Hmmm...ngomongin politik? Itu kesan pertama ketika saya ingin menuliskan artikel ringan ini. Sepertinya saya sangat jarang menyentil-nyentil soal politik dalam setiap tulisan saya. Itu karena saya tidak menguasai seribu persen tentang politik, tapi juga tidak bodoh-bodoh amatlah. Mengikuti perkembangan dunia politik tetap saya lakukan, terutama lewat televisi dan media daring (online).

Politik itu, bagi saya, sangat sensitif. Mudah meletupkan ketersinggungan, kemarahan, bahkan dendam. Padahal, tujuan berpolitik itu mulia, yakni memimpin rakyat ini secara demokratis menuju kehidupan yang sejahtera. Keren!!! Salah satu momen terindah sekaligus menegangkan di arena politik adalah pemilihan presiden (pilpres) yang diadakan setiap lima tahun.

Pilpres yang akan datang, tahun 2024. Menurut saya, masih jauuuhhh.... Namun, aroma persaingannya, diakui atau tidak, sudah terasa. Bahkan, di masa pandemi Covid-19 ini, ketika banyak warga bangsa fokus pada perang melawan corona. Tetap saja, beberapa politisi mencari panggung dengan beragam cara. Tentu saja, dengan tujuan menarik hati rakyat agar bersimpati kepada para tokoh politik, terutama yang berpotensi menjadi calon presiden.

Tak perlu saya contohkan beberapa momen persaingan yang bisa kita lihat, dengar, baca, dan maknai serta prediksikan, tapi pencinta politik di tanah air akan mudah setuju bahwa sudah terjadi ancang-ancang untuk pilpres 2024. Sebenarnya, bagi saya, masih jauhlah momen pemilihan presiden yang akan datang.

Ambil sisi positifnya, agar para calon presiden mendatang bisa mempersiapkan diri sejak saat ini, untuk memenangi kompetisi, ini trik rahasianya. Triknya mudah kok, bisa dilakukan para calon presiden dan tim suksesnya.

1. Usir dulu si Covid dan pahami karakter pelupa!
Langkah pertama, mudah. Usir dulu virus corona ini. Fokuskan energi untuk bersama-sama memerangi wabah ini, tak usah buru-buru menghabiskan tenaga dan pikiran untuk saling serang! Selama rakyat masih belum bisa bebas dari pandemi corona atau setidaknya bisa mengatasi virus ini dengan baik, maka rakyat pun tidak akan berpikir ke arah pilpres.

Kesehatan rakyat yang utama. Perekonomian jalan dulu. Aktivitas masyarakat kembali berdenyut, meski harus memasuki kehidupan normal yang baru, atau new normal. Para politisi dan tim suksesnya tak usah grusa-grusu untuk mencari kesempatan menjatuhkan pihak lain. Sia-sia.



Cari muka atau cari simpati agar si calon presiden mendapat dukungan sejak saat ini juga percuma. Kita perlu memahami, dan setidaknya mengakui, bahwa masyarakat mudah lupa. Saat ini memang sedang ingat peristiwa corona dan ingat siapa saja para pemimpin pusat atau daerah yang hebat mengomandoi perang lawan corona ini. Namun, jika tahun depan atau tahun depannya lagi ada isu besar yang lain atau peristiwa hebat lainnya, apa yang terjadi hari ini bisa mudah dilupakan. Karakter pelupa ini perlu dipertimbangkan untuk menyusun strategi bersaing kelak di 2024.

2. Tunjukkan punya program, bukan hanya andalkan karisma kosong
Pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang punya visi dan misi. Nah, itu semua orang setuju, bukan? Tim sukses mana pun akan mengakuinya. Tunjukkanlah bahwa sebagai calon presiden atau peserta pilpres, tokoh-tokoh yang bersaing punya program yang memenangkan hati rakyat. Banyak bidang yang dapat dilirik untuk mengampanyekan program ke depan.

Bidang kesehatan adalah yang termudah. Gali lebih dalam jenis-jenis pelayanan cerdas di bidang kesehatan yang tidak memberatkan rakyat. Buatlah rakyat mengerti bahwa kesehatan mereka diperhatikan dengan baik oleh capres mendatang. Apalagi pengalaman bangsa ini dalam menghadapi Covid-19 bisa dijadikan bahan perenungan dan bahan pengambilan keputusan serta tindakan ke depan berkaitan dengan kesehatan rakyat. Rakyat yang sehat menjadikan bangsa ini kuat!



Selain kesehatan, tentu saja ada perekonomian, pendidikan, budaya, dan kehidupan sosial. Berbagai bidang tersebut akan mengalami perubahan setelah pandemi corona ini. Capres yang bisa menunjukkan program terbaik dan mudah dimengerti, berdasarkan situasi saat ini dan prediksi ke depan, maka dialah yang mudah memenangi persaingan.

Jangan sekadar mengandalkan karisma kosong, yang ditunjukkan dengan kepandaian berbicara di depan umum. Atau, hanya pandai berpidato, tapi penerapan di lapangan masih jauh dari harapan rakyat. Hindari hal ini dan tunjukkan bahwa si capres, termasuk tim suksesnya, tidak hanya ibarat tong kosong nyaring bunyinya. Tidak hanya pintar nyinyir, miskin action. Rakyat pada umumnya, dari golongan apa saja, membutuhkan pemimpin yang cerdas secara konsep, cerdas secara tindakan, dan cerdas memprediksi peluang serta tantangan yang akan dihadapi bangsa ini di masa depan.

Nah, itulah dua trik rahasianya. Tapi, itu dari saya, belum tentu benar loh...karena saya, jujur saja nih, bukan ahli politik. Saya hanyalah seorang warga negara Indonesia yang ingin pemimpinnya, dari kubu mana pun kelak, tidak terus-menerus berantem, gontok-gontokan, saling sindir saling nyinyir. Saya juga mendambakan kehidupan politik yang membuat rakyat ini tidak lupa untuk bahagia. Ya, tidak lupa untuk bahagia sebagai bangsa yang besar! Betapa indahnya jika itu terjadi, tapi kapan ya?


Foto: pixabay.com