Pagimana ye, aye memulainya untuk membuat tulisan enih? Well, hal enih sebenarnya agak sensitif sih untuk dibahas, namun lucu juga dan sangat unik bagi aye. Kenapa tidak? Bayangkan aja, hanya karena malam pertama si istri merasa tidak puas, maka media sosial mulai menjadi pelampiasan dari kekesalannya.
Dan berakhirlah perceraian. Pernikahannya yang hanya terjadi dalam beberapa hari saja, yang kemudian berisikan tentang saling caci-maki, keributan yang pada akhirnya membesar karena media, lalu akhirnya perceraian. Seolah-olah nilai sebuah pernikahan gakda artinya sama sekali. Hanya ada satu hal saja, yaitu bagaimana suami harus memuaskan keinginan istri.
Weh! Enih mah salahnya si pria dalam memilih istri tanpa mengetahui kepribadinya sih menurut aye. Dan salah istri juga yang lebih menonjolkan egonya demi sebuah kepuasan. Hum jadi berpikir apakah mereka benar-benar saling mencintai? Atau ... Entahlah! Yang jelas aku sedikit terkejut dengan berita enih gan-sis.
Terkejut karena media ternyata telah membuat seseorang menjadi malu luar biasa. Bahkan kemungkinan besar setelah postingan itu menyebar, muka sang suami sudah seperti di teplokin kotoran saja. Hum ....
Well, buat aye mah, kesalahan total itu ialah ketika seorang istri membongkar aib suami hingga ke media sosial, bahkan tanpa sensor
.
Tapi enihlah Nyang namanya kehidupan. Tidak selalunya indah dan penuh kenyamanan apalagi kebahagiaan. Semuanya sudah dipersiapkan oleh Allah untuk dijalankan sesuai kadar porsinya masing-masing.