Baru kemarin salah satu youtuber asal Bandung bernama Ferdian Paleka di tangkap polisi karena melakukan hal yang tidak manusiawi dengan memberikan sekardus mie berembel embel bantuan tapi ternyata berisi batu dan sampah. Tidak lama kemudian, muncul lagi youtuber bernama Gritte Agatha yang membuat konten bersama Indira Kalistha dengan statement meremehkan pandemi corona.


sumber link

Seolah tak jera, para youtuber ini membuat konten-konten yang kontroversi, tidak mendidik, bahkan termasuk konten sampah dengan tujuan untuk mengundang banyak viewers di video mereka.

Fenomena konten sampah atau tidak berguna sangat menjamur di Indonesia dan banyak kita jumpai di semua platform, salah satunya youtube. Fenomena ini terjadi karena jiwa "nyinyir" masyarakat Indonesia yang sudah sangat terkenal bahkan sampai mancanegara.


sumber link

Netizen Indonesia kebanyakan suka sekali berkomentar tentang apapun. Media sosial milik Han So Hee yang berperan sebagai selingkuhan di "The World Of Married" contohnya, Media Sosial Han So Hee banjir komentar negatif dari netizen Indonesia.

Seperti halnya youtube, yang sekarang perannya menggantikan televisi elektronik. Banyaknya konten sampah karena konten tersebut sangat "menjual". Netizen akan beramai ramai membully si pembuat konten hingga viewers membludak dan mengundang banyak prodak untuk memasang ad sense di video kontroversi tersebut.

Layaknya hukum ekonomi, terjadinya suatu penawaran karena adanya permintaan. Menjamurnya konten sampah karena adanya viewers yang menonton.

Lalu, apakah solusi yang tepat untuk memberantas konten-konten sampah tersebut?? Mudah saja, pertama hilangkan jiwa "nyinyir" yang mungkin agan dan sista miliki. setiap liat konten tidak bermoral jangan ikut nonton, nanti yang membuat akan senang karena mendapat "panggung". Kedua, Laporkan konten tersebut, konten tidak mendidik seharusnya segera dilaporkan ke media dimana dia dibuat agar dapat segera di hapus.

Dengan begitu, kita juga ikut menekan jiwa jiwa yang ngebetviral dengan cara apapun tanpa memikirkan resiko.


sumber link

Jenuh sekali rasanya melihat banyak konten kreator yang membuat konten hanya bertujuan demi viewers tanpa memikirkan dampak dan resiko atas konten yang mereka buat. Polanya sama!! Buat konten >> Viral >> dikritik dan dihujat netizen >> buat permohonan maaf. Basi bos!


sumber link

Sekarang tahun 2020, bertambahnya ilmu bumi bukan makin pintar tapi malah makin keterbelakangan. Stop memviralkan konten sampah berisi prank-prank gak jelas! Prank settingan dan apapun itu.

Marilah menjadi netizen yang cerdas, karena jejak digital itu selamanya gan dan sist, coba pikirkan bagaimana anak atau cucu kita menemukan kelakuan tidak senonoh kelak??

Terimakasih telah mampir di trit ane yang juga nyinyir.

Salam Kewarasan Mental
Yunike Selviana