Mahfud Md (Kadek Melda Luxiana/detikcom)

Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md menanggapi meme mengenai dirinya yang mengatakan bahwa Indonesia belum dimasuki Corona (COVID-19) pada akhir Februari lalu. Dia mengatakan pernyataan yang dilontarkannya saat itu merupakan data dari jurnal internasional.

"Bukan karena tidak ada COVID, saya katakan sampai hari ini, 29 Februari, itu belum ada COVID dan itu jurnal internasional yang muat, apa laporan internasional, memuat Indonesia satu-satunya negara Asia terbesar yang belum memasuki COVID dulu tanggal 29 Februari, makanya saya ngomong hari itu," kata mahfud saat berbicara di akun YouTube Deddy Corbuzier, seperti dilihat detikcom, Selasa (19/5/2020).

"Lalu saya tanyakan, di mana ada kasus itu, itu kan tidak ada (Corona) memang sampai hari itu. Baru tiga hari kemudian tanggal 2 (Maret) ditemukan kasus pertama," sambungnya.

Mahfud menuturkan pemerintah sudah mengantisipasi masuknya virus Corona sejak akhir Januari lalu melalui rapat kabinet. Dikatakan Mahfud, antisipasi itu dilakukan dengan cara menutup penerbangan dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menuju Indonesia dan sebaliknya.

"Nah begini saya ingin jelaskan tadi akhir Januari itu kita memang sudah rapat, rapatnya itu dimuat oleh koran bahwa Indonesia menutup penerbangan dengan RRT dari Indonesia ke RRT dan RRT ke Indonesia. Pada waktu itu keputusan yaitu bulan Januari tanggal 28 karena itu akhir pekan, dimuat Senin-nya, tapi disebut bahwa keputusan rapat kabinet hari itu. Itu bulan Januari masih lama belum ada," tuturnya.

Pada awal Februari, Mahfud mengaku diminta diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkoordinasi pertemuan para menteri untuk membahas rencana pembangunan rumah sakit (RS) khusus virus menular, seperti Corona. Dia menyebut wacana pembangunan RS tersebut tidak sekontroversial pemulangan mahasiswa warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, ke Natuna.

"Kemudian tanggal 4 Februari presiden meminta saya mengkoordinir pertemuan para menteri untuk membuat rumah sakit khusus karena ada Corona, ini rumah sakit khusus yang di mana tidak jadi kontroversi karena apa? Karena kita menjemput orang dari Wuhan, itu orang pada menular, sehingga berpikir letakkan di tempat khusus saja," jelasnya.

Mahfud mengatakan informasi mengenai rencana pemerintah membangun RS khusus tersebut juga sudah beredar luas di media. Hingga akhirnya Pulau Galang dipilih menjadi lokasi RS khusus tersebut.

"Itu juga sudah dimuat di media medsos secara meluas bahwa pemerintah akan membuat rumah sakit di pulau kosong itu ada beritanya. Nah jadinya apa? Jadinya di Pulau Galang tidak kosong betul tapi dulu bekas penampungan apa namanya pengungsi pengungsi Vietnam di situ dijadikan rumah sakit," ujarnya.

Mahfud membantah pemerintah abai terhadap virus Corona. Dia menyebut pemerintah sudah mempersiapkan segala sesuatu tidak lama setelah Wuhan memberlakukan lockdown.

"Jadi begini, poin dari apa yang saya sampaikan barusan ini pertama tidak benar bahwa pemerintah itu mengabaikan dari awal. Anda tahu lockdown itu di Wuhan tanggal 23 Januari, 28 Januari kita sudah bersikap tidak diam, lalu menyiapkan rumah sakit lalu menyebut orang itu kan di Januari semua," ucapnya

Meski demikian, Mahfud tak menampik bahwa pemerintah berusaha membuat masyarakat tidak panik pada saat itu. Dia mengatakan pemerintah juga tidak pernah menutup-nutupi sesuatu terkait Corona.

"Tetapi kan memang pada saat waktu itu sekarang sudah mulai banyak beredar ya apa yang dikatakan oleh Menteri Kesehatan Terawan ini anggap saja flu biasa karena orang mati oleh flu itu lebih banyak, ini harus dihadapi dengan tenang saja jangan sampai panik. Pada saat itu. Bukan menutupi, mengajak santai saja santai belum masuk dan kita sudah melakukan sesuatu yang bisa diumumkan ke masyarakat," tandasnya.

sumber