MUF0REVERAvatar border
TS
MUF0REVER
Corona Seperti HIV yang Cepat Bermutasi, Vaksin Pun Sulit Dibuat
Corona Seperti HIV yang Cepat Bermutasi, Vaksin Pun Sulit Dibuat

  Minggu, 24 Mei 2020 -   Minggu, 24 Mei 2020

Penampakan virus corona baru (COVID-19), credit: NIAID-RML    

Virus yang telah bermutasi ini biasanya lebih kuat dibandingkan sebelumnya.

SLEMAN, AYOBANDUNG.COM -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 sudah menginfeksi jutaan umat manusia di berbagai belahan dunia. Bahkan, tidak sedikit orang-orang yang meninggal dunia akibat terjangkit virus tersebut.

Kepala Divisi Pulmonologi dan Penyakit Kritis RSUP Dr Sardjito dr Sumardi mengatakan, virus corona baru ini terus bermutasi cepat. Mutasi terjadi ketika virus mereplikasikan diri di dalam sel dan menyalin kode genetiknya.


Dia menilai, virus corona jenis baru ini merupakan virus RNA. RNA merupakan strain yang saat bertemu dengan inang dapat membuat salinan baru yang bisa terus menginfeksi sel lain.

"Materi genetik Covid-19 adalah RNA dan asam aminonya terus berubah dan mutasi. Berbeda dengan virus DNA yang tidak lebih rentan terhadap perubahan," kata Sumardi, Jumat (22/5/2020).

Pakar Penyakit Dalam Spesialis Paru-Paru (Internis Pulmonologist) FKKMK UGM itu menerangkan, mutasi virus merupakan siklus yang biasa dalam evolusi. Namun, mutasi akan mengubah tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.


Virus yang telah bermutasi ini biasanya lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Kondisi itu berpengaruh terhadap pengembangan vaksin Covid-19. Sebab, virus terus saja bermutasi yang mengubah perilakunya dalam menginfeksi.

Hal itu sama dengan yang terjadi seperti dalam pengembangan vaksin HIV. Hingga saat ini, belum ada hasil pengembangan vaksin yang bisa mencegah penyebaran virus HIV karena terus bermutasi.

Kondisi itu membuat vaksin yang telah dikembangkan hanya sanggup melindungi dari strain virus tertentu dan tidak bisa digunakan untuk virus jenis baru. Karenanya, pengembangan vaksin untuk virus jenis RNA itu menjadi tantangan.

"Termasuk, Covid-19. Kalau sudah ditemukan vaksin ke depan harus diperbarui terus karena virusnya juga terus berubah," ujar Sumardi.

Sumardi merujuk kembali ke sifat-sifat virus RNA yang pada saat multiplikasi dapat terjadi kesalahan membaca kode asam amino yang menyusun gen virus. Sementara itu, vaksin dibuat sesuai unsur-unsur genetik virus RNA sumbernya.

Di sisi lain, saat vaksin sudah bisa dipakai untuk vaksinasi masal, virus RNA sudah mengalami mutasi unsur genetiknya. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap vaksin yang telah dihasilkan menjadikan daya proteksinya berkurang.

"Seperti juga yang terjadi kepada kasus vaksin swine flu," kata Sumardi.

Sumardi menekankan, pengembangan vaksin Covid-19 perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing negara. Pasalnya, virus ini memiliki karakteristik  berbeda tiap negara, bahkan yang di Indonesia berbeda dengan yang di Cina.

Dalam informasi di Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID) telah ada tiga tipe virus SARS-CoV-2 yang dikelompokkan secara global yaitu S, G, dan V. Sayangnya, virus corona di Indonesia tidak masuk ketiga tipe."Dan dimasukan sebagai tipe O, singkatan dari others atau lain-lain," ujar Sumardi.


https://www.ayobandung.com/read/2020...n-sulit-dibuat


Bakalan lama dah emoticon-Traveller

Apalagi pemerintah juga nge gampangin, sekarang aja malah dilonggarkan bahkan ramai2 pasar masih boleh, belum lagi banyak orang yg bodoh, entah itu kadrun, entah itu ebong, bijimane nih emoticon-Bingung

Diubah oleh MUF0REVER 25-05-2020 03:55
balineseryuu
atmajazone
seojoon
seojoon dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3.3K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
icon
669.9KThread40.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.