai situ aja gansist.
Saat ane ikut budhe ane di kota lain, karena budhe ane ga punya anak, ibu ane rutin nengok ane.
Padahal buat sehari-hari aja sudah sulit, tapi sempet-sempetnya nengok ane.

Simbok ane bekerja sebagai buruh tani, karena emang ga punya sawah.
Kedua jempol kaki beliau bengkok ke dalam karena menggendong gabah seberat lebih dari 50 kg lewat pematang sawah yang berlumpur.
Beratnya perjuangan beliau.


15 bulan yang lalu, beliau menelpon ane. Saat itu ternyata beliau sedang sakit. Simbok tinggal bersama adik ane di kota yang berjarak 165 km, dari kota ane.
Simbok menyuruh ane buat datang ke tempat tinggal beliau.
Karena saat itu sedang sibuk dan kondisi keuangan yang belum memungkinkan, ane ga bisa datang. Karena ane pikir, ane harus beberapa hari di sana, ane berniat membereskan pekerjaan ane dulu.dan cari pinjaman uang buat jaga-jaga jika simbok butuh pengobatan serius.
2 hari krmudian, adik ane nelpon bahwa simbok dirawat karena jatuh dari tempat tidur. Ane segera cari pinjaman dan rencana esok hari akan berangkat untuk menengok simbok dan menjaganya di rumah sakit.
Tapi....Allah SWT berkehendak lain.
Pukul 21.30 malam, adik ane nelpon sambil nangis. Bilang bahwa simbok sudah meninggal....
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.
Ane sontak merasa hati tertusuk-tusuk.
Gara-gara ane ga segera datang, ane kehilangan kesempatan untuk bertemu simbok buat yang terakhir kalinya.
Maafkan anakmu yang tidak berbakti ini Mbok.....
Maafkan aku yang mengabaikan permintaan terakhirmu...

Ane benar-benar dicekam rasa bersalah dan penyesalan yang tak terhingga. Hingga saat ini.

Ya Rabb, berikan ampunanMu pada simbokku, dan terimalah segala amal ibadahnya.

Selamat jalan simbok....semoga tenang di sana.
Selamat beristirahat Simbok, semoga bertemu budhe yang engkau sayangi di sana.
Maafkan anakmu ini ya Mbok...
Aku belum sempat meminta maaf padamu selagi engkau hidup...

Simbok.....aku mencintaimu.
Selamat Jalan....

Pesan ane buat agan sista yang masih punya orang tua, janganlah tunda2 untuk menengok orang tua, apalagi yang sedang sakit.
Daripada menyesal kayak ane....